Filosofi Rangkaian Bunga yang Diterima Paus Fransiskus di Bandara Soekarno-Hatta

Ternyata rangkaian bunga yang diterima Paus Fransiskus saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten penuh dengan filosofi.

Editor: Desy Selviany
Komsos KWI
Dua sosok anak beruntung mendapatkan tugas menjemput kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa (3/9/2024) 

WARTAKOTALIVE.COM - Ternyata rangkaian bunga yang diterima Paus Fransiskus saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten penuh dengan filosofi

Rangkaian bunga itu merupakan simbol dari kekayaan dan keberagaman Indonesia. 

Di mana rangkaian bunga ini dibungkus oleh anyaman daun kelapa yang melambangkan Indonesia sebagai negara maritim.

Di tengah rangkaian, terdapat padi, bunga kapas, dan daun beringin—semua mewakili simbol Pancasila, dasar negara Indonesia.

Pita merah putih yang menghiasi bagian bawah rangkaian ini menjadi simbol ikatan persatuan yang kokoh, mengingatkan pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tetap relevan dalam kehidupan berbangsa.

Dimuat TribunTangerang, perancang rangkaian bunga tangan untuk Paus Fransiskus adalah seorang seniman berpengalaman bernama Ivan Linggar.

Ivan Linggar dikenal sebagai desainer sekaligus arsitek.

Ivan mengatakan, dirinya memilih berbagai jenis tanaman asli Indonesia, mulai dari sayur, buah, hingga rempah-rempah, untuk mewakili keragaman budaya dan adat di Indonesia.

"Kami memilih sayur dan buah karena mereka mencerminkan bahwa Indonesia adalah negara agraris," ungkap Ivan.

Lulusan SMU Gonzaga Jakarta dan Universitas Katolik Parahyangan Bandung menceritakan bagaimana  dirinya mendapatkan kepercayaan untuk membuat bunga buah tangan itu.

Baca juga: Sosok Kayla Nur Syahwa Syakhila Gadis yang Baca Al-Quran di Depan Paus Fransiskus

Awalnya Uskup Bandung, Mgr Anton Subiyanto OSC meminta Ivan untuk menyiapkan bunga tangan bagi Paus Fransiskus.

Mgr Anton menginginkan sebuah rangkaian bunga yang mewakili keindonesiaan, sebuah pesan yang harus disampaikan dengan jelas dan mendalam melalui setiap helai daun dan kelopak yang dipilih.

Namun, tugas Ivan tidak hanya sebatas menciptakan karya yang indah.

Mengikuti ajaran Laudato Si', ensiklik yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus, Ivan memastikan bahwa bunga tangan tersebut dibuat dari bahan-bahan yang ramah lingkungan.

"Tidak ada bunga potong dalam rangkaian ini, seperti yang biasa digunakan dalam dekorasi bunga. Semua bahan bisa digunakan kembali dan didaur ulang," jelas Ivan.

Tantangan terbesar bagi Ivan adalah bagaimana membuat rangkaian bunga tanpa bunga potong.

 "Saya harus berpikir kreatif dan menemukan alternatif yang tetap memancarkan keindahan tanpa melanggar prinsip keberlanjutan yang diajarkan oleh Paus dalam Laudato Si'," katanya.

(Wartakotalive.com/DES/TribunTangerang)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved