Timnas AMIN Berharap Muncul Ahok-ahok Lain di Pilpres 2024, Untungkan Kampanye Perubahan

Timnas AMIN buka suara soal kemunculan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memutuskan mendukung Paslon 03 Ganjar-Mahfud MD di Pilpres 2024.

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Kapten Timnas AMIN Muhammad Syaugi Alaydrus menghadiri debat calon presiden (capres) yang digelar di Istora Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). 

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti

WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA -- Timnas AMIN buka suara soal kemunculan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memutuskan mendukung Paslon 03 Ganjar-Mahfud MD di Pilpres 2024.

Kapten Timnas Amin, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus mengaku tidak terlalu memusingkan kemunculan Ahok di tengah Pilpres 2024.

Saat ditanya apakah kehadiran Ahok ini akan membawa keuntungan bagi pasangan Anies-Muhaimin, Syaugi menjawab hal itu tergantung dengan tujuan dibentuknya koalisi.

"Selama itu mengikuti perubahan, kalau itu perubahan, ya menguntungkan dong buat 01," tukas Syaugi markas Pemenangan Timnas Amin, Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/2/2024).

Sementara itu, Co-Kapten Timnas Amin, Suyoto punya pandangan lain. Dia justru menyambut baik kemunculan Ahok yang kini mempunyai hobi baru mengkritik pemerintah.

Bahkan Suyoto berharap muncul Ahok-ahok lain yang bisa ikut mengkritisi keras pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

"Kami berharap adanya Ahok-Ahok yang lain, semakin banyak muncul Ahok, semakin bagus," kata Suyoto yang turut hadir dalam jumpa pers di Markas Pemenangan Timnas Amin.

"Supaya rakyat punya data punya informasi tentang kebenaran-kebenaran. Kita percaya kebenaran dan kebaikan itu mempunyai kekuatannya sendiri," tandas Ketua Koordinator Bidang Kebijakan Publik dan Isu Strategis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem itu.

Baca juga: Ahok Blak-blakan Pernah Ditawarkan Jabatan oleh Jokowi Saat Masih di Penjara

Ahok ini pun belakangan gencar melontarkan kritik kepada Presiden Joko Widodo. Mulai dari persoalan bansos hingga mempertanyakan kerja Jokowi.

Diketahui sebelumnya pernyataan Ahok yang menyebut Jokowi tidak bisa bekerja terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan kritik tersebut ketika berada dalam suatu forum dengan masyarakat.

Ahok saat itu bertanya tentang kinerja Gibran Rakabuming Raka selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo yang membuatnya khawatir dengan penunjukkan Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo.

"Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma dua tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan," kata Ahok.

"Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi Wali Kota?" ujarnya lagi.

Namun Ahok meluruskan pernyataannya tersebut. Dia menyebut, pernyataannya yang viral itu tidak ditampilkan secara utuh dan dipotong, sehingga tidak bisa dipahami konteksnya oleh publik.

"Jangan dipotong konteksnya apa. Ini kan ada nenek-nenek 82 tahun. Dia bilang sama saya harus pilih Prabowo dan Gibran. Saya bilang sorry, saya pilih Pak Ganjar nih. Kenapa? Saya enggak mungkin cerita Nawacita sama itu nenek. Mana ngerti Nawacita? Saya bilang hati-hati, Pak Jokowi sudah kerja 10 tahun, mesti dilanjutkan. Ini bukan pilih Jokowi, tapi pilih Prabowo,” kata Ahok, kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (7/8/2024) malam.

Menurutnya, jika Prabowo yang menjadi Presiden, maka konsep pembangunan Nawacita yang sudah dirintis oleh Presiden Jokowi belum tentu dilanjutkan.

"Emang Gibran bisa kerja? Tahu enggak maksudnya apa? Lu Wakil Presiden mana bisa nerusin Nawacita si? Yang berkuasa kan Pak Prabowo. Kemudian, saya bilang apa Pak Jokowi bisa kerja? Maksudnya apa? Kalau Pak Jokowi sudah enggak jadi Presiden, emang dia bisa jalanin kerjaan Nawacita? Itu konteksnya. Jadi dipotong,” kata Ahok.

"Seolah-olah lu kira gua gila selama 10 tahun gue kerja sama Jokowi, emang gue gila. Gue masih waras bos," sambung dia.

"Kalau saya dibilang gila pun dan mau menyerang Jokowi dan Gibran saya juga tidak bego-bego amat menyerang seperti itu. Harusnya menyerang yang lain kek. Masa sebut tidak bisa kerja di depan umum itu gila apa," tambah Ahok lagi.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved