Berita Nasional

Luhut Ingin Jadi Penasihat Prabowo, Jusuf Kalla: Boleh saja, Asal Nasihatnya Sesuai Aturan

Presiden terpilih Prabowo Subianto rupanya tertarik pada Luhut Binsar Pandjaitan untuk jadi menteri, sayang ditolak. Kata Luhut, enak jadi penasihat.

Editor: Valentino Verry
wartakotalive.com, Hironimus Rama
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) tak masalah jika Prabowo Subianto menunjuk Luhut menjadi penasihat. Dia cuma pesan, beri nasihat yang baik, dan tak melanggar aturan. 

"Sederhana aja, karena ini kan akan berbuat baik pada Indonesia," ujarnya.

"Saya kira Pak Prabowo punya jiwa patriotisme yang tinggi. Saya bicara sama beliau, beliau akan meneruskan ini," lanjut Luhut.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Panjaitan, menolak jadi menteri lagi.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Panjaitan, menolak jadi menteri lagi. (Warta Kota/Nurmahadi)

Meski demikian, ia memandang Prabowo tentu akan melakukan penyesuaian terkait dengan kelangsungan program-program Jokowi yang ada saat ini.

"Mungkin di sana-sini ada nanti penyesuaian. Tapi saya pikir apa yang telah diletakkan oleh Pak Joko Widodo adalah satu fondasi yang sangat-sangat baik," pungkas Luhut.

Selain Luhut, ternyata ada tokoh politik lain yang menilak tawaran Prabowo untuk menjadi menteri.

Yakni mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa.

Namun, Khofifah menolak tawaran tersebut karena ia memilih untuk kembali bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2024.

"Ada, ada (tawaran). Tapi saya sudah menyampaikan dari awal, saya mohon diberi kesempatan untuk kembali memimpin dan menjaga Jawa Timur," katanya saat menghadiri halalbihalal Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).

Ia menyebut ingin kembali menjadi gubernur demi memajukan dan membuat Jawa Timur lebih hebat.

Khofifah mengaku ingin menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di Jawa Timur lewat program sekolah taruna yang dijalankannya saat menjabat sebagai gubernur.

Program sekolah taruna tersebut bekerja sama dengan tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI), yakni Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Kepolisian RI.

Ia mengalokasikan 20 persen kuota siswa sekolah taruna untuk warga di luar Jatim.

“Untuk non Jatim kita beri porsi 20 persen, yang (porsi) lain adalah untuk masyarakat Jatim karena untuk sekolah di taruna-taruna itu kedisiplinannya luar biasa, kualitasnya juga Alhamdulillah luar biasa,” kata dia.

“Dan ini banyak sekali yang kemudian tertarik berminat untuk sekolah di 5 SMA taruna yang ada di Jatim," tambahnya.

Jawa Timur, lanjut Khofifah, juga menerima banyak apresiasi saat ia menjabat sebagai gubernur, termasuk penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden Joko Widodo.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved