Longsor Gunung Kuda
Dendi Irmawan Jadi Korban Longsor Gunung Kuda, Fitria Tidak Sangka Ayahnya Tertimbun Saat Bekerja
Dendi Irmawan, korban peristiwa longsornya galian C Gunung Kuda, Cirebon, dimakamkan di TPU Cimenyan, Sabtu (31/5/2025) pukul 09.00 WIB.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dendi Irmawan (45) jadi salah seorang korban peristiwa longsornya galian C Gunung Kuda, Kecamatan Dukuh Puntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/5/2025).
Dendi merupakan warga Kampung Sukasari, Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Putri Dendi, Fitria Nuraini (15) hanya berdiam diri di ruang tamu, menyambut para pelayat dan kerabat yang datang ke rumahnya.
Fitria merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.
Wajahnya masih sembab dan napasnya terasa berat.
Air matanya sudah tampak mengering dari kedua matanya yang terlihat memerah.
Fitria bercerita, dirinya mendapatkan kabar sang ayah tertimbun di area pertambangan Gunung Kuda, Jumat (30/5/2025), sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca juga: Tinjau Lokasi Longsor Gunung Kuda Cirebon, Gubernur Dedi Mulyadi Bersedia Jadi Ayah Asuh Korban
"Pas dengar kabarnya, saya lagi di rumah. Mama waktu itu lagi kerja. Kakak yang kasih tahu. Awalnya dia bilang, 'doain bapak ya', kata kakak bapak ketimbun tapi belum pasti. Engga lama setelah itu, ada kabar bapak meninggal dunia," kata Fitria saat ditemui Tribun Jabar di rumahnya, Sabtu (31/5/2025).
Seketika mendengar kabar mengejutkan tersebut, Fitria tidak menyangka bahwa sang ayah tercinta meninggal dunia tertimbun saat bekerja.
Perasaannya tercampur aduk antara sedih sekaligus tak percaya.
"Sebenarnya, bapak tuh libur pada hari Jumat. Tapi bapak memaksa kerja. Emang bapak tuh kalau dikasih tahu susah, pendiriannya kuat. Saya tahu kalau bapak kerja di tambang, terus sama istrinya di sana punya warung. Kalau sama ibu saya kan sudah cerai," kata Fitria.
Dendi sudah merantau ke Cirebon sejak 2019, sedangkan Fitria tinggal bersama ibunya di Bandung, Jawa Barat.
Dirinya mengaku terakhir bertemu sang ayah tiga tahun lalu, meski mereka kerap berkomunikasi lewat telepon.
"Seringnya teleponan, video call. Terakhir telepon itu pas saya lagi ujian kemarin, tapi enggak keangkat. Katanya dia mau ngirim uang jajan, terus suruh telepon balik. Tentu kehilangan bapak shock banget, sedih juga," jelas Fitria.
Jenazah Dendi baru tiba di Kabupaten Bandung, Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 03.00 WIB usai proses autopsi selesai.
Jenazah Dendi dikebumikan di TPU Cimenyan, Sabtu (31/5/2025) pukul 09.00 WIB.
"Dimakamin di sini (Cimenyan) karena kemauan saya dan kakak, karena kalau di sana Cirebon nanti jauh. Keluarganya bapak juga banyaknya di sini," tutur Fitria.
Baca juga: Longsor Tambang Galian C di Gunung Kuda Cirebon Menewaskan 14 Orang, Ini 5 Fakta yang Tercatat
Jadi Ayah Asuh
Di sisi lain, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi datang ke lokasi longsor di area penambangan Gunung Kuda, Sabtu (31/5/2025).
Usai mengunjungi lokasi longsor Gunung Kuda, Dedi mengucapkan duka mendalam atas musibah tersebut.
"Saya baru saja selesai melihat langsung lokasi longsor di penambangan Gunung Kuda. Saya juga menengok salah satu korban, seorang ibu pedagang minuman yang kini berstatus janda dan memiliki empat orang anak," kata Dedi dalam pernyataan video yang diunggah melalui media sosial dan dikonfirmasi ulang oleh Kompas.com.
Hingga saat ini, sebanyak 14 korban meninggal dunia telah ditemukan.
Sementara, 11 lainnya diperkirakan turut menjadi korban, namun belum ditemukan.
Dedi berujar, dua dari empat anak korban sudah menikah.
Baca juga: Detik-detik Longsor Gunung Kuda, Yaman: Kejadiannya Mendadak dan Persis Seperti Tsunami
Satu anak sedang memersiapkan diri untuk bekerja di Jepang dan satu lagi masih duduk di bangku kelas 1 SMA.
Dedi memastikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menanggung penuh biaya pendidikan seluruh anak-anak yang orangtuanya menjadi korban dalam tragedi ini.
"Dan saya bersedia untuk menjadi ayah asuh dari mereka semua," ujar Dedi.
Dedi menegaskan pentingnya tanggung jawab moral dalam pengelolaan kegiatan usaha, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan dan keselamatan kerja.
"Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi kita bahwa siapapun yang menjadi tuan harus mengelola pengusahanya dengan baik, bertanggung jawab terhadap seluruh peristiwa yang terjadi," tutur Dedi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Siap Jadi Bapak Angkat Anak-anak Korban Longsor Tambang Galian C di Gunung Kuda Cirebon
Seperti Tsunami
Sementara itu, Yaman (32) ungkap detik-detik longsor Gunung Kuda.
Pria asal Desa Cikeduk, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon,Jawa Barat, tersebut sehari-hari bekerja menjadi kuli muat batu di Gunung Kuda bersama rekan-rekannya.
Saat ini, Yaman menanti kabar baik tentang mertuanya yang tertimbun dalam longsor itu.
Saat kejadian longsor pada Jumat (30/5/2025), Yaman berada di lokasi bersama puluhan pekerja lainnya termasuk mertuanya yang hingga kini belum ditemukan keberadaannya.
Yaman menceritakan detik-detik longsor di Gunung Kuda yang terjadi kira-kira pukul 10.00 WIB tepat.
Saat kejadian, para kuli bekerja memuat batu yang telah ditambang ke mobil truk untuk diangkut.
Baca juga: 14 Pekerja Tambang Meninggal Akibat Longsor, Pemilik Galian C Gunung Kuda Cirebon Diperiksa Polisi
"Saat itu, kejadiannya mendadak, dan persis seperti tsunami. Saya sedang memuat batu ke mobil spontan langsung lari, Alhamdulillah selamat," kata Yaman saat ditemui di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Sabtu (31/5/2025).
Yaman menyebut, peristiwa kali ini sangat mendadak meski sesaat sebelumnya sempat terjadi runtuhan batu-batu kecil, tetapi para pekerja mengabaikannya, dan terus menambang batu.
Dia menerangkan, kurang dari lima menit setelahnya batu-batu besar di Gunung Kuda langsung ambruk dan menimpa seluruh mobil truk hingga alat berat eksavator yang berada di lokasi.
"Saya langsung lari ketika melihat longsoran itu, dan teman-teman pekerja yang lain kemungkinan enggak sempat, karena kejadiannya cepat sekali kira-kira hanya lima detik langsung rata semua," terang Yaman.
Baca juga: Teridentifikasi, Ini Daftar 14 Korban Meninggal Dunia Akibat Longsor Galian C di Gunung Kuda Cirebon
Yaman langsung berbalik setelah longsoran berhenti dan seketika badannya terasa lemas hampir tidak dapat bergerak serta kepalanya pun terasa pusing.
"Saya syok, langsung lemas dan pusing, kemudian teringat mertua yang ikut kerja memuat batu, karena lokasinya sudah rata tertimbun longsoran batu dari atas," jelas Yaman.
Kini, Yaman hanya bisa berdoa agar mertuanya segera ditemukan dalam kondisi utuh dan tubuhnya tidak hancur tertimbun material longsoran batu di Gunung Kuda.
Yaman mengakui, keluarganya telah menerima kepergian mertuanya meski sempat syok saat mendengar mengenai kejadian tersebut, bahkan istrinya pun langsung jatuh pingsan.
"Kemarin, istri dan ibu mertua saya langsung pingsan ketika saya memberitahukan kejadian ini, tetapi sekarang sudah ikhlas, semoga segera ditemukan," papar Yaman. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Cerita Saksi Mata Longsor Gunung Kuda Ungkap Detik-detik Kejadian: Persis seperti Tsunami, https://jabar.tribunnews.com/2025/05/31/cerita-saksi-mata-longsor-gunung-kuda-ungkap-detik-detik-kejadian-persis-seperti-tsunami.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.