Kebijakan Dedi Mulyadi Dikritik, Lemhanas : Tidak Semua Diselesaikan Lewat Pendidikan Militer 

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal anak nakal dibawa ke barak militer

tangkapan layar
KRITIK KEBIJAKAN KDM - Gubernur Lemhanas RI Ace Hasan Syadzily di kantornya, Selasa (20/5/2025). Ace mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukan anak nakal ke barak militer, dia menyebut tidak semua diselesaikan lewat pendidikan militer 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal anak nakal dibawa ke barak militer

Penanganan terhadap anak-anak masalah tidak semata-mata dilakukan melalui pendekatan militer. 

Gubernur Lemhanas RI, Ace Hasan Syadzily mengatakan, pendidikan terhadap anak tentu harus sesuai dengan proses perkembangan pertumbuhan anak. 

"Karena kita tahu bahwa proses pendidikan itu harus mempertimbangkan pertama aspek emosional, intelektual dan juga spiritual dari anak tersebut," kata Ace yang dikutip pada Rabu (21/5/2025). 

Menurut dia, tumbuh kembang anak pasti selalu dipengaruhi oleh lingkungan, baik sosial, keluarga maupun hak asuh dari orang tuanya. 

Karena itu, penanganan terhadap anak tentu harus dilihat dari perspektif yang komprehensif, tidak hanya ditekankan pada aspek fisik. 

Baca juga: Minta Maaf, Ini Harapan Dedi Mulyadi setelah Pelaksanaan Pendidikan Berkarakter di Barak Militer

"Tetapi harus dilihat adalah juga penanganan dari hulu sampai hilir. Anak-anak terbentuk karakternya itu salah satunya adalah dari proses pendidikan yang selama ini terbentuk, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun sosialnya," jelas dia. 

"Karena itu kalau kita ingin misalnya menyelesaikan berbagai persoalan terkait dengan anak yang dinilai mengalami penyimpangan perilaku, saya kira harus dilihat akar persoalannya," tegasnya 

Menurut dia, masih banyak institusi lain, selain pendidikan, yang dapat dilibatkan, seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Dinas Perlindungan Anak. 

“Bagi kami, sebaiknya ada institusi-institusi yang bisa dijadikan sebagai memperbaiki perilaku anak tersebut. Dan kita sudah banyak institusinya, selain lembaga pendidikan, kan ada juga KPAI atau misalnya ada Dinas Perlindungan Anak dan lain sebagainya," ungkap dia. 

Politikus Partai Golkar ini menambahkan, karakter anak terbentuk dari lingkungan sosial, keluarga, serta sistem pengasuhan yang selama ini mereka alami. 

Dengan begitu, solusi pendidikan tidak bisa disamaratakan bagi seluruh anak. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Menangis Sambil Peluk Siswa yang Dipulangkan setelah Ikut Pendidikan di Barak Militer

"Tidak semua bisa diselesaikan itu secara dalam tanda kutip pendidikan militer," imbuhnya. 

Ace juga menekankan bahwa pendidikan militer bukan ditujukan bagi anak-anak yang bermasalah secara perilaku, melainkan bagi mereka yang terbaik dan terpilih untuk menjadi calon pemimpin bangsa. 

"Ini bapak-bapak kita di belakang ini (menunjuk para perwira tinggi TNI) pendidikan militer, ini orang-orang yang terbaik. Jadi, jangan sampai terstigma bahwa kalau orang nakal dimasukkan ke barak militer," tutur Ace. 

Ia menilai, kebijakan semacam itu perlu dikaji lebih lanjut agar tidak menciptakan pendekatan yang keliru dalam mendidik generasi muda. 

Pendidikan, kata dia, harus sejalan dengan aspek emosional, intelektual, dan spiritual anak. 

Dalam momen itu, Ace juga mengaku tak memiliki kajian soal kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirimkan anak nakal ke barak militer

"Kami terus terang saja tidak memiliki kajian khusus terkait dengan kerja sama Pemprov Jabar mengirimkan anak-anak ke barak militer," pungkasnya. 

Baca juga: Begini Jawaban Tegas Dedi Mulyadi saat Pendidikan Siswa Bermasalah di Barak Militer Dikritik KPAI

Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jabar bekerja sama dengan TNI untuk membina siswa-siswi yang dianggap bermasalah ke barak militer

Sebanyak 273 siswa sebelumnya telah mengikuti pendidikan militer di barak militer Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Hari ini, mereka semua rencananya selesai menjalankan pendidikan tersebut. 

Program ini merupakan bagian dari penanganan siswa bermasalah di Jawa Barat yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved