Konflik Palestina Israel

Warga Demo All Eyes on Rafah di Dubes AS, Mardani Berharap Tak Lagi Ada Pembelaan ke Israel

Mardani berharap kedepan agar Amerika tak lagi mengeluarkan hak vetonya untuk membela Israel pada forum resmi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Wartakotalive/Yulianto
Sejumlah elemen masyarakat mengikuti aksi bela Palestina bertajuk 'All Eyes on Rafah' di depan Kantor Kedubes Amerika Serikat, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6/2024). Kedatangan mereka untuk berunjuk rasa sebagai bentuk protes atas kekejaman Israel yang didukung AS di Rafah, Gaza, Palestina. Aksi bertajuk 'All Eyes on Rafah' tersebut meminta AS menghentikan sekutunya Israel melakukan genosida rakyat Palestina. 

Menurut orator salah satu hal yang ditakuti oleh Israel adalah ketika produk buatannya diboikot oleh masyarakat dunia.

"Berani tetap boikot? Boikot produk produk Israel sampai bangkrut. Takbir.," ujar salah satu orator tersebut.

Tak hanya itu kalimat 'Free Free Palestine' juga terus menggema dalam aksi yang digelar sejak pagi hari itu.

Sementara itu dalam aksi itu juga turut diamankan oleh sejumlah aparat kepolisian yang tampak berjaga di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Dari pantauan, Jalan Medan Merdeka Selatan di kedua arahnya telah ditutup sementara oleh pihak kepolisian sejak sekitar pukul 05.30 WIB.

Terlihat juga mobil water canon milik Korps Brimob turut disiagakan di dekat lokasi jalannya aksi tersebut.

Seperti diketahui Israel telah melancarkan serangan udara ke Rafah di Gaza selatan pada Minggu (26/5/2024) malam.

Serangan udara Israel menghantam lingkungan Tal al-Sultan, sekitar 2 km (1,2 mil) barat laut pusat kota Rafah.
Sejumlah warga sipil terbunuh dalam serangan udara Israel tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, sebanyak 249 orang terluka.

Kemudian, puluhan orang diyakini telah terbunuh, meskipun Israel mengklaim bahwa serangan itu ditujukan ke “kompleks Hamas”.

Padahal, para saksi, organisasi bantuan, dan bukti video semuanya menunjukkan bahwa kamp pengungsi paling terkena dampak serangan tersebut.

Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan api berkobar di tenda-tenda yang penuh sesak yang terletak di dekat gudang UNRWA tempat persediaan bantuan disimpan.

Dilansir The Guardian, ada video-video mengerikan tentang orang-orang yang dengan panik mencari korban selamat, mayat-mayat yang terbakar, dan seorang anak yang dipenggal di reruntuhan.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved