PDIP Bantah Pertemuan Megawati dengan Jokowi di Momen Lebaran, Sudah Tidak Seperjuangan
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto bantah ada pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Megawati Soekarnoputri.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
WARTAKOTALIVE.COM - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto bantah ada pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Megawati Soekarnoputri.
Kata Hasto, di momen lebaran ini, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hanya bertemu dengan pihak-pihak yang seperjuangan dengan nilai-nilai yang dianut.
Dikutip dari Tribunnews.com pada Selasa (16/4/2024) Hasto mengatakan bahwa pihak-pihak yang bertemu langsung dengan Megawati merupakan orang-orang yang memiliki visi misi yang sama dalam menjaga dan merawat bangsa dan negara.
"Tidak ada pertemuan (Megawati dan Jokowi). Kami menjadi benteng demokrasi. sehingga, pertemuan hanya dilakukan terhadap orang-orang yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, kedaulatan rakyat itu yang memperjuangkan demokrasi," jelas Hasto.
Hasto kemudian menyinggung soal pengkhianatan demokrasi, supremasi hukum yang sudah dilanggar serta spirit anti nepotisme, kolusi, dan korupsi yang tak lagi sejalan.
Sehingga, menurutnya, praktik-praktik semacam itu tak bisa dibiarkan.
"Ya ketika konstitusi sudah dikhianati, ketika demokrasi sudah dikebiri, ketika supremasi hukum sudah dilanggar, spirit anti nepotisme, kolusi, dan korupsi, kemudian bersemai dengan dukungan kekuasaan, apakah ini kita biarkan?" tuturnya.
Hasto pun mengingatkan, bahwa sebagai bangsa pejuang, semua pihak harus harus memiliki satu prinsip yang sama.
Silaturahmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di tengah momen Idul Fitri 1445 H dianggap mustahil.
Apalagi hingga saat ini belum ada tanda-tanda alam pertemuan Jokowi dan Megawati bakal terwujud di tengah momen Idul Fitri 1445 H atau lebaran 2024.
Baca juga: Bocoran Kesimpulan Bawaslu Pada Sidang Gugatan Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi
Pengamatan itu disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno seperti dikutip dari Tribunnews.com.
"Titik kulminasinya adalah sikap politik yang berbeda antara Jokowi dan Megawati di Pilpres 2024."
"Pertemuan ini mungkin bagi Jokowi adalah suatu yang penting dalam suasana lebaran, tapi tanda-tanda alam sampai detik ini saya termasuk yang tidak yakin pertemuan ini bisa terealisasi," kata Adi Prayitno, Minggu (14/4/2024).
Menurut Adi Prayitno, luka hati Megawati kepada Jokowi ini lebih menyakitkan daripada Megawati dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.