Pilkada Jakarta
Nasib Sudirman Said di Pilgub Jakarta Tergantung Partai Politik
Berikut Wawancara Ekslusif dengan Sudirman Said di Studio Tribun Network, Tanah Abang Jakarta Pusat
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta pada November 2024, sejumlah nama kandidat mulai muncul ke permukaan.
Adapun sosok yang muncul terdapat dari politisi, pengusaha hingga akademisi.
Salah satunya, muncul nama Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang juga mantan Co-captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) itu akan maju di Pilkada 2024 Jakarta.
Berikut Wawancara Ekslusif dengan Sudirman Said di Studio Tribun Network, Tanah Abang Jakarta Pusat pada Selasa (11/6/2024).
Bagaimana kepastian soal maju Pilkada 2024 Jakarta?
Kalau pasti maju atau tidaknya itu kan tergantung partai politik.
Karena saya kira semua orang, kecuali Pak Ridwan Kamil ya, belum ada satu pun nama yang memperoleh tiket secara resmi dari partai-partai.
Kecuali Kang Emil sama satu yang sudah mendaftar lewat jalur independen, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana.
Yang lain punya kesempatan yang sama tergantung nanti keputusan partai politik.
Jadi kalau saya dianggap memenuhi syarat, kemudian diberikan kepercayaan dari partai-partai dan dicalonkan, insya Allah kita tunaikan kepercayaan itu.
Kalau soal ngomongin akan maju di Pilgub Jakarta, terdengar kabar juga kalau misalnya Anies Baswedan juga kayaknya akan maju, Bagaimana? Apakah akan pecah kongsi atau gimana?
Di PDI Perjuangan (PDIP) banyak nama-nama yang dimunculkan juga kan, di antara mereka juga teman baik gitu.
Di partai Golkar misalnya ada tiga nama yang dimunculkan. Ada Ridwan Kamil, Ahmed Zaki hingga Erwin Aksa. Jadi menurut saya, itu bukan hal yang perlu jadi pertanyaan karena semuanya punya kans kan, apalagi kami kan bukan orang partai, jadi bebas-bebas aja.
Kembali pada tadi mengenai maju tidaknya tergantung pada kesempatan politik.
Hubungan kami (dengan Anies Baswedan) baik-baik aja, tidak ada masalah.
Karena kita sejak lama sekali bersahabat, saling support dalam berjuang dan menghadapi, ini kan sebetulnya seperti public call ya.
Saya sering mengulang-ulang bahwa berpolitik itu bukan agen everybody.
Jadi saya mempertimbangkan atau memutuskan untuk maju atau tidak itu bukan karena saya ingin sesuatu.
Tapi karena kawan-kawan, karena partai-partai memberikan kesempatan.
Jadi di antara partai mengatakan, "Coba pak Dirman dipertimbangkan. Kalau Anda berminat", beberapa partai malah mengatakan, dulu kan kami pernah usung Anda di Jawa Tengah, apakah mau kembali ke Jawa Tengah atau mempertimbangkan di arah lain. Jadi wajar saja kalau kemudian saya menempuh jalan ini sebagai panggilan publik.
Memang partai-partai yang sudah mendekati untuk maju di Pilgub DKII siapa aja?
Saya tidak bisa mengatakan spesifik ya, tapi saya bisa melogiskan begini. Pada waktu Pilpres ini kan saya membantu Anies Baswedan bersama Muhaimin Iskandar dan berinteraksi dengan tiga partai.
Ada partai nasdem, PKB dan PKS.
Tapi sebelumnya juga kita kan berproses dengan partai Demokrat.
Keempat-empatnya punya hubungan yang baik. Apakah hubungan baik itu akan membuahkan dukungan sesuatu yang harus kita kelola sama-sama.
Terus pada waktu Pilpres 2019, saya membantu Prabowo Subianto, kemudian juga dicalonkan oleh Gerindra sebagai calon anggota DPR.
Kemudian juga oleh Gerindra dan PKS dan PKB dan PAN sebagai calon gubernur 2018. Itu juga hubungan dengan mereka baik-baik saja.
Atau kalau kita balik agak mundur, 2017 kita membantu Anies Baswedan untuk Pilgub di 2017 kan. Itu juga partainya juga partai yang kita juga punya hubungan yang baik.
Jadi semua perjalanan itu insya Allah menghasilkan persahabatan, pertemanan yang ketika ada kebutuhan seperti ini tentu kita jaga aja semuanya.
Sekarang di antara seluruh partai, apa ada yang sudah memberikan signal?
Ada beberapa tapi saya kira kita harus hormati. Jadi kalau persahabatan atau hubungan ini membuahkan dukungan atau membuahkan satu mandat, kita jalankan.
Cuman kan begini, tidak mungkin saya mempertimbangkan semua atau melangkah sejauh ini kalau tidak ada Signal-Signal kalau kemungkinan itu ada. Jadi saya melihat sebagai satu proses yang sehat saja.
Kan waktunya masih panjang karena kan pendaftaran pada bulan Agustus 2024
Sekarang masih awal Juni. Ya pendek tapi tetap masih ada waktu untuk terus saling melihat berbagai kemungkinan.
Berarti, ada partai yang berikan signal-signal berikan dukungan, apakah termasuk dari Anies Baswedan? Apa sudah ada obrolan mungkin baru-baru ini?
Obrolan spesifik belum, tapi saya kira pada tataran sesama orang dewasa kita kan saling tau aja gitu.
Kembali saya kira Anies Baswedan juga melihat ini sebagai satu proses yang, ini proses publik. Jadi saya kira beliau tidak ambil ini sebagai satu personal matters atau dianggap ada gangguan hubungan antara pribadi, tidak lah seperti itu. (m32)
KPUD Berhasil Efisiensi di Pilkada Jakarta, Kembalikan Sisa Dana Hibah Rp 448 Miliar ke Pemprov |
![]() |
---|
Khoirudin Ungkap Pelantikan Pramono dan Rano Antara 18-20 Februari |
![]() |
---|
Pejabat Baru di Lingkungan Pemprov DKI akan Dilantik Setelah Pramono-Rano Karno |
![]() |
---|
DPRD DKI Umumkan Pramono Anung-Rano Karno Jadi Gubernur 2025-2030 |
![]() |
---|
Pramono Anung Ditemani Istri dan Anak Kedua akan Hadiri di Penetapan Gubernur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.