Berita Jakarta
Terkenal dengan Ketajamannya, Begini Proses Pembuatan Golok Sembelih Rawa Belong Jakarta
Sebagai wilayah yang kental dengan nuansa kebetawian, senjata berupa golok sembelih Rawa Belong sudah tidak lagi diragukan kualitas dan ketajamannya.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Senjata tradisional khas Betawi berupa golok, memang masih popular hingga hari ini.
Golok banyak dijadikan alternatif bagi para masyarakat apabila hendak menebang pohon, memangkas ranting, hingga menyembelih hewan qurban.
Sebagai wilayah yang kental dengan nuansa kebetawian, golok sembelih Rawa Belong sudah tidak lagi diragukan kualitas dan ketajamannya.
'Sekali tebas, leher hewan bisa terputus'. Kira-kira begitulah kiasan yang menggambarkan ketajaman mata pisau golok Rawa Belong.
Lalu seperti apa proses pembuatan golok sembelih khas wilayah kembang tersebut?
Kepada Warta Kota, Ustaz Junaedi selaku pengerajin golok sembelih sekaligus pelopor golok Rawa Belok membagikannya.
Ia bercerita, mulanya golok sembelih diproduksi olehnya sendiri. Namun lambat laun lantaran banyaknya pesanan dan berkembangnya usaha, ia pun mengajak teman-teman pengajiannya untuk ikut memproduksi golok Rawa Belong.
Menurut Junaedi, hal pertama yang harus dilakukan ketika membuat golok adalah pemilihan bahan yang berkualitas.
Baca juga: Lahir dari Kampung Silat Rawa Belong Jakarta, Ini Filosofis Golok Sembelih Ustaz Junaedi
Junaedi sendiri kerap memakai bahan baja zaman dahulu untuk bahan dasar mata pisau goloknya sebelum ditempa.
"Biasanya kami pakai bahan-bahan bajak, per-per kendaraan zaman dahulu. Seperti per Jeep, per delman. Dan itu yang zaman dulu dipakai buat pengguna-pengguna seperti sado, delman, dan juga mobil-mobil Jerman dulu," kata Junaedi saat ditemui di rumahnya, Rawa Belong, Jakarta Barat, Minggu (4/8/2024).
"Nah itu bagus. Itu bahan-bahan per-nya dan bajanya kalau dipakai buat golok itu tajam," imbuhnya.
Kemudian, lempengan bahan mata pisau itu akan masuk ke bagian penempaan, pembakaran, hingga pengasahan sampai ketajaman yang diinginkan.
"Artinya ketika potong, sekali tekan, sudah terbuka (putus sesuatu yang ingin dipotong)," jelas Junaedi.
Sementara untuk waraga atau sarung untuk golok, Junaedi menggunakan bahan baku kayu bertekstur padat.
Dahulu, ia mengutamakan penggunaan kayu jati. Namun lambat laun, ia menggunakan kayu apapun asalkan bertekstur padat.
Santunan Massal di Tanjung Priok Jakut, Ratusan Anak Yatim Piatu dan Hansip jadi Sasaran |
![]() |
---|
PPP Jakarta Sepakat Satu Suara Dukung Mardiono jadi Ketua Umum Jelang Muktamar X |
![]() |
---|
Apresiasi Kerja Bakti di Petukangan Utara Jaksel, Warga: Langsung di Sumber Masalah |
![]() |
---|
Tutup Perayaan HUT ke-80 RI, Karang Taruna Cengkareng Gelar Festival Seni Budaya |
![]() |
---|
Ribuan Kubik Lumpur Dikeruk di Kali Keuangan Jaksel Demi Kurangi Banjir saat Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.