Mantan Anak Buah Jokowi di KSP Orasi di Depan Mahkamah Konstitusi, Tolak Dibodohi Presiden
Mantan anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) Yanuar Nugroho menyampaikan orasi unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)
WARTAKOTALIVE.COM - Mantan anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) Yanuar Nugroho menyampaikan orasi unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Diketahui Yanuar Nugroho pernah menjabat sebagai Deputi II Kepala Staf Kepresidenan di Kantor Staf Presiden pada Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Memakai setelan berwarna hitam Yanuar Nugroho membuka orasi di depan Gedung MK, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (22/8/2024) siang.
Mantan anak buah Jokowi itu pun memekikkan Lawan Dinasti atas sikap protes terhadap RUU Pilkada yang dipercepat untuk menafikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Yanuar Nugroho mengatakan bahwa aksi unjuk rasa saat ini menjadi pesan untuk pemerintah dan DPR RI bahwa masyarakat tidak bisa dibodohi.
“Suarakan ke teman-teman dan saudara kita bahwa kita tidak mau diam dan bodoh,” ucapnya seperti dimuat Facebook Warta Kota Production.
Kemudian para pengunjuk rasa juga memekikkan “Lawan Jokowi” di depan Gedung MK secara ramai-ramai.
Sebagai informasi Revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada yang dikebut guna menganulir putusan Mahkamah Konstitusi, akan disahkan dalam rapat paripurna DPR, Kamis (22/8/2024).
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Achmad Baidowi atau Awiek mengatakan, agenda pengesahan itu sudah disepakati oleh Badan Musyawarah (Bamus) DPR.
"Berdasarkan keputusan Bamus juga bahwa RUU ini akan disahkan dalam rapur (rapat paripurna) terdekat. Paripurna terdekat itu berdasarkan jadwal kalau enggak salah Insyaallah besok, nanti akan disahkan di Paripurna RUU ini," kata Awiek di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Ia lantas ditanya pukul berapa tepatnya rapat paripurna yang mengesahkan RUU Pilkada itu bakal terlaksana.
Namun Awiek mengaku belum tahu pasti. Sebab informasi detail belum diterimanya. "Jamnya nanti dicek lagi karena tadi juga belum terkoordinasi nanti suratnya belum beredar," ungkap Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Sebelum dibawa ke rapat paripurna, Baleg DPR sudah lebih dulu menyepakati poin-poin yang direvisi dalam rapat pleno pengambilan keputusan tingkat I.
Baca juga: Hadir di Mahkamah Konstitusi, Goenawan Mohamad Disebut Ajak Revolusi Lawan Jokowi
Pada intinya, revisi ini menganulir putusan Mahkamah Konstitusi terkait ambang batas pencalonan Pilkada hingga syarat usia calon kepala daerah.
Pertama, Baleg mengakali Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024, yang melonggarkan ambang batas (threshold) pencalonan kepala daerah untuk semua partai politik peserta pemilu.
Baleg mengakalinya dengan membuat pelonggaran threshold itu hanya berlaku buat partai politik yang tak punya kursi DPRD.
Threshold 20 persen kursi DPRD atau 25 persen suara sah pileg tetap diberlakukan bagi partai-partai politik yang memiliki kursi parlemen.
Lalu, soal usia calon kepala daerah, Baleg tetap berpegang pada putusan Mahkamah Agung, bahwa usia dihitung saat pelantikan, bukan saat pencalonan sebagaimana yang ditetapkan MK.
Hanya satu fraksi yaitu fraksi PDIP yang menolak keputusan rapat Baleg itu. Dalam pandangan mini fraksi PDIP yang dibacakan M Nurdin, terdapat empat catatan terhadap RUU Pilkada.
"Pertama, Fraksi PDI Perjuangan berpandangan, Keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengatur terkait batas usia pencalonan dan threshold sebagaimana diatur dalam pasal 7 poin D dalam pasal 40 rancangan undang-undang berpedoman kepada keputusan Mahkamah Konstitusi karena bersifat final and binding," jelas Nurdin dalam rapat pleno Baleg.
"Di mana baik dalam keputusan maupun pertimbangan mahkamah telah secara rinci jelas semua itu dua hal tersebut tanpa perlu ditafsirkan kembali," sambungnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.