Manuver Presiden Jokowi
Makan Malam Bersama Surya Paloh, Pengamat: Jokowi sedang Jalankan Politik 3M
Presiden Jokowi sedang melakukan manuver politik 3 M untuk melindungi pemerintahan Prabowo-Gibran dari kekuatan oposisi.
Terakhir, pertemuan Jokowi dan Surya Paloh juga bisa dimaknai sebagai upaya Jokowi agar Partai Nasdem masuk dalam barisan pendukung pasagnan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.
Pasalnya, koalisi pendukung Prabowo-Gibran belum menguasai mayoritas parlemen sehingga butuh dukungan dari Nasdem maupun PKB yang dinilai tak punya DNA sebagai oposisi.
Baca juga: AHY Dilantik Jadi Menteri dan Kebiasaan Jokowi Reshuffle pada Hari Rabu Pon, Ini Maknanya
"Kita tahu pemerintahan, kalau Prabowo-Gibran dilantik, itu belum cukup 50 persen di parlemen, mereka butuh dukungan parlemen yang cukup memadai," kata Hanta.
"Minimal simple majority atau mayoritas sederhana untuk menyukseskan agenda pemerintahan, mengajukan proposal kebijakan, mereka minimal harus 55-60 persen," imbuh dia.
Seperti diketahui, Jokowi dan Paloh bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Minggu petang hingga malam lalu.
Jokowi mengeklaim bahwa pertemuannya dengan Paloh adalah pertemuan biasa dan topik yang dibahas pun masalah politik yang menurutnya biasa saja.
"Memang ada pertemuan dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara kita," kata Jokowi, Senin (19/2/2024).
Senada, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali juga menilai pertemuan kedua tokoh itu merupakan hal yang biasa karena Nasdem masih menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
"Pertemuan itu bisa kita lihat pada perspektif bahwa Pak Jokowi dan Pak Surya itu dalam bagian koalisi Pak Jokowi 2019.
Baca juga: AHY Bakal Dilantik Jadi Menteri, Sekjen Gerindra Terkejut: Kok Saya Tidak Tahu?
Apa yang pernah saya dan Pak Surya sampaikan sebelumnya, bahwa komitmen-komitmen Nasdem akan mengawal pemerintahan sampai 2024,” kata Ali.
Butuh 70 persen kekuatan di DPR
Sebelumnya Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut Prabowo dan Jokowi akan mengajak partai-partai yang berpotensi menjadi oposisi masuk dalam gerbong mereka.
“Lingkaran istana dan Prabowo saat ini sedang melakukan pendekatan untuk meyakinkan PDIP bersedia ikut mem-back up pemerintahan Prabowo ke depan.
Ini tidak perbeda sebagaimana PDIP dulu mempersilakan Prabowo masuk ke kekuasaan pasca-kekalahannya dari Jokowi pada Pilpres 2019,” kata Khoirul Umam kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).
Meski Prabowo-Gibran unggul jauh pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 menurut hasil hitung cepat, namun, Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo berada di urutan ketiga dalam pemilu legislatif (pileg).
Baca juga: Perkarakan Kecurangan Pemilu, Kubu Ganjar-Mahfud Bikin Tim Khusus Dipimpin Todung

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.