Berita Jakarta
Dituduh Berasal dari China, Berikut Fakta Profil Pj. Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi
Fakta profil Pj. Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi yang membuktikan bahwa Pj. Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi bukan berasal dari China.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Beberapa hari usai pelantikan Teguh Setyabudi sebagai PJ Gubernur DKI, beredar unggahan di media sosial yang menyebut bahwa PJ Gubernur DKI saat ini berasal dari Republik Rakyat Tiongkok, atau China.
Seperti yang diunggah oleh akun Facebook bernama “Hari D’fretez” dan “Eni Sumarlin” pada Rabu (23/10/2024) lalu.
Berikut bunyi narasi tersebut:
“PEJABAT GUBERNUR DKI JAKARTA RESMI DI PEGANG CHINA DENGAN DEMIKIAN PIK2 S/D PIK5 DAN PULAU REKALAMASI LANJUT TERUS????♂️????♂️????.
Menjelang lengserpun Jokowi masih berkhianat pada negara terus timbulkan kerusakan, menyerahkan tanah air ke CHINA2 itu_
Selain di akun media sosial, bahkan narasi yang mirip juga beredar di pesan berantai pada aplikasi Whatsapp yang menyatakan PJ Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi dilantik untuk lancarkan agenda China di Indonesia.
Klaim itu dikaitkan dengan pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan Wakil Presiden Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia.
Berikut isi pesan berantai tersebut:
Kita Seluruh Rakyat Wajib tahu apa kebijakan dan kesepakatan yang telah ditanda-tangani oleh Wakil Presiden Gibran dengan Wakil Presiden Tiongkok, *Jika sudah terindikasi ada Isi penjualan Kedaulatan Wilayah NKRI ke China maka Semua Konglomerat Etnis Tionghoa yang terlibat Subversif Harus.ditangkap dan Hukum Mati*”
Lalu, apakah benar yang dituduhkan kepada Teguh itu?
Berikut adalah fakta profil Pj. Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi seperti dikutip dari keterangan resmi Pemkot DKI Jakarta yang Wartakotalive.com terima, Jumat (25/10/2024).
Teguh Seyabudi dilahirkan di Purwokerto Kabupaten Banyumas Jawa Tengah pada tanggal 8 Maret 1967.
Teguh merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara pasangan Drs. H. Kardoyo (almarhum) dan Hj. Sulastri (almarhumah).
Dari kecil dia dibesarkan di lingkungan pendidikan karena kedua orang tuanya adalah guru.
Pendidikan dari TK sampai dengan SMA ditempuh di kota kelahirannya Purwokerto.
Sejak SD sampai dengan SMA, dia selalu menjadi bintang di sekolahnya karena selalu berada dalam rangking 1 sampai 3. Selepas lulus SMA pada tahun 1986 di Purwokerto, Teguh melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi dan diterima di Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada tahun 1987 sampai tahun 1988 dia menjadi salah satu Ketua Senat Mahasiswa Fisipol UGM. Pengalaman dalam dunia akademis maupun dalam kegiatan ekstra kurikuler menjadikan Teguh berpengalaman dalam kegiatan organisasi dan mudah menyesuaikan dalam berbagai pergaulan.
Untuk memenuhi tugas akhir sebagai mahasiswa S-1 FISIPOL UGM dia menyusun Skripsi dengan judul yang menarik yaitu 'Perkembangan Peran dan Fungsi DPRRI periode 1967 sampai dengan 1987'.
Substansi skripsi tersebut bahkan dituangkan dalam bentuk artikel yang kemudian dimuat dalam Harian KOMPAS pada tahun 1992.
Pada tahun 1991, Teguh Setyabudi lulus dan meraih gelar S-1 dengan predikat lulusan terbaik Fisipol UGM. Dengan menyandang predikat sebagai lulusan terbaik Fisipol UGM, dia diterima menjadi karyawan di Badan Diklat Departemen Dalam Negeri (Depdagri) melalui program khusus, dimana pada saat itu mahasiswa Fisipol UGM yang lulusan terbaik langsung diterima sebagai karyawan di Badan Diklat Depdagri namun belum berstatus sebagai pegawai negeri.
Pada Januari 1993, secara resmi Teguh Setyabudi berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil {PNS} dan mengawali kariernya sebagai PNS di Badan Pendidikan dan Pelatihan Depdagri.
Selain melaksanakan tugas di kantor, Teguh juga sering menjadi instruktur diklat, mengajar berbagai diklat di berbagai daerah.
Pengalaman mengajar di berbagai daerah, menjadikan Teguh juga kenal persis berbagai daerah di Indonesia.
Pada tahun 1996, seluruh Provinsi di Indonesia yang saat itu masih berjumlah 27 Provinsi sudah dikunjungi.
Saat ini dari 38 Provinsi yang ada di Indonesia, yang sudah dikunjungi Teguh ada 36 Provinsi.
Untuk Kabupaten/Kota di Indonesia yang sudah didatangii ada ratusan, sehingga pengetahuan dan wawasan tentang berbagai daerah di Indonesia juga sudah dikuasai.
Karier Teguh Setyabudi, dari tingkatan staf sampai dengan jabatan eselon III dijalani di Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri.
Pada tahun 2010 pada usianya 43 tahun dia dipromosikan ke dalam jabatan eselon II sebagai Kepala Biro Umum Setjen Kemendagri.
Pada akhir tahun 2013, Teguh Setyabudi mendapat mutasi dan menduduki jabatan sebagai Direktur Penataan Daerah dan Otonomi Khusus pada Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri.
Pada saat menduduk jabatan inilah, dia mendapat pengalaman yang betul-betul riil terkait berbagai implementasi kebijakan dan isue isue politik khususnya yang terkait penataan daerah dan otonomi khusus di daerah, tidak terkecuali dengan pemahaman dan penguasaan otonomi khusus yang berlaku di DKI Jakarta.
Pada tanggal 19 Februari 2016, Teguh Setyabudi dilantik sebagai Kepala BPSDM Kementerian Dalam Negeri. Dia dilantik sebagai pejabat eselon I pada saat usia masih relatif muda di umur 48 tahun.
Pada tahun 2018, Teguh Setyabudi mendapat amanah dan kepercayaan untuk mengemban tugas sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara.
Pada tanggal 19 Februari 2018, Teguh Setyabudi dilantik sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara. Pada menjelang pilkada Sultra Tahun 2018 yang dikuatirkan akan rawan konflik ternyata bisa berlangsung dengan lancar, aman, damai dan sukses.
Demikian juga dengan tugas di bidang pemerintahan dan pembangunan bisa berjalan dengan lancar dan baik. Selama menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara seluruh kabupaten/kota yang berjumlah 17 daerah bahkan dia kunjungi semua, baik yang harus lewat darat, laut maupun udara.
Pada tahun 2020 Teguh Setyabudi berhasil menyelesaikan studi S-3nya dan memperoleh gelar Doktor Imu Pemerintahan di Institut Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dengan predikat cum-laude. Disertasi yang disusun juga sangat menarik, yakni tentang pilkada langsung yang berjudul “Analisis Dinamika Pemilihan Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur : Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Tenggara”. Isi disertasi tersebut merupakan hasil penelitian dan pengalaman langsung Teguh Setyabudi pada saat menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara yang berhasil mengawal penyelenggaraan pilkada di Sulawesi Tenggara tahun 2018 dengan sukses.
Pada pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2020, Teguh Setyabudi diberi amanat kembali menjadi Penjabat Sementara Gubernur Kalimantan Utara, yang dikukuhkan pada tanggal 25 September 2020.
Saat itu adalah masa Pilkada Serentak di saat PandemiCovid-19, tetapi semuanya bisa berlangsung dengan lancar.
Pada tanggal 11 Maret 2022, Teguh Setyabudi mutasi menjadi Direktur Jenderal Pembangunan Daerah (Dirjen Bangda).
Pada saat menjabat sebagai Dirjen Bangda, dia memperoleh pengalaman yang sangat berharga dalam menangani urusan pemerintahan konkuren, yaitu urusan pemerintahan yang bisa dibagi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.
Dalam posisinya sebagai Dirjen Bangda memungkinkan bisa melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua jajaran Kementerian dan Pemerintah Daerah.
Selanjutnya pada tanggal 15 Maret 2023, Teguh Setyabudi dilantik sebagai Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kemendagri.
Sebagai Dirjen Dukcapil, dia bertangungjawab terhadap penanganan data kependudukan se Indonesia yang sangat strategis, karena data kependudukan menjadi basis dari semua layanan publik, apalagi pada era transformasi digital saat ini.
Pengalaman dalam penugasan sebagai Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara di tahun 2018 dan penugasan sebagai Penjabat Sementara Gubernur Kalimantan Utara di tahun 2020, serta dengan pengalamannya di birokrasi pemerintahan yang sudah 32 tahun, termasuk sudah mengemban jabatan eselon 1 di tempat yang berbeda, diharapkan Teguh Setyabudi akan sukses pula dalam mengemban tugas sebagai Penjabat Gubernur di DKI Jakarta.
Dalam kehidupan pribadi, Teguh Setyabudi menikah dengan Ika Octaviana seorang PNS di Kemendagri pada tanggal 2 Desember 1994. Saat ini sudah dikaruniani dua orang anak, laki-laki dan perempuan.
Anak pertama laki-laki bernama Muhammad Rafiadi Setyapratama lahir pada tanggal 2 Januari 1996, dia lulus dari sekolah penerbangan Bali International Flight Academy (BIFA) dan sekarang sudah menjadi Pilot pada maskapai Garuda Indonesia.
Sedangkan anak kedua perempuan bernama Rahma Tyas Ayu Fairuztika lahir pada tanggal 8 Agustus 1998, lulusan dari Lasalle College of Arts Singapore dengan mengambil program studi Desain Grafis dan saat ini sedang menempuh studi S-2 di Edinburgh University, Scotlandia UK dengan mengambil program studi Disain dan Media Digital, dan rencananya pada akhir bulan November 2024 sudah wisuda.
Hal lain yang dapat dilihat dari sosok Teguh Setyabudi yaitu sosoknya yang energik, mobile, easy going, tampil rapi dan ceria serta kelihatan lebih muda dari usianya.
Dalam keseharian di lingkungan kantor dia selalu tampil low profile, tidak jaim, tidak protokoler dan senang bergaul dengan berbagai kalangan tanpa membeda bedakan jabatan, umur dan latar belakang lainnya.
Oleh karena itu, bergaul dan berkomunikasi dengan Teguh Setyabudi relatif sangat menyenangkan.
Perlu diketahui, Teguh Setyabudi resmi menjabat sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta menggantikan Heru Budi Hartono.
Pelantikan Teguh mengacu pada Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 125/P Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Gubernur DKI Jakarta.
fakta profil Pj. Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyab
Kabar Hoaks
Teguh Setyabudi
Pj Gubernur DKI Jakarta
Muktamar XIV Al Washliyah 2025, Ketua DPD RI Ungkap Peran Strategis Pemuda Islam dalam Demokrasi |
![]() |
---|
KAI Daop 1 Jakarta Pastikan Tiket Promo Merdeka Kereta Api Jarak Jauh Masih Tersedia |
![]() |
---|
Sinergi Kemenkum DK Jakarta dan Pemkot Jaksel Bentuk Posbankum dan Koperasi Kelurahan Merah Putih |
![]() |
---|
Jakpro dan Warga Eks Kampung Bayam Aktif Komunikasi Bahas Kesiapan Hunian Kampung Susun Bayam |
![]() |
---|
Bank DKI Berperan Membangun Ekonomi Jakarta, Kadin: Pengosongan Rekening Hanya Merugikan Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.