Berita Jakarta

Tiga Orang Tewas Tertimpa Tembok SPBU saat Berjualan, Kakak Korban: Mereka Hidup di Tenda

Tiga korban tewas akibat tertimpa tembok roboh SPBU di Tebet, Jakarta Selatan diketahui sudah tinggal di tenda tersebut sejak tiga tahun belakangan.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Nurmahadi
Kakak korban yang tertimpa tembok pembatas SPBU di Tebet, Jakarta Selatan, bernama Doni (74), tak menyangka jika adik beserta keponakannya tewas dengan kondisi mengenaskan. 

WARTAKOTALIVE.COM, TEBET - Kakak korban yang tertimpa tembok pembatas SPBU di Tebet, Jakarta Selatan, bernama Doni (74), tak menyangka jika adik beserta keponakannya tewas dengan kondisi mengenaskan.

Sebelum peristiwa nahas dialami adiknya, Doni mengatakan tengah berada warung kopi yang letaknya tak jauh dari lokasi kejadian.

Tiba-tiba, dia mendapat panggilan telepon, bahwa adiknya dan keponakannya, tewas tertimpa tembok pembatas SPBU.

Doni pun sontak kaget, dan bergegas menuju tenda yang biasa dijadikan adiknya untuk berdagang.

"Sekeluarga itu lagi ngobrol sama saya sebelumnya. Makanya sampai di rumah, saya ditelepon, bilang mereka bertiga ketiban tembok. Saya marah, saya bilang 'Jangan bohong! Saya baru dari situ!'. Gimana sih perasaan saya, baru dari situ langsung ditelepon mereka ketiban tembok?" ujar nya di lokasi kejadian, Minggu (21/1/2024).

"Enggak tahunya benar mereka ketiban tembok, saya lari langsung balik lagi ke situ," sambungnya.

Baca juga: Breaking News: Tembok Pembatas SPBU di Tebet Roboh, Tiga Orang Tewas Tertimpa saat Sedang Berjualan 

Dijelaskan Doni, tembok pembatas itu, menimpa tenda yang dijadikan korban untuk berdagang sekaligus tempat menetap.

Doni mengatakan, adiknya sudah tinggal di tenda tersebut, sejak tiga tahun belakangan ini.

Hingga adiknya memiliki anak dan cucu, dia tetap menetap di tenda seberang tembok pembatas SPBU tersebut.

"Mereka tinggal di situ sudah sekitar tiga tahun, di tenda. Mereka dagang juga di situ. Kalau dagangannya tutup, tendanya ditutup dan mereka tidur di situ," ujar Doni.

Lebih lanjut, Doni juga mengatakan bahwa korban telah menetap di Jakarta, sejak tahun 1970.

Sebelum menetapkan di tenda seberang tembok pembatas SPBU, para korban berpindah-pindah indekos.

Baca juga: PMI Jaksel Bantu Evakuasi Korban Tembok SPBU Roboh di Tebet: 3 Tewas, Satu Luka Parah

Baca juga: Mobil Chrysler Terbakar Hebat, Berawal ketika Hendak Isi Bahan Bakar di SPBU Shell Bintaro

Namun, lantaran tak memiliki cukup uang alhasil, korban mendirikan tenda, untuk dijadikan tempat tinggal dan tempat berdagang.

"Mereka sudah lama menghuni di sini, dari tahun 1970-an. Cuma baru tinggal di tenda itu sekitar tiga atau empat tahun. Rumahnya dijual, terus pindah-pindah kontrakan. Enggak ada uang, jadinya tinggal di tenda," kata Doni.

Doni pun hanya bisa pasrah melepas kepergian sang adik. Dia menganggap peristiwa ini merupakan takdir yang sudah digariskan Tuhan.

"Posisi siang itu angin enggak kencang, saya juga enggak ngerti. Tiba-tiba ambruk saja, namanya juga sudah takdir," kata dia.

Adapun ketiga jenazah, saat ini masih berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), untuk dilakukan otopsi. (m41)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved