Kriminalitas
Gara-gara Judi Online, SA Kehilangan Pekerjaan, Terlilit Utang hingga Dibui karena Penipuan
Gara-gara Judi Online, Pria di Tambora Kehilangan Segalanya, Mulai dari Pekerjaan, Terlilit Utang hingga Dibui karena Menipu Konsumennya Sendiri
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, TAMBORA - Dengan tangan yang terborgol, SA (39) tertunduk pasrah kala anggota Unit Reskrim Polsek Tambora, Jakarta Barat menggelandangnya ke ruang tahanan, Kamis (23/11/2023).
SA harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu lantaran ia telah menipu konsumennya modus biro jasa pengurusan dokumen surat kendaraan.
Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama mengatakan, peristiwa itu terungkap setelah korban DE (57) melaporkan kasus tersebut ke Polsek Tambora, Jakarta Barat.
Pasalnya, surat-surat mutasi mobil yang dititipkannya ke SA tak kunjung diurusi sejak Maret 2023.
"Tersangka berinisial SA dulu pernah bekerja di biro jasa pengurusan dokumen registrasi kendaraan motor," ujar Putra saat ditemui di Mapolsek Tambora, Jakarta Barat pada Kamis (23/11/2023).
"Kemudian dia mulai bekerja sendiri mencari konsumen sendiri hingga akhirnya dia didatangi oleh seorang korban berinisial DE," imbuh dia.
Putra mengungkap, korban sudah memberikan uang sebesar Rp 18 juta untuk mengurus mutasi kendaraannya itu.
Namun, surat-surat tersebut tidak kunjung juga selesai diterimanya.
"Ada biaya sebesar Rp 18 juta yang ditransfer dari korban, setelah uang ditransfer di bulan Maret 2023 ternyata hingga November 2023 proses pengurusan mutasi dan balik nama ini tidak kunjung selesai," jelas Putra.
Saat itulah DE mulai menyadari jika ia sudah ditipu oleh rekannya sendiri.
"Kemudian pelaku kami proses. Saat ini pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Putra.
SA pun ditangkap di rumahnya, wilayah Tangerang, Banten tanpa perlawanan.
Pasalnya, SA mengakui jika dirinya bersalah.
Kepada polisi, dia mengaku telah menggunakan uang tersebut untuk main judi online dan membayar utangnya yang menumpuk.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, tersangka saat ini telah menghabiskan uang yang dikirim oleh korban salah satunya digunakan untuk judi online jenis togel," pungkasnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 372 dan 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penipuan dan Penggelapan dengan ancaman hukuman pidana hingga empat tahun penjara.
Sementara itu, berdasarkan penuturan tersangka berinisial SA, dia menyebut jika dia terpaksa melakukan hal tersebut lantaran terdesak.
Kala itu, dia harus mengurusi 25 BPKB orang lain yang uangnya sudah dia pakai untuk kebutuhan pribadi.
Di saat sedang terdesak itu, seseorang berinisial DE meminta bantuannya untuk mengurus balik nama mobil Pajero dan memberi deposit sebesar Rp 15 juta.
Uang itulah yang kemudian dipakai SA untuk membayar semua kesalahannya, yakni, dengan menipu DE.
"Jadi saya ada pengurusan BPKB yang belum saya masukin ada sekitar 25 BPKB, pas ada uang itu saya tutupin," ungkap SA kepada wartawan di Mapolsek Tambora, Jakarta Barat, Kamis.
"Jadi BPKB yang belum saya urus hari itu juga jadi. Langsung saya kasih-kasihin uangnya untuk judi online, kebanyakan bayar utang," imbuhnya.
Adapun uang yang ditilapnya itu membengkak lantaran korban telat membayar pajak mobilnya. Sehingga tarifnya naik dari Rp 15 juta menjadi Rp 18 juta.
Walhasil, SA pun mendapatkan jumlah uang yang lebih banyak.
Uang itu, bisa dipakainya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Korban pengin balik nama mobil pajero, mutasi. Mutasinya Rp 15 juta, terima uang sudah Rp 18 juta, dia kan telat bayar pajaknya," tutur dia.
Kini, dia mengaku menyesali perbuatannya dan bakal mengikuti proses hukum yang berlaku.
Tuntaskan Pecandu Judi Online, DPRD DKI Usul Bangun RS Khusus
Saat ini, marak judi online yang berdampak buruk bagi kesejahteraan rakyat.
Terkait merebaknya praktik judi online, DPRD DKI Jakarta mengusulkan adanya pembangunan Rumah Sakit (RS) khusus pecandu judi online di Ibu Kota.
Demikian dikatakan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Setyoko.
“Mengusulkan rumah sakit khusus untuk pecandu judi online,” kata Setyoko pada Senin (20/11/2023).
Hal itu disampaikan Setyoko saat membacakan penyampaian laporan hasil reses ketiga pimpinan dan anggota DPRD DKI Jakarta tahun anggaran 2023.
Baca juga: Berdampak pada Masyarakat, Rumah Sakit Khusus Pecandu Judi Online Diusulkan Dibangun di Jakarta
Baca juga: Jika Menang Pilpres 2024 Cak Imin Langsung Mau Berantas Judi Online
Baca juga: DPRD DKI Jakarta Proses Surat Pemecatan Cinta Mega dari PDIP yang Terpergok Main Judi Online
Rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani itu turut dihadiri Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Sekda Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setyono dan jajaran eksekutif lainnya.
Pada kesempatan itu, Setyoko menerangkan bahwa pemerintah juga harus memperbanyak lapangan pekerjaan bagi warganya.
Apalagi Badan Pusat Statistik (BPS) sempat merilis, bahwa angka pengangguran terbuka di Jakarta mencapai 400.000 orang.
“Mohon Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat menjalin kerja sama pihak swasta/pengusaha untuk memperbanyak lowongan pekerjaan dalam upaya mengurangi pengangguran di Provinsi DKI Jakarta,” terang Setyoko.
Selain itu, dewan juga mendorong eksekutif melalui Dinas Kesehatan agar menyediakan fasilitas-fasilitas Kesehatan untuk setiap Posyandu yang ada di tiap RW dan Kelurahan.
Termasuk menyediakan makanan yang bergizi dan susu penuh nutrisi untuk menghindari gizi buruk untuk ibu dan anak, agar terhindar dari gejala anak stunting, serta kemudahan biaya untuk terapi dan bantuan posbindu gratis.
“Warga mengharapkan agar rumah sakit, puskesmas, posyandu dan pusat kesehatan lainnya mengadakna program penyuluhan tentang baby blues, mental health untuk new mom,” jelas Setyoko.
Kecanduan Judi Online, Hidup RN Hancur, Kepikiran Akhiri Hidup
RN (25) tak pernah membayangkan jika, hidupnya akan hancur akibat kecanduan judi online.
Pria asal Bandung, Jawa Barat itu harus jalani pahitnya hidup usai seluruh hartanya raib oleh judi online.
RN mengaku, sudah bermain judi online sejak duduk di bangku SMP sekitar tahun 2014 silam.
Kala itu, dia dikenalkan permainan judi online berbentuk poker dan semacamnya, oleh salah satu teman sebangkunya.
Perjalanan hidupnya saat itu masih terbilang mulus, meski getol deposit di situs judi online.
Setiap pulang sekolah, dia selalu melipir ke warung internet (warnet) untuk mencari keuntungan, dari judi online.
Bermodalkan uang jajan yang diberi orangtuanya sebesar Rp 50 ribu untuk dua hari, RN mengaku masih mendapat keuntungan dari permainan tersebut.
Sekali deposit, dia mengaku mendapat keuntungan sebesar Rp 300 sampai Rp 500 ribu.
Selama SMP hingga SMA, tak ada sedikit pun masalah yang dia alami, meski getol bermain judi online.
"SMP dikenalin temen judi poker, deposit Rp 50 ribu, dapetnya Rp 300 ribu, saat itu masih terbilang untung," kata RN saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023).
Terjebak pinjol
Kisah pilu akibat judi slot kata RN, baru dia alami ketika berkuliah di salah satu universitas di Jakarta pada tahun 2017.
Hidup jauh dari orangtua, membuat RN gelap mata, dan makin getol berjudi.
Setiap hari, uang yang dikirimkan orangtuanya, selalu dijadikan modal untuk berjudi.
Hingga pada suatu hari, uang bulanan yang diberikan orangtuanya untuk keperluan sehari-hari, lenyap tak tersisa.
RN mengaku mulai merasa kebingungan, uang yang seharusnya cukup untuk sebulan, tiba-tiba habis begitu saja.
"Orangtua kasih uang bulanan, saya deposit ke judi online, sebulan dua bulan masih lancar, tapi pas tiga bulan, uang bulanan itu habis, di situ mulai kalap," kata RN.
Terpaksa, dia pun meminjam uang melalui aplikasi pinjaman online (pinjol). Kala itu RN berhasil meminjam uang sebesar Rp 1,2 juta.
Selain untuk keperluan sehari-hari, uang tersebut juga digunakan RN sebagai modal untuk judi online.
Namun bukannya untung, uang pinjaman itu pun ikut habis.
"Pinjam ke aplikasi pinjol, buat judi juga, tapi malah habis juga, saya makin panik di situ, karena bingung harus bayar pinjol pake uang dari mana," katanya.
Untuk menutupi utang tersebut, RN mengaku mengambil pinjaman kembali di aplikasi pinjol lainnya.
Namun bukannya dibayarkan, uang pinjaman itu malah digunakan kembali untuk modal berjudi.
RN beranggapan, ketika dia menang besar, uang itu cukup untuk menutup dua utang dari dua aplikasi pinjol tersebut.
Akan tetapi nasib berkat lain, uang hasil meminjam itu juga raib. Kini, RN harus menanggung dua beban pinjaman yang harus dia bayarkan.
Gali lobang tutup lobang, terus dilakukan RN hingga beberapa bulan.
Puluhan aplikasi pinjol baik legal maupun ilegal telah dia gunakan.
Saat itu, RN mengaku harus menanggung utang dari aplikasi pinjol sebesar Rp 30 juta.
"Ya begitu jadinya 'lingkaran setan', ambil sini buat tutup yang ini, dipakai buat deposit habis, pinjam lagi, tanpa sadar sampai habis Rp 30 juta," kata NR.
Permasalahan yang ia hadapi juga berpengaruh terhadap perkuliahannya. RN beberapa kali bolos, karena kebingungan dengan utang sebesar itu.
Segala cara dia lakukan demi melunasi seluruh utangnya. Salah satunya, meminjam kamera milik beberapa teman kuliahnya, dan menggadaikannya.
"Saya pinjam kamera teman, tanpa mereka tahu saya gadaikan tuh empat kamera, dapat uang sebesar Rp 7 jutaan, dari situ saya bayarkan sebagian, sisanya masih saya jadikan modal untuk berjudi," kata dia.
Namun rencananya tak berjalan mulus, teman-teman yang meminjamkan kamera kepadanya mulai merasa curiga.
Pasalnya, kamera tersebut tak kunjung dikembalikan RN, dalam kurun waktu yang lama.
Teror dari berbagai pihak mulai menghantui pikiriannya. Baik dari temannya, maupun dari pihak aplikasi pinjaman online.
Rasa takut, malu, hingga depresi bercampur aduk di dalam pikiran RN. Bahkan, dia mengaku sempat ingin bunuh diri.
"Diteror berbagai pihak, oleh orangtua, teman, sampai debcollector, sampe mau bunuh diri juga, karena enggak kuat," ujarnya.
Tak ada jalan lain yang bisa dilakukan RN selain berterus terang terkait masalahnya, kepada keluarga.
RN pun memberanikan diri untuk membeberkan semua polemik yang dia hadapi, termasuk terjerumus dalam judi online.
"Saat keluarga tahu tentu kecewa, bahkan saya sampai diasingin orangtua, dan sempat enggak dianggap sebagai anak," imbuhnya.
Untuk membereskan semua utangnya, alhasil RN harus menjual motor dan laptopnya.
Sisa utang yang belum terbayar, termasuk kamera teman-temannya yang masih di pegadaian, ditanggung orangtua RN.
"Alhamdulillah orangtua masih mau bantu, satu per satu diberesin, semuanya mulai dilunasin, termasuk menebus kamera teman yang sudah saya gadaikan," ujar RN.
Meski demikian, rasa kecewa masih membekas dalam hati orangtua RN.
Akhirnya, RN pun harus pasrah saat orangtuanya memutuskan agar RN tak melanjutkan perkuliahannya.
"Saya disuruh berhenti kuliah di situ, ya mau enggak mau, udah jadi konsekuensi," katanya.
Usai mengalami kemelut yang cukup meyata hati, RN mengaku sudah tak menyentuh lagi permainan judi online.
RN pun berpesan kepada orang yang sudah terlajur terjerumus bermain judi online, untuk segera mengentikan kebiasaan tersebut.
"Sekarang sudah enggak berjudi lagi, alhamdulillah ada perubahan lebih baik," kata RN.
"Pesannya kepada orang yang masih bermain judi online, intinya harus sayang sama uang yang kita dapat, berapa pun uang itu, sebesar apa pun, itu hasil jerih payah kita, kemenangan seorang penjudi, ketika dirinya berhenti berjudi," sambungnya.
Pengakuan Salah Satu Penculik Kepala Cabang Bank BUMN, Hanya Diajak Pelaku Lain Tanpa Tahu Tujuannya |
![]() |
---|
Pemulung di Tangerang Selatan Ditangkap Polisi, Diduga Bawa Pergi Anak Perempuan di Bawah Umur |
![]() |
---|
Pelaku Pencabulan di Bekasi Ditangkap Usai 2 Tahun Buron, Begini Klarifikasi Polisi |
![]() |
---|
Guru Cabul di Bekasi Jabar Diduga Melakukan Pelecehan Seksual terhadap Siswinya Lebih dari Satu Kali |
![]() |
---|
Guru Olahraga di Bekasi Diduga Berulang Kali Lecehkan Siswi, Terakhir di Ruang OSIS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.