Pembunuhan

Ayah Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Reza Indragiri: Ini Ekstrem, Jika Pelaku Waras, Layak Dihukum Mati!

Pembunhan sadis terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, bru-baru ini. Publik terkejut. Pelakunya diduga sang ayah, Panca Darmansyah (PD), yang stres.

Editor: Valentino Verry
istimewa
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri menyatakan pelaku pembunuh 4 anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan, layak dihukum mati jika ternyata waras. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri, turut menyoroti kasus dugaan pembunuhan empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Seperti diketahui, empat anak tersebut yakni VA (6), S (4), A (3), dan AS (1).

Mereka diduga dibunuh oleh ayahnya sendiri, Panca Darmansyah alias PD (40).

Baca juga: Kriminolog UI: Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa Punya Kepribadian Ganda, Cari Korban yang Lemah

Kini, PD sedang dirawat di rumah sakit karena luka yang dialami, diduga coba melukai diri setelah mengeksekusi keempat anaknya itu.

Menurut Reza, peristiwa ini merupakan kejadian yang ekstrem.

"Karena sedemikian ekstrem, relevan untuk dicari tahu kondisi bahkan masalah mental yang mungkin dialami pelaku. Depresi, adiksi obat-obatan, dan lain-lain," katanya dikutip dari Tribunnews.

Menurut Reza, kasus di Jagakarsa ini pantas disebut kasus pembunuhan berencana terhadap anak.

Jadi, pelakunya bisa dihukum berat apabila dalam kondisi sadar.

Baca juga: Ini Kondisi Panca Darmansyah, Ayah yang Diduga Tega Bunuh 4 Anak Kandungnya di Jagakarsa Jaksel

"Sebutan kejadian ini sebagai KDRT sepertinya tidak lagi memadai," ujarnya.

"Ini tepat disebut pula sebagai kasus pembunuhan berencana terhadap anak. Kalau pelakunya waras, hukum mati," tegas Reza.

Kasus ini pun mendapat sorotan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Nahar, Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA mengatakan, tewasnya empat anak tersebut adalah sebuah musibah yang harus diwaspadai agar kasus serupa tak terjadi lagi.

"Karena empat nyawa bagi kita semua adalah suatu musibah yang harus dipahami betul, diwaspadai agar kasus-kasus ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Nahar, dikutip dari TribunJakarta.com, Kamis (7/12/2023).

Ia mengatakan, kasus tragis ini jadi pembelajaran bagi para orangtua untuk bertanggung jawab menjaga buah hatinya.

"Kami berharap kematian ini menjadi pelajaran berharga untuk semua orangtua untuk sama-sama menjaga anak-anak kita terhindar dari kejadian-kejadian yang mungkin akan mengalami nasib yang sama," ucapnya.

"Oleh karena itu, kenali lalu kemudian lakukan upaya untuk menyelamatkan," imbuhnya.

"Kita berharap semua punya tanggung jawab untuk melindungi anak-anak kita," tambahnya.

Diketahui, saat penemuan jasad empat anak tersebut, sang ibu, D, sedang dirawat di rumah sakit.

Diduga, sang ibu tak mengetahui buah hatinya meninggal secara tak wajar.

"Iya sepertinya (ibu korban belum tahu anak-anaknya meninggal)," kata Nahar di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (7/12/2023).

Bahkan, hingga saat ini, D masih dirawat di RSUD Pasar Minggu.

Ia dirawat karena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suaminya, PD.

"Makanya sekarang rumah sakit mengunci semuanya agar tidak ada yang datang, supaya tidak mengganggu, jadi tidak buat (kondisi D) drop," ujar Nahar.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, kasus ini telah naik ke tahap penyidikan.

Ia pun memastikan bahwa kasus ini akan diusut secara tuntas.

"Kami sangat prihatin, dan kami berkomitmen untuk melakukan proses penyelidikan hingga penyidikan secara tuntas. Tentunya berdasarkan SOP yang berlaku," ucap Ade.

Pengangguran

Panca Darmansyah alias PD (40), diduga membunuh keempat anaknya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan, karena stres tekanan hidup.
Panca Darmansyah alias PD (40), diduga membunuh keempat anaknya sendiri di Jagakarsa, Jakarta Selatan, karena stres tekanan hidup. (Istimewa)

Ketua RT 4, Yakub mengatakan kalau Panca merupakan seorang pengangguran.

Selama ini sang istri bekerja menjadi tulang punggung keluarga.

"Bapaknya nganggur, ibunya yang kerja," kata Yakub dikutip dari Kompas TV, Kamis (7/12/2023).

Menurut Yakub, pasangan suami istri dan empat anaknya itu baru tinggal sembilan bulan di wilayahnya.

"Enam bulan kontrakan belum dibayar," ujarnya.

Sebelum jadi pengangguran, Yakub mengatakan Panca Darmansyah sempat bekerja.

"Tadinya kerja sopir, kalau sekarang nganggur," ungkapnya.

Panca Darmansyah membunuh empat anaknya dengan cara dibekap menggunakan bantal di sebuah rumah kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Keempat bayinya masing-masing berusia 6 tahun berinisial V, anak 4 tahun berinisial S, anak 3 tahun berinisial A dan yang bungsu berinsial A, berusia kurang dari dari 1 tahun, meninggal kehabisan nafas karena dibekap bantal.

Keempat mayat bayi tersebut ditemukan warga diletakkan berjajar di kamar tidur. Sementara, di lantai kontrakan warga menemukan ceceran darah dan tulisan berbunyi 'Puas Bunda, Tx For All'.

Akan halnya pelaku, warga menemukan sedang tertelungkup lemah di kamar mandi dan diketahui mencoba bunuh diri dengan menyayat urat nadi namun gagal tewas.

Saat ditemukan warga dia dalam kondisi lemas. Badannya dalam kondisi telanjang tidak sadarkan diri.

Penemuan kasus pembunuhan empat bayi oleh ayah kandungnya sendiri ini berawal dari warga sekitar kontrakan pelaku yang merasakan bau bangkai yang menyengat kuat.

Warga juga mendapati banyak lalat di sekitar rumah pelaku.

Warga kemudian berinisiatif melaporkan hal tersebut ke polisi. Disaksikan warga polisi kemudian memasuki rumah tersebut dan menemukan empat bayi pelaku sudah dalam kondisi tewas.

Warga bernama Irawan membenarkan, seusai menghabisi nyawa empat anak kandungnya, Panca diduga berusaha bunuh diri dengan menyilet urat nadi di tangannya, namun berhasil digagalkan oleh warga.

Polisi memasang police line di rumah kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang menjadi TKP pembunuhan empat bayi oleh ayah kandungnya sendiri, Rabu petang, 6 Desember 2023.

Salah satu warga sekitar rumah kontrakan bernama Irawan menyebut, Panca baru saja bekerja sebagai sopir taksi ternama.

"Masalahnya memang ekonomi, Panca ini baru masuk jadi sopir taksi," ujar Irawan.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved