Berita Jakarta
Bukannya Direkrut Jukir Malah Digebah, Prof Dailami Firdaus Sebut Pengelola Minimarket Tak Berempati
Anggota DPD RI, Prof Dailami Firdaus Sesalkan Minimarket yang Dianggap Tak Miliki Empati pada Jukir
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Prof Dailami Firdaus menyesalkan pengelola minimarket yang tidak memiliki empati kepada juru parkir di lokasi usahanya.
Alih-alih bisa direkrut sebagai petugas keamanan sekaligus juru parkir agar mereka mendapatkan gaji resmi agar tidak mengutip uang parkir, pengelola minimarket justru terkesan lepas tangan dengan fenomena permasalahan sosial ini.
“Jukir ini kan biasanya Akamsi (anak kampung sini). Kalau pengelola minimarket peduli ini menjadi nilai plus, karena mereka ikut memberdayakan warga setempat di lokasi usahanya,” ujar Prof. Dailami dari keterangannya pada Jumat (17/5/2024) malam.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama DPRD harus bisa memanggil pengelola minimarket agar ada solusi jangka panjang.
Sebetulnya, kata Senator Dapil Jakarta ini, jukir juga diperlukan sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen.
“Apalagi untuk konsumen yang membawa mobil sangat perlu jukir untuk memandu,” ucap Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Safi’iyah ini.
Prof. Dailami juga mempertanyakan kontribusi pengelola atau pengusaha minimarket bagi masyarakat di lokasi gerai atau tempat usaha. Banyak pekerja mulai dari kasir dan lainnya itu bukan warga sekitar.
“Padahal mungkin banyak warga sekitar yang membutuhkan pekerjaan,” ujarnya.
Menurutnya, merekrut warga terdekat dari tempat usaha akan memberikan banyak manfaat, mulai dari meminimalisir kemacetan hingga hubungan yang baik dengan warga.
Jika tenaga kerjanya warga lokal di situ maka akan mengurangi mobilitas penggunaan kendaraan.
“Tapi, kalau yang direkrut domisilinya jauh-jauh apalagi dari luar DKI maka ini menjadi penyumbang kemacetan di Jakarta,” imbuhnya.
Prof. Dailami menjelaskan, dengan nilai pendapatan mencapai Rp 106,94 triliun sebagaimana disampaikan Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Wiian melalui salah satu media, maka bukan hal sulit bagi pengelola minimarket untuk memberikan pekerjaan dan penghasilan bagi jukir.
“Saya kira ada hal yang kontra produktif dari pengelola minimarket. Di satu sisi seperti dengan bangga mempublikasikan keuntungan perusahaan, namun di sisi lain tidak bisa merekrut tenaga keamanan atau jukir,” ungkapnya.
Jika pengelola minimarket tidak kooperatif membantu mengatasi masalah sosial dan pengangguran di Jakarta, Dailami menyarankan agar Pemprov DKI kembali mengevaluasi izin-izin minimarket.
"Secara fakta, masih banyak minimarket yang posisinya dekat dengan pasar tradisional hingga memberikan dampak turunnya omzet warung-warung rakyat," bebernya.
Tanggapi Informasi yang Viral, Pramono Anung Bantah Istrinya Punya Jabatan di Balai Kota |
![]() |
---|
Gubernur DKI Hadiri Wisuda 1.618 Lansia di TMII, Pramono: Mereka Mau Sekolah Sangat Luar Biasa |
![]() |
---|
Pedagang Es Teh Solo Ditemukan Tewas di Kontrakan Menteng, Sempat Keluhkan Hernia |
![]() |
---|
Simak Syarat Promo Sambungan Baru Gratis PAM Jaya untuk Warga DKI Jakarta |
![]() |
---|
Rano Karno Buka JITEX 2025, Target Transaksi Capai Rp14,9 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.