Berita Nasional

Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Terkendala Ego dan Kepentingan Para Mantan Presiden

Gagasan Prabowo Subianto membentuk presidential club bakal menghadapi tantangan utama, ego dan kepentingan yang berbeda dari para mantan presiden.

Tribunnews
Gagasan Prabowo Subianto membentuk presidential club bakal menghadapi tantangan utama, ego dan kepentingan yang berbeda dari para mantan presiden. 

WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA - Presidential club atau tempat berkumpulnya presiden dan mantan presiden di Indonesia masih menjadi sebatas wacana.

Wacana tersebut digagas oleh Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih 2024-2029.

Menanggapi hal itu, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan gagasan Prabowo Subianto membentuk presidential club bakal menghadapi tantangan utama, yakni menyatukan ego dan kepentingan yang berbeda dari para mantan presiden.

Apalagi, hubungan di antara manta presiden tersebut dapat dikatakan kurang akur.

Ujang menjelaskan, presiden kelima Megawati Soekarnoputri sudah lama tidak akur dengan presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selama rentang waktu 5 kali pemilu sejak 2004 hingga 2024 ini. 

Baca juga: Pengamat Yakini Prabowo Dapat Mendorong Terwujudnya Mengakhiri Konflik Israel dan Palestina Merdeka

Sementara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak berjarak dengan Megawati pada kontestasi Pemilu 2024.

"Kita tahu bahwa Ibu Megawati dan Pak SBY sudah tidak akur sejak 2004 hingga 2024, 5 kali pemilu. Lalu di 2024 ada clash atau disharmonis, ada konflik antara Ibu Megawati dan Pak Jokowi. Tantangannya menyatukan itu, menyatukan hati yang retak dan kecewa agar bersatu kembali," jelas Ujang, Kamis (9/5/2024).

Menurut Ujang, yang berat itu menyatukan hati yang terluka untuk menjadi suatu ikatan kekuatan kekeluargaan sebagai pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang akan dikenal sebagai sejarah positif.

Maka dengan itu perlu dilakukan Prabowo untuk merealisasikan presidential club adalah bertemu dan bersilaturahmi dengan Megawati. 

Pasalnya, hingga saat ini, PDIP dan Megawati belum secara resmi menerima kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.

Baca juga: DPD Partai Gerindra DKI Usulkan 4 Kader di Pilkada DKI Jakarta, Dua Diantaranya Keponakan Prabowo

"Bagaimana merealisasikan presidential club kalau Megawati-nya katakanlah belum ketemu dengan Prabowo atau Prabowo belum bersilaturahmi secara personal dengan Megawati. Jadi, itu dulu yang harus dituntaskan," ucap dia.

Menurut Ujang, pertemuan dengan Megawati menjadi momentum penting untuk memastikan PDIP menerima kemenangan Prabowo-Gibran yang sudah resmi ditetapkan KPU dan membahas masalah negara ke depannya, termasuk membahas wacana presidential club.

"Kalau itu tidak dilakukan maka presidential club tidak bisa dieksekusi, karena kemungkinan besar Megawati enggak mau, ogah karena dianggap PDIP belum menerima kemenangan Prabowo-Gibran walaupun secara aturan, secara konstitusi, Prabowo-Gibran sudah ditetapkan secara sah sebagai pemenang pemilu yang akan dilantik pada 20 Oktober 2024," tutup dia.(m27)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved