Pembunuhan

Ini Makna Tulisan Puas Bunda Tx for All dalam Kasus Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa

Pakar psikologi menyebut pelaku pembantai empat anak kandung menyimpan dendam kesumat kepada istri. Namun anak yang menjadi sasaran.

|
Editor: Rusna Djanur Buana
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Sebuah tulisan misterius ditemukan di rumah empat anak tewas di dalam kamar yang terkunci di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Anak kerap kali menjadi korban dalam pertikaian kedua orangtuanya. Hal ini dikarenakan posisi anak yang lemah.

Baca juga: Kriminolog UI: Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa Punya Kepribadian Ganda, Cari Korban yang Lemah

Anak-anak secara fisik dan psikis tidak mampu melawan orang dewasa yang melakukan kekerasan maupun intimidasi.

"Setelah sasaran utama perilaku agresif tidak bisa dijangkau (istri) oleh pelaku, maka pelaku akan mencari objek lainnya yang dalam kasus ini objek pengganti itu adalah anak-anaknya sendiri," ungkapnya.

Jangan Anggap Remeh Perilaku KDRT
Reza menuturkan, di masyarakat banyak yang menganggap kasus KDRT itu sudah menjadi kasus yang biasa sehingga seringkali diabaikan

Padahal dalam kondisi tertentu pelaku bisa berbuat nekat pada orang-orang sekitarnya

"Ada kemungkinan kondisi-kondisi khas bahkan abnormalitas mental tertentu yang boleh jadi diikat oleh pelaku secara umum," tutur dia

Jika semakin lama dibiarkan maka semakin buruk.

Baca juga: VIDEO Sang Ibu Belum Tahu Empat Anaknya Tewas Membusuk di Rumah Jagakarsa

"Kondisi ini mengkhawatikan karena pelaku bisa saja berlaku agresif terhadap diri sendiri maaf dalam bentuk perilaku atau upaya sendiri ataupun juga perilaku agresif kepada pihak lain pihak lain itu siapa saja," jelas Reza Indragiri.

Sebelumnya diberitakan, jasad empat anak ditemukan dalam kondisi berjajar di atas kasur, Rabu (6/12/2023) lalu.

Korban ditemukan di sebuah kamar kontrakan wilayah Jakarsa, Jakarta Selatan.

Rumah Sakit Polri Kramat Jati mengungkap kondisi jasad empat anak saat dievakuasi.

Dari hasil pemeriksaan sementara tim forensik, keempat jenazah tersebut diperkirakan sudah meninggal lebih dari dua hari.

Kepribadian ganda

Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menyebut pelaku memiliki kepribadian ganda dan mencari korban yang lebih lemah atau tidak melawan. Adrianus juga menilai hal tersebut mestinya bisa dicegah jika aparat kepolisian lebih responsif saat menerima laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialami D istri Panca.

Adrianus menjelaskan dengan melihat keterangan kepolisian mengenai hasil autopsi, fakta-fakta sementara yang ditemukan dan korban, sangat sulit mengarahkan kasus tersebut adalah tindakan bunuh diri, tapi kasus pembunuhan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved