Berita Jakarta

Gas Elpiji 3 Kg di Jakarta Mulai Langka, Benarkah Stok Mulai Dibatasi?

Stok gas 3 kg atau disebut gas melon di Jakarta sudah mulai jarang ada. Warga pun mengeluhkan hal tersebut, ada apa?

dokumentasi Wartakotalive.com
Elpiji ukuran 3 Kg atau dikenal dengan sebutan gas melon kini dianggap langka di Jakarta, Kamis (30/1/2025) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejumlah warga Jakarta mengeluhkan langkanya gas 3 kg atau gas melon

kelangkaan gas terjadi beberapa hari terakhir. Jika pun gas tersedia, pembeliannya dibatasi. 

Ningrum (42), warga Sawah Besar, Jakarta Pusat, mengeluh sebab dia harus berkeliling lintas kelurahan untuk mencari elpiji 3 kilogram. 

Bahkan, dia sudah berkeliling ke empat titik penjualan gas dan terpaksa pulang dengan tangan kosong.

"Iya nih sudah mulai langka. Ini sih enggak saya pakai buat dagang, cuma buat masak. Tapi karena enggak ada gas jadi enggak bisa masak," ujar Ningrum saat ditemui di Jalan C, Nomor 9 Karang Anyar, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2025).

Baca juga: Kementerian ESDM Sebut Perlu Ada Pembuktian Lebih Lanjut Terkait Dugaan Kurangnya Isi Gas 3 Kg

Di sisi lain, David (56), pemilik agen gas, membenarkan adanya kelangkaan gas bersubsidi 3 kilogram di Jakarta.

Ia menyebutkan, dalam satu minggu terakhir, pasokan gas yang biasanya datang sebanyak tiga truk berkurang menjadi dua truk.

"Biasanya per hari tiga truk yang datang, tapi ini yang datang cuma dua truk karena lagi langka," kata David.

David mengaku tidak mengetahui penyebab pasti dari kelangkaan ini. Sebagai antisipasi, David meminta pelanggan untuk menunjukkan KTP setiap kali membeli gas.

"Kami jatahin pemakaiannya hanya satu, sesuai dari anjuran Pertamina-nya. Satu fotokopi KTP, satu gas," jelasnya.

Pendapatan turun

Zein (47), pedagang gas keliling di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, juga ikut mengeluh.

Pasalnya, pendapatannya menurun akibat terjadinya kelangkaan gas.

Zein mengaku hanya mendapat untung Rp 30.000 dalam sehari akibat kelangkaan itu.

"Biasanya bisa dapat Rp 50.000 sehari, sekarang buat makan aja pas-pasan. Untung per tabung juga kecil, ada yang cuma Rp 2.000 sampai Rp 3.000," kata Zein saat ditemui di Tanah Tinggi, Rabu (29/1/2025).

Pedagang gas keliling lain bernama Solihin (61) juga mengeluhkan hal serupa.

Solihin kini hanya bisa berjualan gas dengan kuantitas setengah dari hari normal.

Dia yang biasanya menjual 20 tabung gas setiap hari, kini hanya mendapatkan jatah 10 tabung gas.

"Sudah lebih dari seminggu ini susah dapat gas. Biasanya saya dapat 20 tabung, sekarang cuma 10 (tabung). Itu pun cepat habis dan harus berebutan dengan pedagang gas lainnya," kata Solihin.

Belum lagi, kini pembelian gas diperketat menggunakan KTP. Solihin cerita, pembeli protes karena kendati telah memperlihatkan KTP, namun tak juga mendapatkan gas.  

"Kadang warga protes karena sudah kasih KTP, tapi gasnya tetap tidak kebagian karena pasokan yang datang sedikit. Langsung habis," tambah dia.

Kuota dikurangi

Ternyata, kelangkaan elpiji 3 kilogram terjadi karena adanya pengurangan kuota gas bersubsidi pada tahun 2025 sebesar 1,6 persen.  

"Dikarenakan usulan kuota elpiji subsidi untuk di Jakarta di 2025 lebih kecil dari realisasi penyaluran elpiji di 2024, ada pengurangan sekitar 1,6 persen," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Jakarta Hari Nugroho, dikutip dari Antara, Selasa (29/1/2025).

Hari mengatakan, realisasi penyaluran elpiji pada tahun 2024 mencapai 414.134 metrik ton (MT).

Sementara itu, kuota elpiji untuk Jakarta pada 2025 ditetapkan sebesar 407.555 MT.

Baca juga: Pencurian di Kota Depok Marak, Tinggalkan Lapak Sejenak, Pedagang Soto Kehilangan Tabung Gas Melon

Belum lagi, adanya hari libur nasional yang membuat terhambatnya distribusi elpiji ini.

Menurut Hari, pada tanggal merah 27 dan 29 Januari, penyaluran hanya dilakukan dengan mengambil 50 persen dari alokasi minggu sebelumnya.

"Kesimpulan berdasarkan pengecekan di lapangan, penyaluran di Kota Jakarta hingga saat ini masih terpantau cukup. Namun, memang berdasarkan pengamatan di lapangan, permintaan sedang tinggi," jelasnya.

Untuk mengatasi kelangkaan ini, Hari menyebut pemerintah telah menyalurkan tambahan pasokan gas pada beberapa tanggal tertentu.

Misalnya, pada 1 Januari 2025, pemerintah menarik 50 persen alokasi elpiji di tanggal 3 Januari untuk disalurkan.

Dengan kata lain, sebanyak 233.040 tabung telah disalurkan hari itu.

“Langkah selanjutnya untuk mengamankan stok, pada hari Senin (27/1/2025) diberikan penyaluran sebanyak 218.600 tabung dengan menarik 50 persen dari tanggal 15 hingga 17 Januari 2025, 110.440 tabung tambahan 24 persen sebagai fakultatif, dan total tambahan di tanggal 27 Januari 2025 sebanyak 329.040 tabung,” jelas Hari.

Sementara, pada Rabu (29/1/2025), pemerintah telah menyalurkan 208.080 tabung dengan menarik 50 persen dari alokasi tanggal 22 hingga 24 Januari 2025.

Selain itu, ada tambahan 36.880 tabung (8 persen) sebagai fakultatif, sehingga total tambahan pada tanggal tersebut mencapai 244.960 tabung.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap pasokan elpiji 3 kilogram di Jakarta tetap terjaga dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved