85 Pebulu Tangkis PB Djarum Digembleng di Alam dan Tidur di Barak, Ini Manfaatnya

85 pebulu tangkis PB Djarum U-11 hingga U-17 putra dan putri menjalani "pelatihan khusus" untuk memunculkan karakter tangguh.

Editor: Eko Priyono
Warta Kota/HO/PB Djarum
Para pebulu tangkis PB Djarum tengah menjalani outbond di Zone 235 Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024). Kegiatan ini akan melatih para atlet dalam berkomunikasi dengan rekan setim, membangun kekompakan, serta menambah disiplin diri. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sebanyak 85 pebulu tangkis PB Djarum di bawah usia 11 tahun (U-11) hingga U-17 baik putra maupun putri tengah digembleng di Zone 235 Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

"Penggemblengan" ini berlangsung selama empat hari mulai, Rabu (10/1/2024) hingga Sabtu (13/1/2024) mendatang.

85 atlet itu dibagi menjadi sembilan sampai 10 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas tujuh hingga 11 peserta.

Para atlet mengikuti sembilan gim di antaranya Sky Run, Walking in The Sky, Blindman Walking, dan Double Rope Bridge.

Sejumlah gim menantang itu akan melatih para atlet dalam berkomunikasi dengan rekan setim, membangun kekompakan, serta menambah disiplin diri.

Tak cuma menyelesaikan gim, mereka juga ditantang untuk melakukan hiking ke Tangkuban Perahu guna menguji stamina dan endurance masing-masing atlet.

Para pebulu tangkis PB Djarum mengikuti gim pada outbond di Zone 235 Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024).
Para pebulu tangkis PB Djarum mengikuti gim pada outbond di Zone 235 Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024). (Warta Kota/HO/PB Djarum)

Kegiatan yang diselenggarakan Bakti Olahraga Djarum Foundation dan PB Djarum ini bertujuan membentuk karakter para pebulu tangkis masa depan Indonesia.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin mengatakan pahlawan bulu tangkis tidak hanya lahir melalui bakat dan teknik yang mumpuni di atas lapangan semata namun memiliki psikologi matang ketika mengatasi lawan di arena pertandingan.

"Demi mematangkan psikologis atlet, kami secara berkala menyelenggarakan outbound sebagai salah satu upaya pembangunan karakter agar para atlet mempunyai bekal yang kokoh dari sisi psikologi. Ini penting, karena saat bertanding, aspek psikologis itu punya pengaruh besar agar si atlet bisa menang dan membawa gelar juara," kata Yoppy melalui keterangan pers yang diterima, Jumat (12/1/2024).

Pria yang juga Ketua PB Djarum menambahkan dalam beberapa situasi aspek psikologis bisa menjadi penentu kemenangan seorang atlet.

Contohnya, lanjut Yoppy, ketika bertemu lawan berat di babak krusial. Hingga atmosfer pertandingan yang tidak bersahabat seperti dukungan penonton lawan yang bergemuruh di atas tribun.

"Ini semua tentang psikologi atlet bagaimana agar mentalnya tetap kuat, tetap konsentrasi sehingga bisa konsisten mengeluarkan kemampuan terbaik dan menjadi juara," ujarnya.

Yoppy berharap kegiatan "mancakrida" di alam terbuka tersebut, para atlet sanggup beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda dari kehidupan keseharian mereka ketika berada di asrama.

Pebulu tangkis muda ini diharapkan menumbuhkan sikap kemandirian, disiplin, pantang menyerah hingga sanggup mengelola emosi.

"Bila biasanya mereka tinggal di asrama dengan seluruh fasilitasnya, atau tinggal di hotel ketika mengikuti kejuaraan, kini mereka kami bawa ke alam terbuka. Tidur di barak dan mengikuti berbagai kegiatan yang menantang. Ini akan menuntut mereka memiliki kemampuan adaptasi dan menumbuhkan sikap kemandirian serta disiplin. Aspek-aspek tersebut yang kami harapkan muncul karena itu akan berguna ketika mereka bertanding nanti," tutur Yoppy.

PB Djarum, lanjut Yoppy, bekerja sama dengan Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran yang mengamati kondisi psikologis para atlet selama outbound berlangsung.

Pemantauan intensif akan dilakukan dengan melibatkan 19 psikolog dengan masing-masing dua psikolog di setiap kelompok sebagai observer.

Psikolog di Bidang Layanan Asesmen & Intervensi dari Pusat Inovasi Psikologi Universitas Padjadjaran Rt. Annissa Apsyari mengatakan observer bertindak untuk mengamati kondisi psikologis para atlet, di antaranya kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, stabilitas emosi, resiliensi, daya tahan terhadap tekanan, dan kerja sama.

Berdasarkan observasi psikologi yang dilakukan, diperoleh gambaran kondisi psikologis para atlet dalam mengatasi tantangan dan melakukan pengembangan diri.

"Melalui serangkaian simulasi tersebut, akan diamati bagaimana para atlet menghadapi tantangan dan beradaptasi serta bangkit dari kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Setelah simulasi, sesi diskusi dilakukan antara psikolog dan para atlet untuk memperdalam aspek psikologis sehingga menjadi masukan untuk perkembangan para atlet dalam bertanding dan berprestasi di bidangnya," kata Annissa.

Annissa menjelaskan kondisi psikologis menjadi aspek penting yang mempengaruhi seorang atlet mencapai hasil optimal baik dalam proses latihan maupun dalam pertandingan.

"Resiliensi dan daya tahan terhadap stres menjadi faktor yang penting sebagai penggerak bagi para atlet agar mereka memiliki daya juang yang tinggi untuk berlatih dan menjadi juara. Kami berharap, melalui rangkaian kegiatan ini, para atlet muda bisa memetik pembelajaran penting yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari ketika meniti tangga menjadi atlet profesional," ucapnya.

Salah satu atlet yang menjadi peserta ialah Gavriel Aldrich Alharon Labatar dari kelompok usia U-11.

Ia merasa antusias mengikuti rangkaian outbound bersama rekan satu klubnya.

Selain menjadi ajang refreshing di tengah rutinitas latihan dan pertandingan, ajang ini juga menjadi pengembangan diri untuknya, baik dari segi mental maupun fisik.

"Saya baru pertama kali mengikuti outbound seperti ini. Ternyata sangat seru dan mengasyikan, serta gim-gimnya menarik juga menantang. Beberapa permainan yang kami ikuti juga membuat kekompakan tim lebih tinggi dan menambah daya juang," ucap atlet yang akrab disapa Gava tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh atlet putri U-15 PB Djarum, Hani Miftasari.

Meski harus menguras fisik dengan berbagai tantangan dari setiap gim yang dijalani dan tidur di barak, Runner-up Sirnas A DKI Jakarta 2023 ini banyak mengambil pembelajaran.

"Selain banyak permainan menantang mulai dari melewati jembatan tali, badan penuh lumpur dan hujan-hujanan, kami juga tidur di barak yang cukup dingin. Meski begitu menurut saya seru dan penuh kenangan," ucap Hani.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved