Kenaikan Bahan Bakar Nonsubsidi Pertamax Ternyata Sumbang Inflasi di Jakarta
Kenaikan bahan bakar nonsubsidi seperti Pertamax ternyata ikut menyumbang inflasi di Jakarta pada bulan Agustus 2024.
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Desy Selviany
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Miftahul Munir
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Kenaikan bahan bakar nonsubsidi seperti Pertamax ternyata ikut menyumbang inflasi di Jakarta pada bulan Agustus 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta mencatat inflasi di Jakarta pada bulan Agustus 2024 sebesar 0,04 persen dan mengalami deflasi sebesar -0,06 persen.
Kepala Kantor Perwakilan BI DKI, Arlyana Abubakar mengatakan, tekanan inflasi terutama bersumber dari kelompok pendidikan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta kelompok transportasi.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali menyumbang deflasi.
"Secara tahunan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 1,98 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya di angka 1,97 persen. Inflasi tersebut juga masih terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen dan lebih rendah dari inflasi Nasional 2,12 persen," katanya, Senin (2/9/2024).
Menurutnya, kelompok pendidikan mengalami inflasi sebesar 0,87 persen lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (Juli 2024) 0,73 persen.
Sehingga memberikan sumbangan sebesar 0,06 persen terhadap inflasi IHK Jakarta.
"Peningkatan inflasi terutama didorong oleh meningkatnya tarif Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sejalan dengan masuknya periode tahun ajaran baru anak sekolah," terangnya.
"Adapun kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga menjadi penyumbang inflasi pada Agustus 2024 dengan inflasi sebesar 0,40 persen (mtm) sehingga memberikan andil 0,03 % terhadap inflasi IHK Jakarta. Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh kembali meningkatnya harga emas perhiasan yang dipengaruhi oleh berlanjutnya peningkatan harga emas global," tambahnya.
Selain itu, kata Arlyana, sejalan dengan adanya penyesuaian harga BBM pada Agustus 2024, kelompok transportasi turut menjadi penyumbang inflasi Jakarta sebesar 0,02 persen dengan besaran inflasi sebesar 0,15 persen.
Baca juga: Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Bekasi Dapat Insentif Fiskal Rp 5,9 Miliar dari Pemerintah Pusat
Inflasi pada kelompok ini terutama disumbang oleh kenaikan harga bensin nonsubsidi pada Agustus 2024 untuk jenis Pertamax Turbo, Pertamina Green 95, Pertamina Dex, Dexlite dan Pertamax.
Meskipun demikian, penurunan tarif angkutan udara menjadi penahan meningkatnya inflasi lebih lanjut pada kelompok transportasi.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau kembali mengalami deflasi sebesar -0,36 persen, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yakni pada Juli -0,93 persen.
"Sehingga menyumbang -0,08 persen terhadap inflasi IHK Jakarta. Deflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh menurunnya harga pada komoditas bawang merah, cabai merah, tomat, dan telur ayam ras. Penurunan harga bawang merah seiring dengan masih berlangsungnya musim panen di daerah sentra," terangnya.
Sementara itu, penurunan harga telur ayam ras, cabai merah, dan tomat didukung oleh relatif terjaganya pasokan.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.