Kelangkaan Beras

Harga Beras Premium Meroket hingga Rp 800.000 Sekarung, Pedagang Pusing Ngecaknya

Wijaya menambahkan, akibat kenaikan harga tersebut masyarakat kini mulai mengurangi jumlah pembelian beras.

|
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Gilbert Sem Sandro
Salah seorang pedagang beras bernama Wijaya (kanan) tengah melayani pelanggannya saat berjualan di Pasar Anyar Tangerang, Banten, (20/2). 

Laporan Wartawan, WARTAKOTALIVE.COM, Gilbert Sem Sandro


WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Pedagang sembako yang berjualan di pasar tradisional mengeluhkan tingginya harga beras premium dalam satu bulan terakhir.

Salah satu pemilik kios sembako di Pasar Anyar Tangerang, Engguan mengatakan, harga beras premium saat ini terpaksa dijualnya dengan harga Rp 16.000 per liter.

Sebab dirinya membeli beras dalam karung berasa berukuran besar atau sebanyak 62 liter dengan harga Rp 800.000 dari agen.

"Kenaikan harga beras sekarang tinggi banget, saya jual sekarang untuk seliter harganya sudah Rp 13.000 sampai Rp 16.000," ujar Engguan kepada Wartakotalive.com, Selasa (20/2/2024).

"Saya sampai pusing ngecaknya (hitung-hitungan) untuk menjualnya, karena beli dari agen saja harganya sudah tinggi banget," imbuhnya.

Baca juga: Beras Premium Makin Langka, Stok di Minimarket Bekasi Menipis

Engguan mengaku, tidak mengetahui penyebab utama melonjaknya harga kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari itu. 

Berdasarkan informasi dari distributor tempatnya mengambil barang tersebut, kenaikan harga beras terjadi akibat kondisi cuaca yang tengah memasuki musim hujan.

"Katanya sih penyebabnya itu petani di Jawa banyak yang gagal panen, karena sekarang lagi musim hujan dan banyak sawah yang kebanjiran," kata dia.

Lebih lanjut pedagang beras lainnya, Wijaya menambahkan, akibat kenaikan harga tersebut masyarakat kini mulai mengurangi jumlah pembelian beras.

Sebab imbas dari melonjaknya harga beras itu tidak hanya terjadi pada pemilik toko sepertinya, melainkan para pedagang kecil seperti pengusaha warung makan.

Pemilik rumah makan Warung Tegal atau Warteg pun saat ini terpaksa harus mengurangi jumlah pembelian beras, dibandingkan menaikan harga penjualan.

"Pasti berimbas untuk sisi penjualan terutama pedagang warteg yang jualan di pinggir jalan, mereka mengurangi pembelian misalnya biasa beli 10 liter, sekarang cuma 7 liter saja," lanjutnya.

"Mau enggak mau mereka harus begitu supaya usahanya bisa tetap berjalan, karena beras kan dimakan setiap hari," imbuhnya.

Baca juga: Sering Dikomplain Konsumen, Begini Siasat Pemilik Warung Makan di Jaksel Imbas Harga Beras Mahal

Oleh sebab itu ia mengharapkan kepada pemerintah agar dapat mengontrol harga jenis bahan pokok masyarakat tersebut. 

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved