Cerita Deka Ramanda, Gemari Skateboard Sejak Usia 11 Tahun, Minta Pemerintah Tambah Skate Park

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Sejak usia 11 tahun, Deka Ramanda (17) sudah tertarik dengan olahraga skateboard. Meski dikenal sebagai olahraga ekstrem dengan risiko cedera tinggi, hal itu tidak menyurutkan semangatnya.

Deka bercerita bahwa ketertarikannya bermula saat melihat temannya bermain skateboard di depan rumahnya di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Sejak saat itu, ia mulai menabung untuk membeli papan skateboard pertamanya pada tahun 2019.

“Waktu itu saya beli yang murah dulu, sekitar Rp 200 ribu, buat belajar,” ujarnya.

Namun karena ingin berlatih lebih serius, Deka kemudian membeli skateboard bekas yang lebih layak dengan harga sekitar Rp 600 ribu.

“Saya mulai main sejak 2019, sudah sekitar enam tahun. Trik pertama yang saya pelajari itu ollie (lompatan dasar tanpa tangan),” kata Deka saat ditemui Warta Kota di skatepark Kolong Flyover Palmerah, Jakarta Barat, pada Sabtu (12/4/2025) dini hari.

Setelah menguasai ollie, Deka mulai belajar trik lain seperti kickflip (trik papan berputar horizontal di udara) dan shuvit (trik papan berputar 180 derajat di bawah kaki).

Selama bermain skateboard, Deka, yang lahir pada 29 Desember 2007, mengaku pernah mengalami cedera cukup serius, seperti pergeseran tulang siku tangan kirinya.

Meski begitu, ia tak menyerah.

“Cedera tapi tetap main. Sembuhnya sekitar dua sampai tiga bulan,” ucapnya.

Deka biasa berlatih di bawah kolong flyover Palmerah dan di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Ia bersyukur karena orang tuanya tidak pernah melarang selama aktivitas bermain skateboard tidak mengganggu sekolah.

Biasanya, Deka mulai latihan dari pukul 19.00 WIB hingga sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah itu, ia pulang untuk belajar dan beristirahat.

“Sekarang lagi PKL (Praktik Kerja Lapangan), jadi latihan bisa sampai jam 2 pagi,” katanya.

Harap Pemerintah Tambah Fasilitas Skateboard