Berita Nasional

Lingkungan Kampus Semakin Toxic hingga Picu Mahasiswa Bunuh Diri, Ubaid Soroti Sistem dan Kurikulum

Lingkungan Kampus Semakin Toxic Hingga Picu Mahasiswa Bunuh Diri, Pengamat Soroti Sistem dan Kurikulumnya

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Mahasiswa Untar tabur bunga dan berdoa di tempat E tewas, Kampus Untar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Senin (7/10/2024). 

Menurutnya, perbaikan itu dapat dilakukan dengan mengevaluasi dosen, kurikulum, cara mengajar, infrastruktur, hingga pengawasannya.

Pasalnya, Ubaid menilai jika kasus toxic seperti ini sudah banyak diketahui oleh berbagai pikak, namun cenderung dibiarkan hingga menjadi sebuah kebiasaan yang turun tenurun.

Sehingga menurutnya, transformasi pendidikan perlu dilakukan untuk menekan kasus-kasus seperti itu.

"Jadi semuanya, semua yang terkait harus dievaluasi, gitu. Karena itu, maka, ketika kampus sudah toxic, maka harus ada (pemantauan) struktur dari yang lebih tinggi," ungkap dia.

"Misalnya, Kemendikbudristek harus turun tangan untuk membenahi ekosistem kampus yang sudah toxic ini, lanjutnya.

Oleh karena itu, Ubaid mengingarkan agar pihak kampus tidak berbisnis dengan mahasiswanya.

Alih-alih hanya untuk kebutuhan transaksi, kampus seharusnya menjadi ruang aman dan nyaman bagi seseorang yang hendak mengenyam pendidikannya.

"Jadi kalau ada pembelajarannya lambat, itu dia harus dapat pendampingan khusus, gitu. Ada anak yang punya masalah dengan mental, ya ada pendampingan khusus," kata Ubaid.

"Ada masalah, ada anak yang punya keinginan kuat (belajar), tetapi ada masalah ekonomi, kampus memfasilitasi untuk dapat beasiswa. Itu yang diharapkan oleh masyarakat," pungkasnya. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved