Penganiayaan

Anak Bos Toko Roti di Cakung Jaktim yang Aniaya Karyawati Kabur, Ajudan Presiden: Lagi Dikejar

Naiknya status ke tahap penyidikan setelah penyidik menemukan adanya unsur pidana yang dilakukan terlapor GSH.

Editor: Feryanto Hadi
Tangkapan video instagram
Pelaku inisial GSH pesan secara pribadi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anak bos toko roti berinisial GSH terhadap karyawati yang bekerja di toko roti di Cakung, Jakarta Timur dikabarkan melarikan diri.

Hal tersebut seiring kasus dugaan penganiayaan itu kini naik ke tahap penyidikan.

Kabar tersebut disampaikan oleh ajudan presiden Prabowo Subianto, Komisaris Besar Ahrie Sonta menyikapi ramainya warganet yang memberikan atensi terhadap kasus ini.

"Lagi dikejar ya, yang bersangkutan kabur," tulisnya di media sosial X, Minggu (15/12/2024)

Seperti diketahui, naiknya status ke tahap penyidikan setelah penyidik menemukan adanya unsur pidana yang dilakukan terlapor GSH.

"Perkara sudah ditingatkan ke tahap penyidikan," ucap Kasi Humas Polres Metro Jakarta Timur, AKP Lina Yuliana saat dihubungi, Minggu (15/12/2024).

"Sudah sidik (penyidikan) ya hari Sabtu," sambung Lina.

Diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (17/10/2024) dan dilaporkan sehari setelahnya.

Baca juga: Pengakuan Korban, Anak Bos Roti di Cakung Jaktim Sering Menganiaya Karyawan: Ngakunya Kebal Hukum

Terkait ini, Lina menuturkan penyidik membutuhkan waktu dalam melakukan proses penyelidikan hingga akhirnya naik ke penyidikan.

"Memang dalam proses penyelidikan dan penyidikan, penyelidik atau penyidik membutuhkan waktu dalam rangka mengumpulkan alat bukti guna membuat terang perkara pidananya," kata dia.

Di sisi lain, anak bos toko roti yang menganiaya pegawai itu mengaku kebal hukum.

Ia bahkan tega menghina korban dengan sebutan orang miskin.

Lina memastikan bahwa terlapor tak kebal hukum.

"Dalam perkara ini, (terduga) pelaku tidak kebal hukum," ucapnya.

"Buktinya pelaku sudah diklarifikasi sebagai terlapor," sambung Lina. 

Diberitakan sebelumnya, peristiwa penganiayaan tersebut diduga terjadi di kawasan Cakung, Jakarta Timur, hingga viral di media sosial.

Tampak dalam video seorang pria berbadan gempal marah kepada seorang wanita.

Pria yang mengenakan kaos dan celana pendek itu bahkan melempar barang-barang ke korban seperti mesin EDC hingga bangku.

Diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (17/10/2024) dan dilaporkan sehari setelahnya.

Menurut Kasi Humas Polres Metro Jakarta Timur AKP Lina Yuliana, hal itu bermula saat GSH minta tolong ke DAD untuk membawa makanan ke kamar pribadinya.

"(Namun) Korban tidak mau yang dikarenakan bukan pekerjaannya," ucap Lina, Minggu (15/12/2024).

Mendapati respons itu, GSH langsung marah kepada korban.

Ia juga melakukan penganiayaan terhadap korban.

"Selanjutnya terlapor marah dan mengambil 1 buah kursi yang dilemparkan ke arah korban dan mengenai kepala dan bahu korban," kata dia.

Korban atas kejadian tersebut mengalami luka sobek di bagian kepala sebelah kiri.

Sejumlah saksi telah dilakukan pemeriksaan atas dugaan penganiayaan yang dialami karyawati penjaga kasir itu.

Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahaen.

Namun, belum diketahui apakah status terduga pelaku masih sebagai saksi atau sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Kami sudah memeriksa saksi-saksi, termasuk terlapor serta mengumpulkan bukti-bukti," ucapnya. 

Pengakuan korban

Sang korban bernama Dwi Ayu Darmawati (19) menceritakan bagaimana kisah sebenarnya video viral penganiayaan oleh bos toko roti di Cakung tersebut.

Diketahui, anak bos roti tersebut berinisial GHS.

Dwi kini sudah melaporkan kejadian pada 17 Oktober 2024 itu ke polisi.

Namun hingga saat ini, GSH belum ditetapkan sebagai tersangka.

Video penganiayaan itu sendiri baru beredar dan viral beberapa waktu belakangan.

Dalam video yang beredar, anak bos toko roti itu terlihat melempar mesin EDC pembayaran dan kursi kepada karyawannya.

Dilansir dari Tribun Jakarta, Menurut keterangan Dwi, ternyata kejadian viral itu bukan pertama kalinya dialami olehnya.

GSH juga pernah melakukan penganiayaan lain di waktu bekerja

GSH pernah melempar tempat isolasi dan meja ke tubuh Dwi.

Beruntung, meja itu meleset karena ada karyawan lain yang menghalangi.

Kala itu, alasan GSH mengamuk yakni Dwi dianggap melakukan kesalahan saat mengantarkan makanan ke kamar pribadi GSH.

GSH juga melontarkan hinaan kepada Dwi dengan kata miskin.

"Waktu itu saya dilempar pakai tempat isolasi yang dalamnya semen, dilempar kena kaki saya," kata Dwi, Jumat (13/12/2024), dikutip dari TribunJakarta.

"Dia juga mau melempar saya pakai meja, tapi untungnya ada teman saya yang menghalangi," tuturnya.

Saat itu, GSH nyaris dilaporkan oleh Dwi dan karyawan lainnya dengan bukti rekaman CCTV. Tetapi, tidak jadi.

"Kita punya videonya, kita bisa melaporkan ke polisi," kata Dwi.

"Terus dia (G) ngomong 'orang miskin kayak lo mana bisa melaporkan gue ke polisi. Saya tuh kebal hukum'," kata Dwi menirukan GSH.

Sementara itu, saat kejadian yang terekam viral, GSH mengamuk karena Dwi menolak mengantarkan makanan ke kamar pribadinya.

Saat itulah Dwi akhirnya memutuskan untuk melaporkan kasus ini ke pihak yang berwajib.

"Kalau luka yang sampai berdarah hanya di kepala (terkena ujung loyang membuat kue). Tapi kalau memar banyak. Kayak di tangan, bagian kaki, paha, pinggang, segala macam," ujar dia.

Dwi melaporkan kasus tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Metro Jakarta Timur.

Hingga memasuki bulan Desember ini, Dwi mengaku belum menerima informasi bahwa GSH telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Saya belum dapat informasi (penetapan tersangka). Terakhir saya sekitar bulan November di Polres cuman BAP (berita acara pemeriksaan) doang," kata Dwi.

Dwi juga tidak mendapat informasi terkait perkembangan penyelidikan laporan yang sudah diterima SPKT Polres Metro Jakarta Timur dengan sangkaan Pasal 351 tentang Penganiayaan

Rekan kerja Dwi yang mengetahui kejadian dan bersedia menjadi saksi kasus pun sampai sekarang belum dimintai keterangan oleh jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.

Menurutnya saat pelaporan anggota Polres Metro Jakarta Timur menyatakan akan melayangkan surat panggilan pemeriksaan saksi kepada rekan Dwi, tapi surat tersebut tak kunjung diterima.

"Saya sih berharapnya bisa mendapatkan keadilan. Karena banyak korban sebelumnya, sebelum saya itu banyak (diduga pegawai lain di toko kue juga mengalami penganiayaan)," ujarnya

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved