Soal Jokowi Pimpin Koalisi Besar, Ikrar Nusa Bhakti: Harus Ketua Partai, Enggak Mungkin Ujug-ujug

Palar politik Ikrar Nusa Bhakti berikan komentar terkait wacana yang diungkapkan Grace Natalie jadikan Presiden Jokowi sebagai pemimpin koalisi besar.

Editor: Sigit Nugroho
Istimewa
Palar politik Ikrar Nusa Bhakti berikan komentar terkait wacana yang diungkapkan Grace Natalie jadikan Presiden Jokowi sebagai pemimpin koalisi besar. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Dewa Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) pantas jadi pemimpin koalisi besar.

Hal itu dikatakan Grace dalam sebuah video yang ditayangkan di YouTube Kompas.com pada Selasa (12/3/2024).

"Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai, semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas," kata Grace.

Menurut Grace, Presiden Jokowi dapat menjadi sosok yang mempersatukan atau menjembatani kepentingan partai-partai politik.

Palar politik Ikrar Nusa Bhakti berikan komentar terkait wacana yang diungkapkan Grace itu.

Baca juga: Perolehan Suara di Pemilu 2024 Tembus Belasan Ribu, Kevin Wu Merasa Terbantu oleh Grace Natalie

Baca juga: Aktivis HAM Tagih Janji Jokowi Soal Kasus Munir, Usman Hamid: Itu Termasuk Pelanggaran HAM Berat

Baca juga: Ikrar Nusa Bhakti Blak-blakan Soal Jokowi: Masak Satu Negara Dikalahkan Satu Keluarga

Ikrar memperkirakan bahwa wacana menjadikan Presiden Jokowi untuk memimpin koalisi besar akan sulit terwujud.

Perkiraan Ikrar didasari, karena Presiden Jokowi bukan ketua umum partai politik (parpol), sehingga sulit untuk memimpin koalisi besar.

"Kalau dia (Jokowi) menjadi ketua, dia harus ketua partai, enggak mungkin lah ujug-ujug," kata Ikrar dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (16/3/2024).

Di sisi lain, ujar Ikrar, Demokrat sebagai salah satu parpol pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menentang wacana itu.

"Demokrat mengatakan ini kan kami independen, kenapa kemudian kita harus disatukan menjadi koalisi besar dan kita harus tunduk pada pemimpin dari koalisi ini," ujar Ikrar.

BERITA VIDEO: Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi di Pilpres 2024

Ikrar menjelaskan, koalisi besar di Indonesia lahir pada zaman Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurutnya, saat itu SBY mengangkat Aburizal Bakrie yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar menjadi ketua koalisi.

"Pertanyaan saya, ketua koalisi itu kan pada masa itu digagas oleh presiden, pertanyaan saya apakah Prabowo memang menggagas adanya koalisi besar itu?" ucap Ikrar.

"Apalagi kemudian dikatakan ini akan jadi koalisi permanen untuk 20 tahun ke depan untuk menunjang proyek yang disebut dengan Indonesia Emas 2045," papar Ikrar. (*)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved