Berita Jakarta
Curhat Nasabah Bank DKI Gegara JakOne Mobile Error: Malu Tak Bisa Pakai QRIS Mau Bayar di Restoran
Nasabah Bank DKI gegara JakOne Mobile Alami Gangguan: Malu Tak Bisa Pakai QRIS Mau Bayar di Restoran
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aplikasi JakOne Mobile milik Bank DKI mengalami gangguan sebelum dan saat Hari Raya Idulfitri 2025.
Hal ini menyebabkan banyak nasabah kesulitan dalam melakukan transaksi seperti transfer, tarik tunai, dan pembayaran digital pada momen Lebaran.
Keluhan terkait gangguan ini pun disampaikan sejumlah nasabah Bank DKI, misalnya seorang wanita bernama Nabilah (26).
Ia mengaku sudah menjadi nasabah Bank DKI sejak 2018, karena pekerjaannya sebagai pegawai honorer Pemprov Jakarta.
JakOne Mobile mengalami gangguan pada Selasa (1/4/2025) saat dirinya melakukan transfer ke bank lain.
"Dari awal bulan enggak bisa ngapa-ngapain karena JakOne enggak bisa transfer ke bank lain. Untuk transfer ke sesama Bank DKI bisa," ujarnya, kepada Warta Kota pada Senin (7/4/2025).
"Dari bank lain juga enggak bisa transfer ke (Bank) DKI. Jadi yang bisa benar-benar cuman transaksi antara (Bank) DKI aja," lanjutnya.
Ia membuka rekening Bank DKI untuk menampung gaji bulanan, kemudian dipindahkan ke rekening lain.
"Errornya tuh paling ya aplikasi enggak bisa dibuka, tapi itu juga terjadi pas lagi momen gajian aja. Selain itu enggak pernah selama ini," kata dia.
Nabilah pun menyarankan agar pemberitahuan pemeliharaan sistem juga dilakukan di pop up aplikasi JakOne Mobile.
"Kalau memang mau ada maintenance, dikasih tahu di pop up notifikasi, jadi kami nasabah juga tahu dan jangan lama-lama maintenance," ucapnya.
"Bank lain rata-rata kalau maintenance cuman beberapa jam dan di jam malam. Lah ini sampai berhari-hari," sambung Nabilah.
Pengguna JakOne Mobile lainnya, Nur Ihsan juga mengeluhkan gangguan yang terjadi sejak hari H Lebaran atau Senin (31/3/2025) hingga hari ini.
"Dari Lebaran sampai hari ini. Terhitung sudah sepekan ya," tutur dia, saat dihubungi Warta Kota.
Tak seperti Nabilah, Ihsan tak bisa melakukan transaksi ke Bank DKI maupun bank lain.
Ia bahkan mengaku malu saat tak bisa melakukan pembayaran digital di restoran.
"Pernah saya di resto pas mau bayar (pakai) QRIS-nya, enggak bisa, malu banget," katanya.
"Pada akhirnya teman ada cash, pinjam (uangnya) dulu," lanjut Ihsan.
Dirinya menyayangkan gangguan layanan aplikasi JakOne Mobile terjadi pada saat momen Hari Raya Idulfitri.
"Parahnya di momen Lebaran. Harusnya ini enggak terjadi," tutur dia.
Tanggapan Anggota Dewan Soal Bank DKI Masih Alami Gangguan
Layanan Bank DKI hingga kini masih bermasalah. Bank Pembangunan Daerah (BPD) itu mengalami gangguan sejak Sabtu (29/3/2025) lalu.
Diduga gangguan yang dialami adalah serangan atau kejahatan siber.
Karenanya DPRD DKI Jakarta mendesak direksi Bank DKI agar menempuh jalur hukum.
Baca juga: Terkena Imbas Penutupan Sritex, DPRD DKI Ingatkan Bank DKI Soal Pengelolaan Keuangan
Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mengatakan, gangguan itu membuat nasabah kesulitan untuk melakukan transfer antarbank. Bahkan gangguan tersebut, kata dia, masih berlangsung hingga saat ini.
“Nasabah yang ingin transfer antar bank harus menarik uang mereka terlebih dahulu baik lewat Anjungan Tunai Mandiri (ATM), maupun Kantor Cabang, dan menyetornya ke bank tujuan secara manual,” ujar Justin pada Jumat (4/4/2025).
Atas persoalan ini, Justin meminta pimpinan Bank DKI untuk melakukan langkah-langkah tegas terhadap gangguan hukum yang mungkin sebenarnya terjadi.
Momentum gangguan ini menimbulkan tanda tanya tersendiri bagi dewan, karena sekitar satu bulan lalu di PSI menerima aduan masyarakat terkait adanya dugaan aktivitas peretasan sistem elektronik perbankan yang merugikan Bank DKI.
“Berdasarkan informasi yang kami dapatkan tersebut, nominal kerugiannya juga tidak sedikit,” ucap Sekretaris Komjsi E DPRD DKI Jakarta ini.
Justin mengaku, pihaknya belum berkesempatan untuk menelusuri lebih lanjut aduan tersebut.
Akan tetapi, ia meminta pihak Bank DKI untuk segera melaporkan indikasi serangan siber kepada lembaga penegak hukum bilamana hal itu benar terjadi.
“Kami mendorong Dirut Bank DKI untuk segera melibatkan pihak penegak hukum untuk menyelidiki gangguan tersebut," ucapnya.
Justin juga menegaskan bahwa Bank DKI tidak semestinya berdiri sendiri bilamana sedang menghadapi serangan siber.
Dia berujar, Bank DKI tidak berdiri sendirian dalam menghadapi kejahatan siber.
“Ada rekan-rekan Bank Indonesia, OJK, Polri, dan Kejaksaan yang dapat membantu menguak serta menjerat pihak-pihak mana saja yang terlibat,” lanjutnya.
Justin mengingatkan pimpinan Bank DKI kalau langkah tegas seperti itu diperlukan untuk menjaga kepercayaan nasabah yang menjadi kunci dalam keberlangsungan dan keberhasilan bisnis perbankan ke depannya.
Baca juga: Hadirkan Panggung Jakarta Bergoyang, Bank DKI Ramaikan Perayaan Malam Tahun Baru 2025 di Jakarta
“Dalam kasus ini, Dirut Bank DKI beserta jajaran harus ingat bahwa kepercayaan nasabah sangat penting bagi mereka. Pada tahun 2023 lalu, sebanyak 2,23 juta pengguna mengakses aplikasi JakOne Mobile dan mempercayakan uang mereka kepada Bank DKI,” paparnya.
“Kami khawatir gangguan yang dialami oleh para nasabah akan menurunkan kepercayaan nasabah terhadap Bank DKI. Jangan sampai para nasabah melakukan bank rush atau penarikan uang dalam jumlah besar secara bersamaan, karena jika itu terjadi, maka Bank DKI sendiri yang akan dirugikan,” pungkasnya.
Rumah Uya Kuya di Duren Sawit Dirusak Massa, Ruang Tamu, Dapur hingga Kolam Renang Hancur Berantakan |
![]() |
---|
Rumah Uya Kuya Dirusak hingga Dijarah Massa, Kaca Hancur hingga Banyak Coretan di Dinding Rumah |
![]() |
---|
Jakarta Baik-baik Saja, Pramono Buktikan CFD Tetap Ramai Warga |
![]() |
---|
Kondisi Rumah Uya Kuya setelah Dirusak dan Dijarah Massa, Kucing Peliharaan hingga Closet Ikut Raib |
![]() |
---|
9 Pelaku Penjarahan Rumah Uya Kuya di Duren Sawit Jaktim Ditangkap, Polisi Dalami Peran Mereka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.