Berita Nasional

Aksi Premanisme di Kemang Jaksel Menuai Kritik, Anas Urbaningrum: Ganjil, Preman Bubarkan Diskusi

Publik prihatin dengan aksi premanisme yang marak di era Jokowi, terbaru sekelompok preman bertampang seram acak-acak diskusi di Kemang.

Editor: Valentino Verry
Wartakotalive.com/ M Rifqi Ibnumasy
Ketum PKN Anas Urbaningrum tak setuju preman obrak-abrik diskusi FTA di Kemang, Jaksel, Sabtu (28/9/2024). Minta polisi tangkap aktor intelektualnya. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aksi premanisme yang membubarkan diskusi di Hotel Grand Kemang, Jaksel, menuai sorotan dan kritik.

Publik umumnya tak setuju dengan aksi premanisme itu, karena di Indonesia dojamin kebebasan berpikir dan berpendapat.

Ketua umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN) Anas Urbaningrum, mengatakan berkumpul, berdiskusi, mengeluarkan pikiran dengan lisan (dan tulisan) itu dijamin oleh Konstitusi. 

Oleh karena itu, menurutnya, aparat keamanan justru harus menjaga diskusi dan bertukar pendapat selama itu tidak membahas soal makar dan pemberontakan.

Hal itu dikatakan Anas Urbaningrum merespons pembubaran oleh kelompok orang tak dikenal dalam diskusi yang dihadiri sejumlah tokoh diantaranya Refly Haroen, Din Syamsuddin, Abraham Samad serta sejumlah tokoh lain pada Sabtu 28 September 2024 di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan.

Baca juga: Preman Bubarkan Diskusi Refli Harun Cs di Kemang, Polisi: Kata Mereka Diskusinya Memecah Persatuan

"Ini ganjil. Kok ada di negara demokrasi Pancasila, preman ngobrak-abrik, membubarkan diskusi," katanya dikutip dari akun X atau dulunya Twitter pribadinya @anasurbaningrum, Minggu (29/9/2024).

Mantan Ketua umum Partai Demokrat ini berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

"Jangan terjadi lagi. Cukup itu kemarin di Kemang menjadi peristiwa buruk yang terakhir," ujarnya.

Lebih lanjut Anas mengungkapkan, diskusi dan ekspresi pikiran, sekritis dan sekeras apapun tidak akan pernah membahayakan negara. Justru bisa menyehatkan “jalan pikiran” bernegara. 

"Pikiran-pikiran alternatif diperlukan untuk menyehatkan dan menggerakkan turbin demokrasi," ungkapnya.

Baca juga: Petrus Selestinus Sesali Polisi Diam saat Preman Bubarkan Diskusi FTA: Bisa Mencoreng Prabowo ini

Anas menambahkan, alergi terhadap pikiran kritis, pikiran alternatif untuk sumber kemandegan. 

"Justru itu bahaya bagi masa depan Indonesia," kata Anas.

Adapun, Sekretaris jendera; PKN Sri Mulyono mengapresiasi langkah cepat Polda Metro Jaya mengamankan lima pelaku perusakan dan penganiayaan di acara tersebut.

"Kami apreasiasi pihak kepolisian yang telah mengamankan lima orang dan menetapkan dua orang jadi tersangka dalam kasus itu," ujarnya.

Sri Mulyono berharap, kepolisian bisa menangkap aktor dibalik peristiwa yang menciderai demokrasi itu.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved