Makan Bergizi Gratis

Mulai Terbiasa dengan Menu MBG, Siswa SLBN 5 Slipi Jakbar Jadi Doyan Makan Sayur

Kepala SLBN 5 Jakarta Hani Rustisiani mengatakan, ketika awal pembagian MBG ada anak-anak didiknya yang tidak suka dengan sayur.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Miftahul Munir
Siswa SLBN 5 Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, sedang santap Makan Bergizi Gratis, Jumat (10/1/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Pihak sekolah luar biasa negeri (SLBN) 5 Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat sempat menemukan kendala ketika anak-anak mendapatkan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala SLBN 5 Jakarta Hani Rustisiani mengatakan, ketika awal pembagian ada anak-anak didiknya yang tidak suka dengan sayur.

Hani berujar bahwa ada siswa SLBN yang tidak suka dengan nasi dan pihak sekolah bersama orangtua mencoba memberikan secara perlahan.

"Sedikit gitu ya dimakan. Kadang tidak habis. Tetapi, lama-lama perlahan-lahan setelah berjalan program uji coba ini dari 18 November 2024, sekarang Januari mereka sudah mulai suka sayur, terbiasa sayur," jelas Hani, Sabtu (11/1/2025).

Hani menerangkan bahwa para siswa yang tidak suka nasi, kini sudah mulai terbiasa dan menghabiskan MBG tanpa sisa.

Baca juga: Belum Serentak, Makan Bergizi Gratis di Jakarta Barat Baru di Kelurahan Slipi untuk 11 Sekolah

Baca juga: Makan Bergizi Gratis untuk Ibu Hamil, Menyusui, dan Balita Baru Diberikan Satu Pekan Sekali

Baca juga: Pemkab Bekasi Akui Belum Susun Anggaran Makan Bergizi Gratis untuk Siswa Tingkat SMA, Ini Alasannya

Hani mengaku, para siswa memakan nasi yang rasanya diakui seperti makanan siap saji Hokben.

"Nasi Hokben jadi lama-lama mereka suka nasi, itu meskipun perlahan-lahan mereka menghabiskannya. Tidak langsung habis," terang Hani.

Peserta didik berkebutuhan khusus itu perlu waktu paling lama 30 menit untuk habiskan makanan yang diberikan.

Namun, ujar Hani, ada juga siswa yang haniskan makanan sekira 10 sampai 15 menit.

"Anak-anak berkebutuhan itu ada yang tidak mengunyah dengan baik, tidak bisa mengunyah dengan baik, ada yang memang lama, karena dia keterbatasan alat-alat," ujar Hani.

Hani sempat dipanggil Staf Kepresidenan untuk membahas menu makanan bagi peserta didik luar biasa.

Dia menyampaikan agar anak-anak mendapatkan susu, tetapi pihak Kepresidenan memenuhi hal itu tapi tidak bisa setiap hari.

BERITA VIDEO: Mahfud MD Ikut Kepo Menteri di Mobil Pelat RI 36

"Sudah saya sampaikan, ketika mulai berjalannya di Januari 2025, mereka menyampaikan tidak diberikan setiap hari, seminggu 3 kali, namun susunya sudah ada perbaikan tidak diberikan itu tango yang 10 persen," tutur Hani.

"Tapi sebelumnya, mereka dari BGN ini sudah bertanya, kira-kira ada yang alergi makanan tidak anak-anak kita, kami bilang tidak ada, hanya susu saja. susunya yang beberapa anak autis tidak bisa susu coklat," papar Hani.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved