Gaya Hidup
Supaya Anak Lebih Mudah Beradaptasi dengan Lingkungan, Ajari Kemampuan Memahami Emosinya
Tidak semua orang mampu mengekspresikan emosi dan perasaan yang sedang dirasakan, baik orang dewasa apalagi anak-anak yang kemampuan kognitifnya.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tidak semua orang mampu mengekspresikan emosi dan perasaan yang sedang dirasakan, baik orang dewasa apalagi anak-anak yang kemampuan kognitifnya belum sempurna.
Sehingga seringkali emosi itu mengendap dan bisa 'meledak' di waktu dan tempat yang tak terduga.
Ayoe Sutomo MPsi, Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga, menjelaskan, emosi sering disamakan dengan perasaan.
Baca juga: Marak Anak-anak Naik Sepeda Listrik, Pengamat Transportasi Malah Waswas
Padahal keduanya adalah hal yang berbeda, meskipun memiliki keterkaitan.
Anak-anak sudah memiliki emosi sejak ia dilahirkan, bahkan sejak 0 bulan.
Enam emosi dasar adalah senang, marah, sedih, takut, terkejut, dan jijik.
Baca juga: Psikolog Ingatkan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Harus Perhatikan Tumbuh Kembang Anak
"Hanya saja saat bayi, belum terlalu mahir mengeskpresikannya, masuk usia 2-3 tahun, emosinya mulai lebih kompleks," kata Ayoe Sutomo saat peluncuran Serial Buku Cerita Anak di ajang Mums Festival 2024, Sabtu (27/7/2024).
Begitu pula dalam cara mengeskpresikan emosi, sudah lebih berkembang.
Selain karena perkembangan kognitifnya, juga sudah dapat banyak input dan paparan dari lingkungan.
Baca juga: Peringati Hari Anak Nasional, Masa Depan Generasi Muda Indonesia Menjadi Hal Penting
"Perkembangan bahasa juga sudah berkembang, sudah bisa bicara sehingga mengekspresikan emosinya sudah lebih kompleks, tidak hanya menangis seperti saat bayi," kata Ayoe Sutomo.
Menurut Ayoe, anak-anak harus dikenalkan dengan emosi sejak kecil.
"Anak yang memahami emosinya akan lebih mampu untuk mengendalikan cara mengekspresikannya serta memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain. Karena dengan kemampuan ini anak dapat lebih mudah beradaptasi," jelasnya.
Baca juga: Selamat! Denny Sumargo dan Olivia Allan Dikaruniai Anak Pertama, Ini Jenis Kelamin dan Nama Bayinya
Serial buku cerita Teman Bumil ini penuh strategi praktis dalam mengajarkan anak mengenal dan mengelola perasaan marah dengan lebih baik.
"Jadi sudah sangat tepat kalau Teman Bumil mengambil emosi ini untuk tema buku cerita," ujar Ayoe Sutomo.
Rencananya akan ada 4 judul buku dalam seri cerita anak.
Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis Diyakini jadi Momentum Perbaikan Gizi Anak Indonesia
Emosi anak
Mengenal emosi anak
adaptasi anak
Ussy Sulistiawati
psikologi anak
buku anak-anak
buku anak
| Midtown Residence Jakarta Ubah Ruang Meeting Jadi Tempat Berlatih Yoga yang Menyenangkan |
|
|---|
| Cerita Pelari Bogor 10K Siliwangi Tempuh Lintasan Penuh Enerji di Tengah Udara Sejuk Sepanjang 10 KM |
|
|---|
| Indomaret Run 2025 Digelar 23 November 2025, Gaet Atlet Profesional di Rute Istimewa Kawasan PIK 2 |
|
|---|
| Skincare Inovatif Korea Selatan Ini Jadi Solusi Merawat Kulit Wajah hingga Mengurangi Noda Hitam |
|
|---|
| Najmia Beauty Fair 2025 Hadirkan Artist Inc, Skincare Revolusioner untuk Kreator Muda |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.