Kesehatan

Pentingnya Skrining Hipotiroid Kongenital Pada Bayi Lahir, Cegah Anak Alami Keterbelakangan Mental

Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir mampu mencegah anak alami dampak penyakit kelainan tiroid yakni keterbelakangan mental.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
Wartakotalive.com/Mochammad Dipa
(kiri-kanan): Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan; Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin; President Direktur PT Merck Tbk Alexandre de Muralt; Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono; Ketua Umum INATA, Dr. dr. Tjokorda Gde Dalem Pemayun dan penyintas kelainan tiroid sekaligus Pendiri Pita Tosca, Astriani Dwi Aryaningtyas dalam peluncuran peluncuran White Paper Tiroid bersama Merck di JW Marriot Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dalam rangka mencegah adanya berbagai risiko masalah kesehatan serius pada bayi yang baru lahir, Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono mengingatkan mengenai bahaya kelainan hormon tiroid atau Hipotiroid Kongenital (HK) pada bayi lahir.

Menurutnya, gangguan hormon tiroid dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan terutama pada saraf otak anak, sehingga mengakibatkan anak tidak akan tumbuh optimal, cenderung pendek dan berat badan kurang. 

Tidak sampai disitu, apabila penemuan kasus, penanganan dan pengobatan akan menyebabkan anak mengalami kecacatan maupun keterbelakangan mental.

"Hipotiroid Kongenital itu akan meningkatkan resiko kelainan bayi yang berakibat pada penurunan kecerdasan dan tumbuh kembang," ungkap Dante dalam peluncuran White Paper Tiroid bersama Merck di JW Marriot Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

Untuk mengatasi berbagai kemungkinan tersebut, Dante mengingatkan pentingnya melakukan skrining Hipotiroid Kongenital sesegera mungkin terutama sejak bayi lahir agar pemberian pengobatan pada anak bisa segera diberikan.

"Dengan begitu, maka identifikasi kelainan tiroid akan sangat penting dan jadi literasi buat masyarakat," ungkap Dante dalam peluncuran White Paper Tiroid bersama Merck di JW Marriot Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

Dante juga bercerita soal pasiennya yang mengalami hipotiroid dari hasil medical check up tanpa menunjukkan gejala apa pun. Meski menjabat sebagai Wamenkes, Dante mengaku masih membuka praktik.

Menurut Dante, banyak pasien hipotiroid yang tidak memiliki gejala. Dengan begitu, skrining jadi sesuatu yang sangat penting.

"Skrining penting dilakukan supaya pasien yang mengalami kelainan tiroid akan mempunyai deteksi dini yang lebih baik," ucapnya.

Klaim JKN untuk penyakit tiroid

Selain itu, Dante menyebutkan bahwa klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk penyakit tiroid mencapai Rp750 miliar di tahun 2023. 

Hal ini menunjukkan kelainan tiroid harus diidentifikasi.

"Pembiayaan sangat tinggi, high impact terhadap ekonomi. Oleh karena itu, skrining penting supaya pasien punya deteksi dini," imbuhnya.

Skrining jadi kunci

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif International Pediatric Association (IPA), Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, menjelaskan, Hipotiroid kongenital adalah kondisi kurangnya atau tidak adanya hormon tiroid sejak dalam kandungan.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved