Viral Media Sosial
Ngaku Jagoan Cikiwul Pakai Rompi LSM GMBI, Ini Fakta Soal Suhada, Preman yang Minta THR di Bekasi
Ngaku Jagoan Cikiwul Gagah Pakai Rompi LSM GMBI, Ini Fakta Soal Suhada, Preman yang Minta THR ke Pabrik di Bekasi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sosok Suhada, pria bertubuh tambun yang meminta uang Tunjangan Hari Raya (THR) di salah satu pabrik plastik Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat viral di media sosial.
Kecaman pun dilontarkan masyarakat.
Tak hanya kepada sosok Suhada, tetapi juga dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
Pasalnya, Suhada diketahui mendatangi sebuah perusahaan dengan mengenakan rompi hitam yang dilengkapi logo LSM GMBI, serta kaus merah marun.
Di bagian punggung rompi yang dikenakannya terpasang logo LSM GMBI berwarna hitam.
Emblem bendera Merah Putih dan nama juga terpasang di bagian dada kanan rompi tersebut.
GMBI Distrik Kota Bekasi menegaskan bahwa Suhada alias 'Jagoan Cikiwul' bukanlah anggotanya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris LSM GMBI Distrik Kota Bekasi, Asep Sukarya, dalam rekaman video yang diterima Kompas.com pada Jumat (21/3/2025).
"Secara tegas kami nyatakan bahwa yang bersangkutan atau oknum tersebut bukanlah anggota LSM GMBI," kata Asep, Jumat.
Namun, Asep menegaskan lembaganya tidak pernah merilis atribut rompi tersebut untuk anggotanya.
Asep merasa tindakan Suhada telah mencatut nama LSM GMBI untuk kepentingan pribadi.
"Artinya, oknum tersebut diduga telah mencoreng nama lembaga untuk kepentingan pribadi dan kami akan mengusut tuntas oknum tersebut," tegasnya.
Lebih lanjut, Asep mengungkapkan bahwa LSM GMBI Distrik Kota Bekasi telah menginstruksikan seluruh anggotanya untuk tidak meminta tunjangan hari raya (THR), baik kepada pemerintah maupun pihak swasta.
Ia berjanji akan mengambil tindakan tegas sesuai peraturan organisasi jika ada anggota yang melanggar instruksi tersebut.
"Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai peraturan organisasi," imbuhnya.
Suhada Sampaikan Klarifikasi, Ini Alasannya Marah Besar
Aksi Suhada, pria yang mengaku sebagai Jagoan Cikiwul yang meminta uang Tunjangan Hari Raya (THR) di salah satu pabrik plastik Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat viral di media sosial.
Namun, tak berselang lama usai video itu viral, sosok pria bertubuh tambun itupun menghilang.
Sosoknya baru muncul di sebuah postingan akun TikTok @Info Cikarang Karawang pada Kamis (20/3/2025),
Dalam video berdurasi lebih dari 2 menit itu, pria yang akrab disapa Mang Ada itu menyampaikan klarifikasi.

Dalam kesempatan tersebut, dirinya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Cikiwul terkait kejadian yang sempat viral di TikTok beberapa waktu lalu.
Dirinya menyadari bahwa ucapannya telah membuat sebagian warga merasa terganggu, dan untuk itu Mang Ada meminta maaf sebesar-besarnya.
Mang Ada mengakui sepenuhnya bahwa dirinya salah dalam tindakan dan ucapan, terutama terkait dengan klaimnya yang mengaku sebagai 'jagoan di Cikiwul.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Saya nama Suhada alias Mang Ada, asli Cikiwul Pribumi Cikiwul, tumpah darah di Cikiwul, putra daerah di Cikiwul," ungkap Mang Ada.
"Dengan kejadian yang viral di Tiktok tempo hari, yang telah membuat warga Cikiwul merasa terganggu dengan ucapan saya, saya minta maaf sebesar-besarnya, saya mengakui salah, saya salah, saya takut salah karena saya mengaku saya seorang apa namanya jagoan di Cikiwul. Nah itu saya salah, saya minta maaf," bebernya.
Selain itu, dirinya juga ingin meminta maaf kepada sekuriti yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Mang Ada mengakui, dirinya sempat marah dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada sekuriti tersebut.
"Dan untuk sekuriti yang tempo hari saya pernah maki-maki juga, saya minta maaf juga, saya minta maaf kepada sekuriti tersebut yang sebesar-besarnya atas peristiwa yang terjadi terhadap sekuriti tersebut," ungkap Mang Ada.
"Saya minta maaf ya yang sebesar-besarnya, mohon dimaafkan, dan saya akan jelaskan kronologi kejadian dan apa saja yang ada di dalam proposal yang saya ajukan ke perusahaan tersebut," jelasnya.
Alasan kemarahan diungkapkanya bermula ketika dirinya mengajukan sebuah proposal kepada perusahaan, yang isinya adalah permohonan bantuan untuk membagikan takjil di jalan.
Di dalam proposal tersebut, tidak ada sama sekali permintaan THR.
Proposal itu katanya masih dapat diperiksa dan dibaca di perusahaan terkait untuk memastikan bahwa dirinya hanya meminta bantuan untuk kegiatan sosial tersebut.
"Yang saya ajukan ke perusahaan tersebut, isi proposal tersebut adalah memohon bantuan untuk bagi-bagi takjil di jalan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan saya," ungkap Mang Ada.
"Jadi tidak ada bahasa saya minta THR itu, nggak ada, silahkan dicek aja, semua proposal itu masih ada di perusahaan itu, silahkan dicek, dan dibaca, dan dilihat isinya itu minta bantuan untuk bagi-bagi takjil, pada tanggal berapa nanti, yang akan kita bagiin, itupun kalau misalkan kita dapet ya (bantuan), lah kan kejadian seperti ini, nggak dapet gitu," bebernya.
Namun, dalam proses pengajuan proposal itu, dirinya merasa tidak mendapatkan ketidakadilan.
Dari empat proposal yang diajukan, tiga di antaranya disetujui dan diteruskan ke perusahaan, sedangkan proposalnya yang berisi permohonan bantuan untuk membagikan takjil justru tidak diproses oleh sekuriti.
"Ya saya akui arogan, ada sedikit arogan, cuma kearogan saya itu sebenernya kemarahan saya, ada sebabnya gitu loh, ya kan. Sebabnya, di situ ada empat proposal, proposal empat itu yang tiga dinaikkan ke perusahaan sama satpamnya," ungkap Mang Ada.
"Yang (proposal) punya saya, yang proposal isinya memohon bantuan untuk membagi takjil di lingkungan itu tidak dinaikkan sama sekuritinya, yang tiganya dinaikkan. Jelas-jelas yang tiganya itu proposal meminta THR-an gitulho, di situ saya marah," jelasnya.
"Makanya tergugah hati saya, bagaimana saya nggak marah? kenapa? makanya, tapi ya sudahlah, saya anggap, istilahnya sudah lewat," ungkap Mang Ada.
Meski demikian, dirinya menyadari kemarahannya tidak seharusnya diekspresikan dengan cara yang arogan.
Dirinya pun mengaku menyesal atas peristiwa yang terjadi.
"Jadi segitunya saja dari saya, sekali lagi saya minta maaf sebesar-besarnya kepada warga Cikiwul yang sudah terganggu dengan kata-kata saya, oke terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, tutupnya.
Suhada Ditangkap Polisi
Suhada ditangkap oleh polisi saat bersembunyi di Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (20/3/2025), setelah aksinya meminta THR Lebaran di sebuah perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi, viral di media sosial.
Kapolsek Bantargebang Komisaris Sukadi mengonfirmasi penangkapan tersebut.
"Yang bersangkutan sudah ditangkap di Sukabumi kemarin Magrib," kata Sukadi kepada Kompas.com, Jumat (21/3/2025).
Suhada ditangkap setelah melarikan diri ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dan akhirnya ditangkap di Sukabumi. Saat ini, Suhada sudah dibawa ke kantor polisi.
Videonya Minta THR Viral di Media Sosial
Sebelumnya, seorang preman bernama Suhada mengancam akan menutup akses jalan salah satu pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Ancaman itu diucapkan Suhada setelah dirinya hanya diberi Rp 20.000 ketika meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran ketika mendatangi perusahaan pada Senin (17/3/2025), sekitar pukul 11.00 WIB.
Aksi Suhada itu terekam dalam sebuah video berdurasi 2 menit 59 detik yang diunggah pengguna Instagram, @infobekasi.
Awalnya, Suhada yang mengenakan rompi hitam dan kaus berwarna marun geram setelah sang sekuriti pabrik memberikannya uang THR Rp 20.000.
Suhada yang tak puas dengan nominal pemberian sekuriti akhirnya memaksa ingin bertemu pemilik perusahaan.
"Gue enggak mau itu duit lu, gue mau pimpinan lu, sini," kata Suhada kepada sang sekuriti, dikutip dari Instagram @Infobekasi, Kamis (20/3/2025).
"Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak," ujar sekuriti.
"Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho," kata Suhada.
"Sudah saya sampaikan, amanah, Pak," jawab sekuriti.
Tak puas dengan jawaban tersebut, Suhada kemudian mencoba mengintimidasi sekuriti dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.
Bahkan, ia mengancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.
"Lu makan, b*k di sini, lu enggak menghargain gue, lu. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan, bisa bergerak?" ujar Suhada.
Kepada sang sekuriti, Suhada mengaku terpaksa "turun gunung" setelah anak buahnya berulang kali gagal menemui pemilik perusahaan.
Namun, ketika turun, dirinya merasakan nasib yang sama dengan anak buahnya, yakni sama-sama tidak dihargai oleh perusahaan.
"Gue selama ini enggak pernah turun, yang turun selama ini anak buah gue, sekarang gue turun pengen tahu bukti ternyata begini, enggak menghargai lingkungan. Di sini gue yang megang pabrik-pabrik semua," tegas Suhada.
Tak lama kemudian, Suhada memperlihatkan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas kepada sang sekuriti.
Selanjutnya, ia menunjukkan tulisan dalam isi kertas tersebut sembari mengeklaim dirinya "turun gunung" dalam rangka mati-matian membela negara.
"Gue bukannya nyari keributan, gue ngasih gini, baik-baik lho, gue bela negara di sini, gue mati-matian," tambah dia.
Identitas Suhada
Sementara itu, Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi membenarkan peristiwa tersebut.
Setelah menerima informasi peristiwa itu, Sukadi dan anak buahnya telah mendatangi perusahaan dan meminta keterangan sekuriti.
Sukadi mengungkapkan, keempatnya merupakan preman berkedok organisasi masyarakat (ormas).
Mereka berasal dari Bantargebang.
"Mereka preman berkedok ormas," ungkap Sukadi.
Suhada saat ini telah kabur ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor, setelah mengetahui aksinya viral.
Sementara, tiga rekannya masih dilacak keberadaannya.
Ia menyatakan akan menegakkan hukum apabila keempatnya terbukti memenuhi unsur pelanggaran pidana pemerasan.
"Sekarang klarifikasi dulu minta keterangan, ada unsur pidana atau tidak. Kalau ada kita tindaklanjuti penegakkan hukum," katanya.
Lampu Merah di Cawang Dimatikan Pak Ogah Demi Uang, Dishub: Sudah Berulang Kali Terjadi |
![]() |
---|
Profil Nanakoot Kini Jadi Perbincangan Setelah Review Jujur Donat Pinkan Mambo |
![]() |
---|
Usai Diserbu Ratusan Pengunjung, Kuil Murugan di Jakarta Barat Terpaksa Ditutup Sementara |
![]() |
---|
Cerita Anies Jelang Sidang Vonis Tom Lembong, Geisz: Bukti Pemimpin Otentik |
![]() |
---|
Viral Konvoi PSHT Nyalakan Kembang Api di Taman Mini, Ini Penjelasan Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.