Konklaf

Momen Sakral Saat Kardinal Suharyo Bersumpah Menjaga Rahasia Konklaf di Atas Kitab Suci

Dengan suara yang lembut dan sepenuh hati Kardinal Suharyo mengucapkan sumpah dalam bahasa Latin.

Editor: Joanita Ary
Instagram @humaskaj
KARDINAL SUHARYO UCAP SUMPAH -- Prosesi Konklaf pada 7 Mei 2025 dimulai, para Kardinal Elektor, termasuk Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menjalankan prosesi sakral di Kapel Paulina, Vatikan. Prosesi tersebut diantaranya adalah mengikuti Misa Kudus peneguhan, dimana semua Kardinal dari berbagai belahan penjuru dunia berjalan dengan rapi menuju Kapel Sistina sambil melantunkan puji-pujian “Veni Creator Spiritus” 

WARTAKOTALIVECOM, VATIKAN – Prosesi Konklaf pada 7 Mei 2025 dimulai, para Kardinal Elektor, termasuk Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menjalankan prosesi sakral di Kapel Paulina, Vatikan.

Prosesi tersebut diantaranya adalah mengikuti Misa Kudus peneguhan, dimana semua Kardinal dari berbagai belahan penjuru dunia berjalan dengan rapi menuju Kapel Sistina sambil melantunkan puji-pujian “Veni Creator Spiritus”

Puji-pujian itu merupakan mazmur yang bermakna mengundang Roh Kudus agar membimbing setiap hati dan pikiran selama pemilihan Paus baru

Baca juga: Asap Hitam dari Cerobong Kapel Sistina dan Harapan yang Belum Tiba

Kemudian setibanya di depan pintu Kapel Sistina, setiap Kardinal diberi kesempatan untuk meneguhkan kesungguhan mereka dalam menjaga kerahasiaan mutlak proses Konklaf.

Dari rekaman video pada akun media sosial Humas Keuskupan Agung Jakarta, tampak Kardinal Suharyo meletakkan tangan kanannya di atas Kitab Suci.

Alkitab yang dibuka adalah kitab Injil Lukas bab 10.

Dengan suara yang lembut dan sepenuh hati Kardinal Suharyo mengucapkan sumpah dalam bahasa Latin.

Momen ini bukan sekadar simbolisme, melainkan pemenuhan ketentuan Apostolic Constitution Universi Dominici Gregis, konstitusi yang mengatur tata cara Konklaf yang menegaskan bahwa setiap Kardinal wajib memelihara “inviolable secrecy” atas semua diskusi dan keputusan hingga Paus baru diumumkan

Dan setelah seluruh Kardinal mengucapkan sumpah di atas Kitab Suci, Master of Pontifical Liturgical Celebrations mengumandangkan komando “Extra omnes!” (“semua orang keluar!”).

Dengan tertutupnya pintu Kapel Sistina, dunia luar benar-benar terkunci, menyisakan hanya para pemilih yang kini terisolasi untuk mengundang bimbingan Roh Kudus dalam setiap bulat suara mereka

Bagi Kardinal Suharyo yang tiba di Roma sejak 4 Mei lalu dan menjadi perwakilan Indonesia serta Asia dalam Konklaf ke-76, ritual ini mengandung makna ganda.

Baca juga: Mendung Menyelimuti Kapel Sistina Menghantarkan Para Kardinal Memulai Konklaf

Di satu sisi, ia memaknai janji kerahasiaan sebagai bentuk hormat tertinggi terhadap tradisi Gereja; di sisi lain, ia menyadari tanggung jawab besar untuk memilih sosok yang kelak akan menahkodai lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia

Kini, setelah sumpah kerahasiaan terpatri, para Kardinal, termasuk Suharyo, mulai melakukan pemungutan suara yang dijadwalkan dua kali pagi dan dua kali sore sampai tercapai dua pertiga mayoritas.

Asap hitam atau putih yang mengepul dari cerobong atas Kapel Sistina akan menentukan nasib Gereja Katolik untuk enam atau delapan tahun ke depan atau lebih dengan Paus baru sebagai gembala umat dan kepala Negara Vatikan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved