Banjir
Ada Laporan Sudah Tidak Berfungsi, PSI Desak Pemprov DKI Perbaiki Alat Peringatan Dini Banjir
Anggota Legislatif DKI Jakarta, August Hamonangan menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan, tidak berfungsi.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anggota Legislatif DKI Jakarta, August Hamonangan menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan, rusak dan tidak berfungsi.
Politisi PSI ini meminta kepada Pemerintah DKI Jakarta agar turun tangan menyelesaikan persoalan tersebut.
“Kami mendapatkan laporan bahwa alat pengeras suara yang harusnya memperingatkan warga akan bahaya terjadinya banjir di Pengadegan tidak berbunyi. Padahal, ketinggian air di Bendungan Katulampa pada saat itu sudah mencapai titik yang kritis,” kata August dari keterangannya pada Selasa (4/3/2025).
August mengatakan, pada Senin (3/3/2025) kemarin, beberapa wilayah di Jakarta mengalami banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Sungai Ciliwung setelah mendapatkan air kiriman dari arah Bogor, Jawa Barat.
Dia menyebut, sarana infrastruktur pengendali banjir di sana sudah tidak dapat lagi menahan laju air.
August mengkritik ketidakmampuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memastikan alatnya berfungsi secara optimal.
"Kami menyayangkan alat yang begitu mahal harganya ternyata tidak bisa berfungsi dengan baik. Padahal, niatnya adalah untuk memberikan peringatan dini kepada warga. Sehingga, mereka punya jeda waktu untuk bersiap-siap menghadapi banjir," jelas August.
“Karena alat tersebut tidak berfungsi, maka warga yang tinggal dekat dengan Kantor Kelurahan bahkan tidak siap untuk menghadapi bencana yang akan datang pada saat itu,” sambungnya.
August meminta Pemerintah DKI Jakarta memastikan kesiapan alat-alat peringatan dini banjir yang ada menyusul kejadian ini. Jangan sampai hal ini terulang kembali.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok 5-6 Maret 2025, BPBD DKI Jakarta Pantau Terus Ciliwung
Pemprov DKI Jakarta harus ingat bahwa keselamatan warga adalah yang utama, sehingga mereka harus memastikan alat-alat kesiapan banjir harus berada dalam kondisi yang prima.
Selain itu, August juga mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk mengencarkan pembangunan infrastruktur-infrastruktur pengendali banjir di sekitar wilayah Ibu Kota.
Kata dia, Pemprov DKI Jakarta juga harus melakukan evaluasi, dan jika pengadaan TOA dinilai kurang efektif, anggarannya bisa difokuskan untuk membangun waduk, polder, dan embung yang bisa berfungsi sebagai tempat parkir air.
“Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan air meluap dan mengakibatkan banjir. Selain itu, normalisasi kali-kali juga harus dilakukan terus," tuturnya.
Hingga Senin (3/3/2025) malam, sebagian wilayah di Jakarta diguyur hujan besar dan pemantauan terhadap ketinggian air di pos pantau Depok, Jawa Barat, masih menunjukkan debit air yang mengkhawatirkan.
August mengajak setiap pihak, termasuk warga Jakarta untuk tetap waspada dan jangan lengah terlebih dahulu menghadapi potensi banjir yang mungkin melanda beberapa wilayah di ibu kota.
“Pemprov DKI Jakarta beserta warganya harus tetap waspada. Bahaya dari banjir belum usai, terutama di daerah-daerah bantaran kali yang tersebar di seluruh wilayah ibu kota. Segala persiapan harus dilakukan supaya kita semua siap dalam menghadapi banjir yang bisa saja terjadi nantinya,” pungkasnya. (faf)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
Banjir di Jalan Swadarma Jakarta Selatan Sebabkan Macet Parah Menuju Arah Ciledug |
![]() |
---|
Tangerang Terendam! Banjir dan Pohon Tumbang Mengancam Keselamatan Warga |
![]() |
---|
Waspada! Banjir di Wilayah Jakarta Timur Bertambah Malam Ini |
![]() |
---|
Cegah Banjir, Pemkot Depok Perbaiki Drainase Sepanjang 119 Meter di Cilangkap |
![]() |
---|
Air Banjir Underpass MM2100 Bekasi Bening Bak Kolam Renang, Jadi Obyek Wisata Dadakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.