Berita Internasional

Momen Saat Jenazah Ismail Haniyeh Tiba di Doha Qatar untuk Dimakamkan

Jenazah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran, Iran, tiba di Doha, Qatar pada Kamis, 1 Agustus 2024

Editor: Joanita Ary
AFP
Petinggi Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di rumahnya di Teheran dalam serangan Israel pada Kamis (31/7/2024) 

WARTAKOTALIVECOM -- Jenazah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran, Iran, tiba di Doha, Qatar pada Kamis, 1 Agustus 2024

Pemakaman rencananya akan digelar pada hari Jumat, 2 Agustus 2024.

Dilansir dari Kompas.com pada Jumat (2/8/2024) jenazah Haniyeh tiba dengan diiringi oleh pihak keamanan dan beberapa pejabat Qatar.

Jenazah Haniyeh dibawa bersama pengawalnya, yang juga tewas dalam serangan tersebut.

Haniyeh dikabarkan tewas terbunuh di Teheran pada dini hari Rabu, 31 Juli 2024, saat dia berada di ibu kota Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.

Dan Iran juga telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

Sementara itu dilansir dari Iran International pada Jumat, 2 Agustus 2024, bahwa rezim Zionis adalah kriminal dan teroris.

Mereka menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri dengan tindakannya ini.

"Rezim Zionis kriminal dan teroris menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri dengan tindakan ini, dan kami menganggap itu tugas kami untuk membalas darahnya karena ia mati syahid di wilayah Republik Islam Iran," kata Khamenei, dikutip dari Iran International, Jumat, 2 Agustus 2024.

Pemakaman Haniyeh nantinya akan dilaksanakan di negara Teluk Persia Qatar, setelah salat jenazah pada Jumat, 2 Agustus 2024.

Sebagai informasi, Ismail Haniyeh, yang telah tinggal di pengasingan selama dua tahun terakhir, diberi masa jabatan empat tahun baru oleh Dewan Syura, badan pengambil keputusan tertinggi kelompok Islam tersebut.

Haniyeh juga adalah mantan ajudan pendiri Hamas, Ahmed Yassin, yang dibunuh dalam serangan udara Israel pada tahun 2004.

Ia menjabat sebagai perdana menteri Palestina setelah Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006, setahun sebelum kelompok militan Islam tersebut merebut kendali Gaza dari pasukan saingannya yang dipimpin Fatah dari Presiden Mahmoud Abbas.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved