Lingkungan

Boolet Luncurkan Re- Skewer, Ajak Pedagang Sate Kumpulkan Tusuk Sate Bekas untuk di Daur Ulang

Boolet luncurkan program Re- Skewer' yang mengajak para pedagang sate kaki lima khususnya di Jakarta kumpulkan limbah tusuk sate untuk di daur ulang.

Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Mochamad Dipa Anggara
istimewa
Box Re-Skewer dari Boolet sebagai tempat pengumpulan tusuk sate bekas dari para penjual sate untuk di daur ulang. Nantinya tusuk sate bekas tersebut bisa di tukarkan dengan arang briket. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sate adalah salah satu makanan favorit dan bagian yang tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Hanya saja, kuliner ini menyisakan banyak limbah tusuk sate.

Data tahun 2022 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 15.000 ton limbah tusuk sate dan sumpit sekali pakai tiap tahunnya, yang seringkali tidak dibuang dan dikelola dengan benar.

Akibatnya, limbah ini menumpuk, mengancam lingkungan dan menimbulkan risiko di tempat pembuangan akhir.

Limbah tusuk sate sekali pakai semakin menjadi perhatian serius di Jakarta.

Selain menjadi salah satu penyumbang sampah yang signifikan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tusuk sate yang tajam juga berpotensi melukai petugas kebersihan selama proses pengangkutan sampah, sehingga menciptakan tantangan dalam pengelolaan limbah kota.

Menyikapi hal tersebut, Boolet, organisasi yang berfokus pada pengelolaan limbah tusuk sate dan sumpit, mengidentifikasi bahwa rendahnya pengetahuan masyarakat akan proses daur ulang menjadi salah satu kendala dalam menangani masalah lingkungan.

Penjual sate menukarkan tusuk sate bekas dengan arang briket dari Boolet
Penjual sate menukarkan tusuk sate bekas dengan arang briket dari Boolet. Perlu diketahui, Boolet merilis Program Re-Skewer berupa pengumpulan tusuk sate bekas dari penjual sate untuk di daur ulang.

Menyadari urgensi dari limbah tusuk sate ini, Boolet meluncurkan program inovatif 'Re- Skewer' yang bertujuan untuk memberikan edukasi, mempromosikan dan mengajak para pedagang sate kaki lima khususnya di area Jakarta, memahami pentingnya pengelolaan limbah tusuk sate secara aman dan efektif.

“Re-Skewer adalah solusi nyata dalam mengatasi masalah limbah tusuk sate yang selama ini terabaikan. Kami berharap 'Re-Skewer' menjadi langkah awal untuk perubahan besar dalam perilaku mendukung ekonomi sirkular di sektor kuliner Indonesia,” ujar Chief Executive Officer Boolet, Cindy Susanto, dalam keterangan resmi, Rabu (30/10/2024).

Melalui program inovatif 'Re- Skewer', mendorong para pedagang sate untuk mengumpulkan tusuk sate sekali pakai yang mereka hasilkan.

Setiap 1 kilogram limbah tusuk sate yang dikumpulkan dapat ditukarkan dengan setengah kilogram arang briket. 

"Langkah ini membantu Boolet memberikan edukasi kepada para pedagang sate kaki lima untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola limbah tusuk sate," ungkap Cindy.

Dalam satu hari, lanjut Cindy, Boolet telah berhasil menukarkan sebanyak 45 kilogram briket arang kepada para pedagang sate. 

Program Re-Skewer
Penjual sate menukarkan tusuk sate bekas dengan arang briket dari Boolet. Perlu diketahui, Boolet merilis Program Re-Skewer berupa pengumpulan tusuk sate bekas dari penjual sate untuk di daur ulang.

Keberhasilan ini tidak hanya mengurangi volume limbah yang tidak terkelola, tetapi juga memberikan penghematan dari biaya operasional arang yang biasanya dibeli oleh para pedagang sate.

“Re-Skewer tidak hanya mengurangi limbah tusuk sate yang berakhir di TPA, tetapi juga memperkenalkan konsep ekonomi sirkular kepada para pedagang, dimana limbah dapat diubah menjadi produk yang berguna kembali,” ucapnya.

Cindy menambahkan, Boolet berencana untuk memperluas keterlibatan masyarakat dalam kampanye daur ulang juga membuka kesempatan bagi konsumen dan pedagang sate untuk turut berkontribusi dalam proses daur ulang limbah tusuk sate

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved