Travelling

Raja Dodol Betawi di Pasar Minggu Ada Sejak 1960-an, Kini Dikelola Generasi Keempat

Sudah ada sejak zaman nenek buyutnya, Raja Dodol Betawi masih mampu mempertahankan eksistensi hingga saat ini. 

Editor: Lucky Oktaviano
Anniza Meina Purbowati
Karyawan Raja Dodol Betawi sedang mengaduk dodol khas Betawi dalam sebuah acara kuliner. Raja Dodol Betawi sudah ada sejak 1960-an dan kini dikelola oleh generasi keempat. 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH – Sudah ada sejak zaman nenek buyutnya, Raja Dodol Betawi masih mampu mempertahankan eksistensi hingga saat ini. 

Usaha dodol yang kini dijalankan Abbas (43) merupakan usaha keluarga yang pertama kali dirintis oleh sang nenek buyut.

Diketahui usaha ini sudah ada sejak tahun 1960-an, Abbas menjadi generasi ke-4 yang bertanggung jawab untuk meneruskan bisnis tersebut. 

“Saya dagang turun temurun dari nenek, turun ke anak, anak turun ke cucu. Saya generasi ke-4, sudah cicit jatuhnya,” ungkap Abbas saat ditemui di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Kamis (8/8/2024).

Kini, Abbas dan keluarganya tinggal di daerah Kalibata, Jakarta Selatan. 

Pria keturunan Arab campur Betawi itu menerangkan bahwa usaha keluarganya ini tidak hanya terfokus pada dodol saja, dodol merupakan sebagian kecil dari dagangan yang lain. 

Salah satu hal yang membedakan dodol miliknya dengan dodol betawi lain adalah dari cara pembuatannya dan waktu yang relatif singkat dibutuhkan untuk proses produksi. 

“Kalau dodol betawi sebenarnya sama aja semua. Tinggal cara bikinnya yang berbeda. Beda orang, beda caranya. Kayak saya ya yang namanya sudah harus mengikuti perkembangan zaman ya yang beda caranya nih. Kita pakai gas,” jelas Abbas. 

Raja Dodol Betawi memiliki 2 variasi bahan dasar yang berbeda yaitu ketan hitam dan ketan putih. 

Untuk varian rasa tersedia beberapa yaitu ketan hitam polos, ketan hitam wijen, original wijen, original polos, dan original durian. 

Abbas mengaku durian yang digunakan sebagai campuran dodol adalah durian asli dan bukan perasa. 

Terkait harga, Abbas mematok cukup ramah di kantong yaitu untuk bentuk yang sudah dikemas mulai dari Rp15.000, jika membeli 2 cukup membayar Rp25.000.

Selain itu tersedia juga versi kiloan. Untuk pembelian 1 kilo dikenakan harga Rp75.000 - Rp80.000 per kilonya.

Menariknya pembeli yang membeli versi kiloan dapat memilih menggunakan besek atau tenong sebagai kemasannya. 

Selain secara offline, dodol betawi yang dinamai “Raja Dodol Betawi” ini juga dapat dibeli melalui platform aplikasi belanja online dan instan seperti Grabfood, Gofood, hingga Shopee. 

Abbas mengaku jika dodol usahanya ini sudah pernah dikirim sampai ke Kalimantan. 

Toko offline Raja Dodol Betawi ini berlokasi di Jalan Purabaya, dekat Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Letaknya persis dekat pintu kereta Indomobil. (Anniza Meina Purbowati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved