Ada Tulisan 'Lorem Ipsum' di Tugu Titik Nol IKN, Begini Pembelaan Otorita IKN

Tulisan 'Lorem Ipsum Dolor Amet, Consectetuer Idipiscing Elit' tidak ada makna khusus atau keterkaitan dengan IKN.

Editor: Joanita Ary
Kompas.com
LOREM IPSUM -- Ramai di media sosial foto papan Tugu Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) bertuliskan 'Lorem Ipsum Dolor Amet, Consectetuer Idipiscing Elit'. 

WARTAKOTALIVECOM, JAKARTA – Ramai di media sosial foto papan Tugu Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN) bertuliskan 'Lorem Ipsum Dolor Amet, Consectetuer Idipiscing Elit'.

Tulisan tersebut mejadi perhatian publik, karena tulisan lorem ipsum dolor sit amet muncul pada bagian kolom yang kosong saat hendak memasukkan teks ke dalam sebuah desain.

Menurut situs Lipsum.com, lorem ipsum dolor sit amet adalah teks dummy atau contoh teks di dunia percetakan.

Menanggapi hal ini, Plt. Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan papan Tugu Titik Nol IKN tersebut seharusnya memuat penjelasan mengenai asal-usul dan sejarah pembangunan IKN.

"Signage (tugu) tersebut nantinya akan memuat narasi tentang asal usul serta menceritakan sejarah berdirinya IKN," jelas Danis

Selain itu Danis juga menyampaikan OIKN akan mengganti tulisan tersebut.

Sementara, narasi mengenai sejarah IKN saat ini masih dalam proses pengerjaan.

"Saat ini stiker dengan narasi yang benar dalam proses produksi," tutur Danis.

Selanjutnya ia juga menegaskan tulisan 'Lorem Ipsum Dolor Amet, Consectetuer Idipiscing Elit' tidak ada makna khusus atau keterkaitan dengan IKN. Tulisan tersebut sifatnya sementara.

"Kata "Lorem Ipsum" adalah teks standar yang digunakan sebagai pengisi narasi sementara. Teks tersebut tidak memiliki arti khusus," ujar Danis.

Kemudian berdasarkan foto yang diberikan OIKN, papan Tugu Titik Nol IKN sudah ditutup dengan plastik berwarna biru.

Sementara itu, seperti dilansir dari Kompas.com tulisan "Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua" merupakan literatur Latin klasik yang dicetuskan filsuf dan sastrawan Romawi bernama Marcus Tullius Cicero pada 45 SM.

Kalimat tersebut memiliki makna yakni "Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah-payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar".

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved