Jadi Inspirasi dan Edukasi, Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk Digelar di Jakarta Utara

Pagelaran wayang kulit semalam suntuk digelar di lapangan parkir barat pabrik Bogasari, Jakarta Utara dibawakan dalang Ki MPP Bayu Aji Pamungkas.

Istimewa
Pagelaran wayang kulit semalam suntuk menghadirkan Lakon “Parikesit Jumeneng Ratu yang akan dibawakan dalang Ki MPP Bayu Aji Pamungkas, sejak Jumat (29/11/2024) malam hingga Sabtu (30/12/2024) subuh.  

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pagelaran wayang kulit semalam suntuk digelar di lapangan parkir barat pabrik Bogasari, Tanjung Priok, Jakarta Utara

Lokasi yang disiapkan mampu menampung sampai 1.000 orang di mana juga disiapkan lahan bagi pedagang yang ingin berjualan aksesoris perwayangan.

Adapun pagelaran wayang kulit kali ini menghadirkan Lakon “Parikesit Jumeneng Ratu yang dibawakan dalang Ki MPP Bayu Aji Pamungkas, sejak Jumat (29/11/2024) malam hingga Sabtu (30/12/2024) subuh. 

Kepala Divisi Bogasari Franciscus Welirang menegaskan bahwa wayang adalah warisan budaya yang memiliki nilai-nilai kearifan lokal dan wajib terus dilestarikan.

"Wayang tak hanya memberikan tontonan, tapi juga tuntunan sebagai pedoman hidup manusia. Karena itulah wayang patut diapresiasi karena bisa menjadi inspirasi dan edukasi," tuturnya lewat keterangan, Sabtu (29/11/2024).

Adapun Lakon Parikesit Jumeneng Ratu ini mengisahkan awal zaman Kalimataya (jaman perubahan) setelah melewati Bharatayudha, sang calon Raja Parikesit satria dari sapto argo sedang bertapa untuk menambah ilmu. 

Bersamaan dengan itu, ada pembuat onar di Kerajaan Hastinapura yang berasal dari Kerajaan Trajutrisna (Suroteleng) bernama Raja Sawarka putra dari Bumantoro yang dari kecil diasuh oleh Prabu Boma Narakasura. 

Baca juga: Pemkab Bekasi Imbau Orangtua Awasi Anaknya saat Musim Hujan, Khususnya di Tiga WIlayah Ini

Kerusuhan tersebut diprovokasi oleh keturunan musuh antara lain Durso Subolo dan Kertiwindu dari Kurawa.

Prabu Sawarka dihasut untuk memusuhi dan membunuh Prabu Kresna dari Dwarawati karena Durso Subolo dan Kertiwindu menganggap Prabu Sawarka punya keinginan untuk membalas dendam atas kematian sang ayahanda Prabu Boma Narakasura. 

Kejadian sebenarnya tidak seperti itu, akan tetapi karena hasutan dari Kertiwindu dan Durso Subolo, Prabu Sawarka pun berani memusuhi kakeknya sendiri yaitu Prabu Kresna. 

"Harapan kami, melalui ulang tahun yang ke-53  ini, Bogasari ingin terus menunjukkan apresiasinya terhadap terhadap kekayaan budaya tradisional Indonesia, ucap Franky Welirang. 

Sebagai ungkapan syukur atas pertambahan usia yang ke-53, Bogasari mengusung tema Tumbuh dan Tangguh, karena inilah semangat yang harus dibangun di tengah tantangan ekonomi nasional maupun global saat ini.

Turunan dari tema ulang tahun tersebut, Bogasari menggelar kegiatan lari Bogasari Run5+3K yang diikuti ratusan karyawan Bogasari secara nasional di 3 pabrik yakni, Jakarta, Surabaya dan Bekasi.

Lari 5+3 K adalah simbol 53 tahun Bogasari. Jarak 5 km untuk karyawan wanita dan tambah 3 km untuk pelari pria. 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved