Berita Nasional

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, Pengamat Sebut karena Gengsi dan Tak Mau Sekubu dengan Jokowi

Agung Baskoro menilai, jika pernyataan Ganjar mempertegas kalau dirinya PDIP akan berada diluar pemerintahan Prabowo-Gibran.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo melambaikan tangan kepada awak media saat meninggalkan kediaman Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin (22/4/2024) malam. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ganjar Pranowo mendeklarasikan tidak akan ikut bergabung atau berkoalisi di pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).

Direktur Eksekutif Trias Politika Agung Baskoro menilai, jika pernyataan Ganjar mempertegas kalau dirinya PDIP akan berada diluar pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Karena realitas politik-hukum sebelumnya sudah mengemuka mulai proses PTUN yang masih dikawal PDIP soal Pilpres dan kemudian terkait belum bertemunya Prabowo - Mega," kata Agung saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).

"Apalagi aspirasi publik juga menginginkan perlu ada kekuatan partai di luar pemerintahan agar check and balances tetap terjaga," sambungnya. 

Kemudian saat ditanya tak bergabungnya kubu PDIP ke Prabowo-Gibran karena "gengsi", Agung menilai bahwa nantinya kubu mereka akan hanya jadi pelengkap saja. 

Baca juga: Anies Baswedan Bantah Kabar Akan Duet bersama Ahok di Pilkada DKI Jakarta

Sebab, sudah banyak partai yang berkoalisi bersama Prabowo-Gibran. 

"Plus ada faktor Presiden Jokowi di sisi Prabowo - Gibran yang dominan," kata Agung. 

Sebelumnya dilansir dari Tribunews.com, mantan calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo memastikan tak akan bergabung dalam Pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Ganjar mengatakan meskipun tak bergabung, dirinya akan mengawal Pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Untuk mencintai republik ini, kita akan mengawal dengan cara lain dan saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini," kata Ganjar di Posko Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (6/5/2024). 

Anies tetap di jalan perubahan

Sementara Anies Baswedan mengaku belum memutuskan posisi politiknya setelah Prabowo menjabat nantinya sebagai Presiden.

"Saya tidak akan mendahului soal bergabung atau tidak karena dari mana kita tahu? Tapi bahwa saya ini bukan berada di parpol, kalau Pak Ganjar kan di parpol, saya warga negara, dan saya selalu mengatakan tetap jalan perubahan," tutur Anies di rumahnya kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024).

Kemudian Anies menyebut, dirinya tak mau menyatakan menolak atau bersedia masuk ke pemerintahan. 

Sebab kata dia, memang belum ada tawaran. 

Baca juga: Banyak Dukungan untuk Maju di Pilgub DKI, Anies Baswedan Minta Waktu untuk Berpikir dan Menimbang

Sehingga Anies berujar, akan tetap memegang teguh pakem bahwa yang mendapatkan amanah konstitusi akan berada di kabinet, dan begitu pun sebaliknya.

"Kalau saya bilang ikut, wong diundang saja tidak. Mau bilang tidak, wong diundang saja belum. Jawabnya apa? Betul tidak?" kata Anies. 

"Tapi pakemnya nih, yang mendapatkan amanah konstitusi dari sebuah proses Pilpres itu berada di dalam kabinet, yang tidak mendapatkan amanah berada di luar kabinet. Pakem itu saya katakan dari dulu," sambungnya. 

Selanjutnya saat ditanya apakah ada rencana bertemu dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto, Anies mengaku belum ada rencana perihal tersebut. 

Menurutnya, saat ini ia masih ingin fokus menata rencana ke depan.

"Pokoknya sekarang sih saya konsentrasi untuk menata langkah-langkah ke depan, itu saja," pungkasnya. 

Tanggapan Gerindra

Keputusan Ganjar Pranowo menjadi oposisi bagi pemerintahan Prabowo-Gibran tidak dipermasalahkan oleh Partai Gerindra.

Bagi Gerindra, memilih menjadi oposisi bukan sikap yang buruk bagi sebuah negara.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengaku sangat menghormati keputusan Ganjar Pranowo.

"Enggak ada masalah dan sikap oposisi bukan merupakan pilihan yang salah ya atau yang tidak baik," kata Habiburokhman dalam keterangan video kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).

Dia menuturkan, pilihan berada di dalam atau di luar pemerintahan sama-sama mulia.

Habiburokhman meyakini Ganjar mengambil keputusan dengan pertimbangan untuk kepentingan bangsa.

Dia juga memastikan keputusan tersebut tidak menghentikan komunikasi pemerintah dengan Ganjar.

Sejauh ini, komunikasi tetap terjalin dengan baik antara Gerindra dan Ganjar.

"Kalau memang sudah menjadi pilihan Pak Ganjar, kami tidak akan mungkin bisa menghalangi," tegasnya seperti dilansir Kompas.com.

Baca juga: Ganjar Bersumpah Tidak akan Pernah Bergabung dengan Pemerintahan Prabowo Demi Indonesia

Habiburokhman kemudian mengingatkan Indonesia adalah negara yang menjamin demokrasi. Demokrasi dimaknai menghormati dan menjamin kebebasan berpolitik setiap orang.

"Negara kita menjamin demokrasi, menjamin kebebasan berpolitik ya, menjamin perbedaan politik antarpara pihak," pungkasnya.

Sebelumnya Ganjar Pranowo kembali menegaskan, tidak akan bergabung dalam pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal tersebut diungkapkan Ganjar di hadapan pengurus Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, calon wakil presiden pendampingnya, Mahfud MD, beserta elite partai politik pengusung dalam acara halal bihalal Lebaran.

Menurut Ganjar, keputusannya berada di luar pemerintahan bukan berarti dirinya tidak mencintai Indonesia.

"Kita tidak akan pernah berhenti untuk mencintai republik ini, kita akan mengawal dengan benar, dan saya declare pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini," ungkap Ganjar dalam acara yang digelar di Posko Teuku Umar Nomor 9, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024) malam.

Lebih jauh, Ganjar juga menegaskan, komitmennya itu bukan berarti dirinya tidak cinta terhadap pemerintahan yang akan datang.

Baca juga: Tanpa Ganjar-Mahfud, KPU Resmikan Prabowo-Gibran Sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024-2029

Menurut dia, keputusan ini merupakan cara terbaik baginya untuk tetap bisa mengontrol jalannya pemerintah Prabowo-Gibran.

"Saya sangat menghormati pemerintahan ini, dan kami akan melakukan kontrol dengan cara yang benar," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

Respons Ketua MPR

Secara terpisah Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet tidak mempersoalkan Ganjar Pranowo memilih menjadi oposisi.

Namun ia berharap Ganjar tetap bergotong-royong membangun bangsa meski dengan jalur di luar pemerintah.

"Di luar pemerintahan boleh, tapi kita bekerja secara gotong royong dari sisi kita masing-masing," kata Bamsoet ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Dengan demikian, menurut Bamsoet, tidak ada istilah oposisi pemerintahan. Hal ini karena oposisi dinilai bermakna berseberangan dengan pemerintah.

"Kalau di Indonesia tidak ada istilah oposisi dalam politik keindonesiaan kita," imbuh dia.

Bamsoet kemudian mengungkit apa yang diajarkan Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno untuk sistem pemerintahan di Indonesia.

Ajaran Bung Karno, jelas Bamsoet, adalah sistem pemerintahan yang demokratis dan politik yang berbasis pada kegotongroyongan.

Menurutnya, gagasan dan ajaran Bung Karno itu kemudian dituangkan melalui empat pilar MPR saat ini.

"Inti 4 pilar itu adalah gotong royong. Bagaimana kita bisa bergotong royong untuk mencapai tujuan kita bernegara sesuai pembukaan UUD negara kita menuju masyarakat yang adil makmur dan sentosa," pungkas Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Alasan Ganjar jadi oposisi

Sebelumnya diberitakan, Ganjar Pranowo kembali menegaskan, tidak akan bergabung dalam pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Hal tersebut diungkapkan Ganjar di hadapan pengurus Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, calon wakil presiden pendampingnya, Mahfud MD, beserta elite partai politik pengusung dalam acara halal bihalal Lebaran.

Menurut Ganjar, keputusannya berada di luar pemerintahan bukan berarti dirinya tidak mencintai Indonesia.

"Kita tidak akan pernah berhenti untuk mencintai republik ini, kita akan mengawal dengan benar, dan saya declare pertama, saya tidak akan bergabung di pemerintahan ini," ungkap Ganjar dalam acara yang digelar di Posko Teuku Umar Nomor 9, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024) malam.

Lebih jauh, Ganjar juga menegaskan, komitmennya itu bukan berarti dirinya tidak cinta terhadap pemerintahan yang akan datang.

Menurut dia, keputusan ini merupakan cara terbaik baginya untuk tetap bisa mengontrol jalannya pemerintah Prabowo-Gibran.

"Saya sangat menghormati pemerintahan ini, dan kami akan melakukan kontrol dengan cara yang benar," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah ini.

 

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com di WhatsApp : di sini

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved