Gempa Bumi
Berkaca Gempa Jawa Barat, Ini yang Akan Dialami Jakarta Jika Gempa Megathrust Terjadi
Jakarta Menjadi Wilayah Paling Terdampak Gempa Megathrust, Ini yang Akan Terjadi Jika Gempa Megathrust Terjadi
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mengingatkan bahaya gempa megathrust di Jakarta.
Di Indonesia, wilayah yang paling terkait dengan megathrust adalah zona subduksi di sepanjang pantai barat Sumatera hingga selatan Jawa.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan mengatakan, meski pusat gempa dari zona megathrust itu sendiri terletak di sepanjang pantai barat Sumatera dan selatan Jawa.
Tetapi Jakarta rentan terkena dampak sekunder dari gempa besar yang dihasilkan oleh zona megathrust.
Megathrust adalah area di mana lempeng tektonik Indo-Australia menyusup di bawah lempeng Eurasia.
Zona yang berlokasi di sekitar Sumatra dan selatan Jawa ini menciptakan potensi gempa besar atau berkekuatan tinggi yang mencapai Magnitudo 8 hingga 9.
Kata dia, Jakarta sendiri tidak berada tepat di atas zona megathrust, tetapi guncangan dari gempa besar di zona ini masih bisa terasa di kota tersebut, terutama karena posisi Jakarta yang relatif dekat dengan patahan selatan Jawa.
Baca juga: Publik Bandingkan Kaesang dan Mario Dandy di Kasus Gratifikasi Jet Pribadi, Ini Penjelasan KPK
Baca juga: Gelar Hiburan Rakyat, Dedi Mulyadi Kumpulkan Seniman Sunda, Sule, Doel Sumbang, Uding Nganga
“Jika terjadi gempa besar dari zona megathrust, Jakarta bisa merasakan guncangan kuat yang mengancam infrastruktur bangunan, khususnya bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa,” ujar Yohan pada Kamis (19/9/2024).
Menurut dia, kondisi tanah di Jakarta, yang banyak terdiri dari tanah aluvial dan bekas lahan rawa, memperparah dampak guncangan.
Tanah lunak ini lebih mudah mengalami likuifaksi atau pencairan tanah akibat getaran.
Hal ini tentunya bisa menambah kerusakan.
“Gempa besar dari megathrust yang terjadi di lautan juga berpotensi memicu tsunami. Meskipun Jakarta tidak langsung menghadap Samudra Hindia, gelombang tsunami yang sangat besar mungkin dapat mencapai pesisir utara Jakarta jika terdapat gelombang besar yang dihasilkan dari arah selatan,” jelasnya.
Yohan menjelaskan, megathrust adalah jenis patahan tektonik yang terbentuk di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik menyusup di bawah lempeng lainnya.
Patahan ini terjadi di batas lempeng konvergen, terutama antara lempeng samudera dan lempeng benua.
“Gempa megathrust umumnya sangat kuat dan sering kali berkekuatan besar (magnitudo 8 atau lebih), karena pergeseran yang terjadi di sepanjang patahan ini melibatkan area yang sangat luas dan melepaskan energi yang besar,” ungkapnya.
“Gempa besar yang terjadi di zona subduksi lempeng tektonik, di mana satu lempeng bumi menyusup di bawah lempeng lainnya,” lanjut Yohan.
Dia menambahkan, kota-kota pesisir di sekitar Jakarta, seperti Banten dan Anyer, lebih berisiko terkena dampak langsung dari tsunami.
“Sejarah megathrust berkaitan dengan gempa besar, terjadi di zona subduksi lempeng tektonik Indo-Australia,” pungkasnya.
Gempa Jawa Barat
Seperti diketahui gempa bumi berkekuatan magnitudo M 5,0 terjadi di wilayah Kabupaten Bandung dan Garut, Jawa Barat, Rabu (18/9) pagi.
BMKG melansir gempa itu terjadi pukul 9.41 WIB. BMKG mencatat episentrum gempa itu berada sekitar 24 kilometer tenggara Kabupaten Bandung dan 21 kilometer Barat Daya Kabupaten Garut.
Dikutip dari Tribun Jabar, gempa bumi yang melanda Kabupaten Bandung pada 18 September 2024 pukul 09:41:08 WIB, menimbulkan kerusakan parah sejumlah bangunan di Kertasari dan Pangalengan.
Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun menjabarkan penyebab gempa berkekuatan Magnitudo 5.0 tersebut bisa merusak begitu banyak bangunan di Kabupaten Bandung.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengatakan wilayah terdampak gempa tersebut pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga terjal.
Berdasarkan data Badan Geologi, wilayah ini dominan tersusun oleh tanah sedang (kelas D) pada dataran bergelombang, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan.
Hal ini memperlihatkan daerah di sekitar pusat gempa bumi pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Kuarter (batuan sedimen dan batuan gunungapi). Sebagian batuan Kuarter tersebut telah mengalami pelapukan.
"Batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lepas, urai, tidak terkonsolidasi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi," kata Wafid melalui siaran digital.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.
Menurut informasi dari lokasi setempat, gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan ringan rumah penduduk di Desa Cikembang, Cibeureum, Tarumjaya, Kabupaten Bandung serta di Garut.
Menurut data BMKG guncangan gempa bumi dirasakan dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity) di daerah Majalaya, Kab. Bandung, skala III MMI di Banjaran, dan skala II-III MMI di Lembang, Parongpong, Kab. Bandung Barat, Baleendah, dan Garut.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," katanya.
Bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman. Bangunan di Kabupaten Bandung harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dan harus dilengkapi dengan jalur serta tempat evakuasi.
Oleh karena Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya sesar permukaan dan bahaya ikutan berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
Berdasarkan informasi dari BMKG, episenter gempa bumi berada di darat pada koordinat 7,19°LS – 107,67°BT, berjarak sekitar 24 km Tenggara Kab. Bandung, dengan magnitudo (M 5,0) pada kedalaman hiposenter 10 km.
Menurut data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 7,24°LS dan 107,52° BT dengan magnitudo 5,3 mb dan kedalaman 10 km.
Empat Rumah dan Satu Sekolah di Garut Rusak
Gempa bumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut menyebabkan kerusakan terhadap rumah warga.
Gempa berkekuatan 5.0 magnitudo tersebut terjadi pukul 09.41 WIB, berlokasi di 21 kilometer Barat Daya Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut Aah Anwar Saefuloh mengatakan telah terjadi kerusakan akibat gempa tersebut.
"Ada sejumlah kerusakan di Kecamatan Pasirwangi, rumah dan sekolah," ujarnya kepada awak media.
Ia menuturkan, dari hasil pemantauan hingga siang ini, pihaknya mencatat terdapat 4 rumah yang mengalami kerusakan.
Sedangkan untuk sekolah, pihaknya mencatat terdapat 1 sekolah dasar yang mengalami kerusakan.
"Kerusakannya ringan, kita sedang melakukan assesment ke lokasi," ungkapnya.
Aah menjelaskan, meski demikian saat ini tidak ada laporan mengenai korban akibat gempa tersebut.
Pihaknya bersama unsur terkait saat ini sedang melakukan pemantauan lanjutan mengenai dampak dari gempa bumi itu.
"Hingga pukul 11.00 WIB tadi, tidak ada lagi laporan masuk soal kerusakan," ujarnya.
Peringatan Dini BMKG, akan Terjadi Gempa Bumi Lebih Kuat Mengintai Bekasi hingga Sukabumi |
![]() |
---|
Cerita Warga saat Ada Gempa di Karawang, Keluar Toilet Lihat Tembok Retak hingga Atap Rumah Roboh |
![]() |
---|
Gempa 4,7 M di Karawang Dirasakan Hingga Jakarta, Pramono Pastikan Tak Ada Bangunan Rusak |
![]() |
---|
Sempat Ada Susulan, BPBD Pastikan Gempa Bumi di Kota Bekasi Tidak Berdampak Terhadap Warga |
![]() |
---|
BMKG Ungkap Penyebab Gempa di Karawang bukan Sesar Baribis, tapi Segmen Citarum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.