Berita Jakarta
Cerita Bahari 12 Tahun Jualan Uang Kuno, Tetap Bertahan Meski Pasar Merosot demi Sejarah
Bahari (58) sehari-harinya berjualan uang kuno di Pasar Baru, Jakarta Pusat yang sudah dilakoni sejak 12 tahun terakhir karena terlanjur cinta sejarah
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Bahari (58) merupakan warga Pasar Baru, Jakarta Pusat yang sehari-harinya berjualan uang kuno di Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Beragam jenis uang kuno baik dalam bentuk koin maupun dalam bentuk uang kertas dari berbagai tahun pembuatan dan nilai tersusun dengan rapi di atas mejanya.
Lokasinya berjualan pun cukup mudah ditemukan pejalan kaki. Cukup hanya berjalan lurus dari pintu masuk pasar baru, maka ia ada di ujung sebelah kiri.
Saat ditemui di tempatnya berjualan, Bahari tengah sibuk menghitung satu per satu uang koin dan memasukkannya ke kotak yang ada mejanya.
Sesekali, dari tempat duduknya, ia menawarkan uang kuno pada pejalan kaki yang melintas di depannya.
Bahari berjualan uang kuno gegara cintanya pada sejarah.
"Saya di Pasar Baru dari tahun 1984 dan mulai berjualan uang kuno di 12 tahun terakhir. Awalnya saya suka saja dengan sejarah, dan uang kuno ada nilai sejarahnya dan saya tertarik di situ," ucapnya kepada Warta Kota, Sabtu (20/4/2024).
Baca juga: Denny Cagur Terpilih Sebagai Anggota DPR, Kuncinya Rajin Datang ke Dapil hingga Dukungan Doa Ibunya
Baca juga: Wasiat Vicky Prasetyo Ingin Dimakamkan Bersebelahan Istri Pertama: Aku Merasa Banyak Nyakitin Dia
Sejumlah uang kuno yang ia jual pun ada dari era VOC (uang Belanda tempo dulu), kemudian tahun pembuatan 1776, 1783 hingga 1890, dan tahun 2005.
Memasuki tahun 2024, Bahari menyebut perkembangan transaksi uang kuno sepi.
Namun ia maklum dikarenakan rata-rata pedagang kaki lima di Pasar Baru juga merasakan yang sama meski jualannya berbeda.
"Jual beli tak stabil. Saya sendiri kebanyakan melamun di bulan puasa. Yang jual tak ada, yang beli juga tidak ada. Saya tak tahu apa penyebabnya namun ekonomi sepertinya merosot," ujarnya.
Saat ini, tipe pembeli uang kuno tak lagi untuk tujuan koleksi melainkan kepentingan lain.
Bahari mencontohkan kepentingan untuk mahar kawinan.
Baca juga: Cak Imin Belum Putuskan Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024, Kader Bukan Faktor Utama
Baca juga: Tidak Percaya Kader Internal Maju di Pilkada 2024, Cak Imin: Tidak Ada Alasan Pokoknya
Untuk tahun 2024, pembeli biasanya membeli koin Rp 10 berjumlah dua, dan Rp 1 sebanyak empat.
"Selain itu tak ada. Kalau kolektor yang di atas saya juga tak mungkin nanya. Kalaupun datang paling nanya barang yang dia tak punya baru nanya ke saya apakah punya uang jenis itu," katanya.
KAI Commuterline Siapkan Rekayasa Perjalanan KRL untuk Mengantisipasi Aksi Demo Buruh di Gedung DPR |
![]() |
---|
Dicegah Masuk Jakarta, 120 Pelajar Diduga Ikut Aksi Unjuk Rasa Buruh di Gedung DPR/MPR RI |
![]() |
---|
Gratis Naik Transportasi Umum, Warga Jakarta Puas Punya KLG |
![]() |
---|
Pengamen di Duren Sawit Jaktim Gagalkan Preman Curi Besi Scaffolding |
![]() |
---|
Alasan Dishub Jakarta Batal Pangkas Trotoar Jalan TB Simatupang Jaksel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.