Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Salemba dari Pendudukan Daendels, Pabrik Opium, hingga Boedi Oetomo

Kawasan Salemba yang sudah dibuka sejak zaman penjajahan Hindia-Belanda menyimpan banyak sejarah Jakarta.

Editor: Desy Selviany
Warta Kota/Fitriyandi Al Fajri
Situasi arus lalu lintas di Jalan Salemba Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat atau tepatnya di depan Plaza Kenari Mas terpantau ramai lancar pada Sabtu (6/6/2020) pukul 11.35. 

WARTAKOTALIVE.COM - Kawasan Salemba yang sudah dibuka sejak zaman penjajahan Hindia-Belanda menyimpan banyak sejarah Jakarta.

Sejumlah bangunan tua yang berdiri di kawasan Salemba, Senen, Jakarta Pusat menjadi saksi bisu panjangnya sejarah Salemba.

Di Salemba ada beberapa gedung penting, diantaranya Perpustakaan Nasional, Universitas Indonesia, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS St Carolus, Rutan Salemba, dan Universitas Indonesia.

Keseluruh bangunan tersebut usianya lebih dari satu abad. Sejarah Salemba dimulai pada era kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels.

Ketika memerintah tahun 1808 hingga 1811 Daendels membangun Jalan Daendels.

Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, pada akhir abad ke-19 atau masa penjajahan bernama Struiswijk. Nama Struiswijk dikenal karena Area landerein lingkungan Eropa atau Belanda Struis.

Adapun tanah tersebut yang pada masa kini berada di antara Jalan Salemba dengan sungai Ciliwung dan antara Jalan Diponegoro dengan Jalan Kenari.

Kawasan itu dinamakan Struys karena tuan tanah pertamanya, adalah Abraham Struys. Dia seorang mantan pejabat pada Kompeni yang kaya raya.

Tanah itu kemudian diwariskan kepada anaknya, Anna Struys yang menikah dengan Joan van Hoorn,seorang pejabat tinggi Kompeni di Batavia.

Namun nama Struiswijk sebagai sebuah area baru tercatat di surat kabar tahun 1820. Pada tahun 1822 sebuah rumah besar dan inventarisnya di Struiswijk akan dijual.

Pemilik rumah tersebut bernama Leps juga ingin menjual lahan kebun dan perabotannya, budak dan juga dua kuda.

Selain itu pada Agustus 1811, Salemba menjadi jalur bala tentara Inggris untuk menguasai Kota dan Senen.

Mereka tanpa mengenal ampun melaju ke jalan yang dibangun Daendels.

Ribuan tentara Inggris dengan mati-matian bertempur melawan pasukan Belanda/Prancis (saat itu Batavia dikuasai Prancis).

Hingga akhirnya tentara gabungan Belanda-Prancis yang menyerah, sebanyak 6.000 orang pasukannya ditawan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved