Kelangkaan Elpiji

Gas Elpiji 3 Kg Langka, Satgas Pangan Polri hingga Polda Metro Bentuk Tim Khusus

Satgas Pangan turun tangan memantau ketersediaan serta jalur distribusi gas elpiji 3 kg menyusul keluhan masyarakat sulitnya mendapatkan gas melon

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dian Anditya Mutiara
Wartakotalive/M. Rifqi Ibnumays
GAS LPG LANGKA - Warga mengantre untuk membeli gas elpiji tiga kilogram di Pangkalan LPG 3 Kg Jul Chaidir, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (3/2/2025). Satgas Pangan diturunkan untuk melihat kondisi lapangan 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Langkanya gas elpiji 3 kilogram (kg) lantaran kebijakan pemerintah yang melarang penjualan secara eceran membuat masyarakat harus antre panjang untuk membelinya.

Terkait ini, Polri melalui Satgas Pangan turun tangan memantau ketersediaan serta jalur distribusi gas elpiji 3 kg menyusul keluhan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan gas melon di sejumlah wilayah.

Ketua Satgas Pangan Mabes Polri, Brigjen Helfi Assegaf, mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk mengecek langsung kondisi.

"Tim Satgas Pangan ke lapangan untuk cek ketersediaan dan distribusi oleh pelaku usaha dan agen-agennya," ujar Helfi, dikutip Selasa (4/2/2025).

Di sisi lain, Polda Metro Jaya juga telah membentuk Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) guna antisipasi penyelewengannya.

"Ditreskrimsus Polda Metro Jaya telah menurunkan Satgas Gakkum Penyalahgunaan Distribusi BBM dan Gas Bersubsidi (Subdit Tipiditer Ditreskrimsus Polda Metro Jaya)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Baca juga: Sosok Nenek Yonih Meninggal Usai Antre Elpiji 3 Kg di Pamulang, Dagang Nasi Uduk Tiap Pagi

Satgas ini akan berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan ketersediaan stok elpiji bersubsidi di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Lalu melakukan pengawasan dan pengamanan distribusi elpiji agar tepat sasaran dan tidak terganggu.

"Melakukan penegakkan hukum secara tegas, profesional, dan proporsional apabila ditemukan penyimpangan dan penyalahgunaan elpiji bersubsidi di wilayah hukum Polda Metro Jaya," kata Ade Ary. 

Menteri Bahlil Bantah Persulit Rakyat Beli Gas Elpiji 3 Kg

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membantah tudingan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto ingin mempersulit rakyat terkait sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 KG

Bahlil menyatakan, pengaturan penjualan elpiji 3 Kg dilakukan semata-mata agar subsidi yang diberikan pemerintah tepat sasaran

“Memang perubahan aturan ini pasti butuh penyesuaian dalam waktu yang ada, tapi kami ingin supaya lebih cepat,” kata Bahlil dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin (3/2/2025).

“Kami tidak bermaksud sama sekali untuk membuat masyarakat kita seolah-olah atau merasa sulit mendapatkan elpiji,” ucapnya.

Bahlil memastikan, tidak akan ada pengurangan volume dan perubahan subsidi terhadap penjualan gas elpiji 3 kilogram yang kini menjadi polemik di tengah masyarakat.

Dia bilang, perbaikan tata kelola penjualan gas elpiji sangat diperlukan, mengingat pemerintah telah mengalokasikan anggaran triliunan rupiah untuk subsidi tersebut.

“Kita ini sekarang lagi menata tentang pola distribusi penjualan LPG. Bapak-bapak semua sudah tahu bahwa dalam APBN, Rp 87 triliun alokasi negara yang dialokasikan untuk subsidi LPG ini betul-betul tepat sasaran,” kata Bahlil. “

Baca juga: Elpiji 3 Kg Langka di Jakarta, Politisi NasDem Desak Pemprov DKI Siapkan Aturan Baru Distribusi

Teman-teman Pertamina dan Kementerian ESDM, saya mempelajari betul, sudah bekerja maksimal dari agen Pertamina masuk ke agen-agen, masuk ke pangkalan-pangkalan, baru masuk ke pengecer. Kalau dari agen ke pangkalan itu masih bisa dikontrol secara teknologi berapa yang dijual dan harganya berapa, itu masih clear,” paparnya.

Bahlil bilang, penjualan yang tidak bisa dikontrol pemerintah dapat berpotensi membuat elpiji menjadi lebih mahal. Padahal, pemerintah sudah memberi subsidi untuk pembelian gas melon tersebut.

“Kenapa terjadi sekarang ada dinamika? Jadi sekarang kita dorong agar yang pengencer ini kita akan naik ke statusnya. Tadinya mereka menjadi pangkalan, tetapi syaratnya terlalu besar yang disyaratkan oleh Pertamina,” terang Bahlil.

“Maka, tadi rapat di kantor ini juga dengan teman-teman Pertamina, dalam beberapa menit sebelum kita rapat, kita membuat kesimpulan agar pengencer ini menjadi sub pangkalan. Tujuannya apa, bapak ibu semua? Agar LPG yang dijual itu betul-betul harganya masih terkontrol,” ucapnya.

Dicecar DPR RI

Diberitakan sebelumnya, Bahlil Lahadalia dicecar anggota DPR RI soal kepanikan masyarakat terkait dengan gas elpiji 3 kg. 

Bahlil Lahadalia dicecar saat rapat bersama Komisi XII DPR RI pada Senin (3/2/2025) seperti dimuat Youtube Tv Parlemen. 

Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Yulian Gunhar menyebut bahwa pernyataan Bahlil Lahadalia yang mengaku akan menghapus pengecer membuat panic buying di masyarakat. 

“Statemen penghapusan pengecer ini jadi mis komunikasi di masyarakat sehingga sebabkan panic buying di masyarakat,” ucapnya. 

Gunhar juga tidak sepakat apabila pengecer gas elpiji 3 kg dihapus seperti yang disampaikan Bahlil Lahadalia. 

Menurutnya isu itu membuat masyarakat sulit mendapatkan gas lantaran terbentur dengan jarak. 

Baca juga: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Dicolek Wakil Presiden Gibran Rakabuming Gara-gara Gas Elpiji 3 Kg

Dia menyarankan pemerintah harusnya mengatur saja pengecer dengan menjadikannya sub pangkalan. 

Sehingga pemerintah lebih mudah mengatur harga agar tidak dimainkan oleh pengecer nakal.
 
“Artinya masyarakat masih bisa terima manfaat subsidi, masih bisa beli elpiji 3 kg di pengecer jadi pasar tidak bebas di pengecer,” jelasnya.

Gunhar juga menyoroti gas elpiji 3 kg warna merah jambu yang dianggap membuat bingung masyarakat dengan gas elpiji warna hijau. 

Dia pun meminta gas elpiji warna merah jambu yang tidak disubsidi pemerintah untuk dihapus saja. 

“Kami tidak setuju ada elpiji 3 kg warna Pink bertuliskan non subsidi kami minta segera dicabut karena masyarkat bingung ada warna Pink dan melon harga jauh, kalau non subsidi Rp43 ribu per 3 kg sedangkan yang subsidi Rp18 ribu sekian,” terangnya.

Sementara itu Emak-emak di Depok, Jawa Barat hingga ngantri satu jam untuk membeli gas elpiji 3 kg.

Sudah menunggu satu jam, seorang calon pembeli Sofi (50) mengatakan bahwa dirinya belum juga mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg. 

“Tadi sudah ngantri kira-kira 1 jam,” kata Sofi di lokasi.

“Dari kemarin seluruh toko sudah enggak ada, buat masak sehari-hari,” sambungnya.

Sofi mengaku sudah mengelilingi wilayah Depok Timur untuk membeli gas elpiji tiga kilogram.

Namun, satu tabung pun ia tak mendapatkannya.

“Harapannya lebih baik lagi gas jangan sampai langka kasihan untuk pemakai, tukang dagang kecil,” pungkasnya. 

Sementara itu imbas dari kelangkaan tersebut, warga berbondong-bondong mendatangi pangkalan gas di Jalan Waru Jaya, Kecamatan Sukmajaya pada Senin (3/2/2025).

Pantauan di lokasi, antrean pembelian tabung gas elpiji 3 kg tersebut memanjang hingga beberapa meter hingga tumpah ke jalan raya.

Karena panjangnya antrean warga di sekitar lokasi, Jalan Waru Jaya bahkan sempat mengalami kemacetan pada pukul 10.00 WIB.

Usai menunggu lebih dari satu jam, Sofi pun gagal mendapatkan gas elpiji 3 kg.

“Payah nih, jangan sampai gas diumpetin gitu loh,” teriak Sofi penuh amarah.

Sofi pun terpaksa pulang dengan tangan kosong, menenteng kembali dua tabung gas miliknya.

“Sudah satu jam ngantre, jangan sampai ditimbun, kasihan masyarakat kecil,” ujarnya lantang.

Atas kekecewaannya tersebut, Sofi meminta pemerintah untuk menjamin pasokan gas elpiji tiga kg tersebut.

Menurut Sofi, kelangkaan gas elpiji tiga kilogram menyengsarakan masyarakat bawah.

“Harapannya lebih baik lagi gas jangan sampai langka kasihan untuk pemakai, tukang dagang kecil,” ungkapnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved