Gaya Hidup

6 Kebiasaan Sehari-hari untuk Melatih Otak Menjadi Lebih Bahagia

Orang-orang terlahir dengan serangkaian varian genetik yang membuat mereka lebih mudah merasa bahagia, sementara orang lain kurang beruntung.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Rusna Djanur Buana
TribunStyle.com/connectcouplestherapy.com
Ilustrasi hidup bahagia 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Anda dapat melatih otak agar dapat lebih bahagia. Ada ilmu saraf perilaku yang akan mengubah pikiran untuk selamanya.

Bahagia itu pilihan, tapi ada juga orang-orang sepertinya terlahir bahagia. Orang lebih baik dalam 'memilih' kebahagiaan, bahkan ketika keadaan sulit.

Ada pula orang yang mempunyai kapasitas luar biasa untuk merasa tidak enak, kemudian bangkit kembali dan merasa lebih bahagia lagi dalam waktu singkat.

Menurut Laporan Kebahagiaan Dunia tahun 2022, beberapa orang yang beruntung memang secara alami lebih bahagia.

Laporan menyebutkan, 30-40 persen perbedaan kebahagiaan antar manusia disebabkan oleh perbedaan genetik antar manusia.

Orang-orang terlahir dengan serangkaian varian genetik yang membuat mereka lebih mudah merasa bahagia, sementara orang lain kurang beruntung.

Namun sebenarnya, hal ini jauh lebih berlapis dari itu.

Tergantung interaksi

Perbedaan antara tingkat kebahagiaan unik setiap individu dapat dijelaskan dengan baik melalui interaksi kompleks antara kecenderungan genetik dan lingkungannya.

Bahkan di luar DNA dan keadaan eksternal, kita memiliki kekuatan dalam diri untuk menjadi lebih bahagia.

"Kita cenderung percaya bahwa kita akan bahagia ketika kondisi tertentu terpenuhi, ketika kita telah mencapai ini atau itu, tapi itu adalah mitos yang umum," kata Elissa Epel PhD.

Profesor dan wakil ketua Departemen Psikiatri di Universitas dari California San Francisco itu mengatakan, setiap diri orang memiliki kendali diri.

"Kita dapat mengambil kendali dan menemukan apa yang dapat kita lakukan sekarang," kata peneliti dan salah satu pencipta The Big JOY Project, dan penulis The Stress Prescription: Seven Days to More Joy and Ease.

"Hal-hal kecil yang dapat meningkatkan perasaan gembira atau puas."

Kekuatan kebiasaan untuk merasa lebih bahagia

Anda bisa lebih bahagia tanpa transplantasi kepribadian ajaib. Tapi bagaimana caranya?

Memilih kebahagiaan salah satu cara berpikir mengenai hal tersebut.

Kebiasaan positif

Seakan terdengar lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan kebanyakan orang.

Tidak sesederhana menekan tombol.

Meningkatkan perasaan gembira dan bahagia secara berkelanjutan terletak pada kekuatan kebiasaan.

“Kebiasaan terbentuk ketika kita mengulangi perilaku. Mereka tertanam di kabel saraf kita, di ganglia basal," kata Epel.

Menerapkan kebiasaan secara sadar dan memerhatikan efek menyenangkannya akan memanfaatkan kekuatan sistem penghargaan positif yang ada di otak.

"Ketika suatu perilaku memicu respons emosional yang positif, kita cenderung mengingatnya dan melakukannya lagi,” katanya.

"Kesadaran tentang bagaimana sesuatu membuat kita merasa baik dapat membantu kita mengembangkan kebiasaan baru yang positif.”

Penelitian Epel dan temuan dari The BIG JOY Project telah mengungkap bahwa kebiasaan mikro adalah kunci sebenarnya untuk meningkatkan kebahagiaan.

Mempraktikkan perilaku dan aktivitas sehari-hari yang sederhana, dapat ditindaklanjuti, dan realistis.

Sedikit konsistensi dan komitmen, dapat benar-benar mengubah otak Anda untuk lebih gembira, menjadi lebih bahagia, dan menjalani dunia lebih positif.

Epel mengatakan, kegembiraan dapat dimulai dalam diri kita ketika memilih untuk melakukan tindakan kecil sekalipun sesuai arah. kegembiraan, dan kebiasaan.

Baca juga: 10 Makanan Bagus untuk Pertumbuhan, Kekuatan, dan Kesehatan Rambut

Peneliti menyebut momen kegembiraan sementara sebagai 'kebahagiaan hedonis.'

Ini keadaan emosi menyenangkan yang terasa luar biasa, namun bukanlah sumber kegembiraan yang berkelanjutan.

Kebahagiaan yang bertahan lama disebut 'kebahagiaan Eudaimonic,' dan mencakup perasaan memiliki lebih dalam, rasa akan nilai pribadi, makna dan tujuan, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Perasaan bahagia yang sesaat tidak akan bertahan lama.

Meski begitu kita dapat menggunakannya sebagai bahan dasar menuju kesejahteraan yang lebih berkelanjutan.

Kita dapat mengubah kebahagiaan Hedonis menjadi kebahagiaan Eudaimonik dengan menjadikannya sebagai kebiasaan yang sehat.

Proyek BIG JOY adalah proyek sains warga terbesar yang mempelajari kegembiraan, dibuat para peneliti (termasuk Epel) dari 17 universitas.

Penelitian menemukan aktivitas paling efektif untuk meningkatkan kebahagiaan dalam jangka panjang.

Proyek berupa pengalaman digital yang menawarkan tindakan mini berbasis sains untuk melatih otak menciptakan dan mempertahankan kegembiraan lebih cepat dan mudah.

"Saat kami menghadapi kesulitan, kami bisa kembali ke latihan yang akan mengarahkan otak kita ke tempat yang damai dan sumber kegembiraan yang lebih berkelanjutan dan tidak mudah terombang-ambing."

Berikut 6 kebiasaan untuk melatih diri lebih bahagia

1. Lakukan 5 tindakan kebaikan setiap hari

“Bisakah kamu mencoba melakukan lima tindakan baik untuk orang lain?” kata Epel seraya bertanya.

Pikirkan tentang menghadiahkan momen kebahagiaan kecil kepada orang lain.

Kirimkan pesan teks lucu kepada teman Anda, telepon kakek Anda, tulis komentar positif di postingan Instagram.

Ambil sampah, bawakan latte kepada penjaga pintu Anda.

2. Fokus pada rasa syukur

Buatlah hal yang konkret: Tuliskan, ucapkan dengan lantang, pikirkan hal pertama di pagi hari.

"Buatlah daftar hal-hal yang Anda syukuri, kecil dan besar," kata Epel.

"Rasa syukur adalah penangkal stres. Kita bisa mengarahkan diri kita ke jalur yang lebih positif untuk hari ini jika kita memulai pagi hari dengan rasa syukur. Saat Anda bangun, pikirkan sesuatu yang Anda syukuri."

3. Rasakan alam setiap hari

Pergi ke luar setiap hari dan biarkan cahaya alami, suara, bau, dan lingkungan sekitar mengurangi stres dan meningkatkan semangat Anda.

"Keluarlah dan perhatikan pemandangan atau kehijauan kota di sekitar Anda dengan membuka seluruh indra Anda dan masuk ke dalam ruangan."

4. Susun ulang peristiwa negatif untuk menemukan hikmah

Hal-hal buruk terjadi, dan akan terus terjadi. Akui rasa sakit, ketidaknyamanan, kemarahan.

Tapi kemudian bekerja keras untuk mengubah perspektif Anda dengan menemukan manfaat dalam kerumitan sehari-hari.

Salah satu modifikasi yang bermanfaat jika Anda merasa sangat terjebak dalam cara-cara pesimistis, mulailah dari hal lebih kecil.

Lihat apakah Anda dapat mengubah perspektif Anda untuk menemukan sesuatu yang lebih netral tentang kemunduran atau keluhan.

Situasinya memang buruk, tetapi bisakah Anda menoleransinya? Akankah itu berlalu?

Pernahkah Anda mengalami hal serupa sebelumnya?

5. Manfaatkan peristiwa positif untuk orang lain

Hal ini sejalan dengan menunjukkan kebaikan terhadap orang lain, tetapi ini sebenarnya tentang mendengarkan dan hadir untuk orang yang Anda cintai.

"Mintalah dan dengarkan secara aktif cerita tentang apa yang terjadi dalam kehidupan orang lain," kata Epel.

6. Tegaskan nilai-nilai terpenting sesering mungkin

Jika tindakan dan keputusan hidup kita tidak selaras dengan nilai-nilai terdalam, rasa tidak bahagia akan mendera.

Ingatkan diri Anda tentang apa yang paling Anda hargai di dunia ini.

Lalu pertimbangkan apakah Anda hidup untuk hal tersebut atau tidak.

Epel menyarankan, "Urutkan pentingnya empat nilai inti dan tuliskan penjelasan singkat tentang bagaimana nilai-nilai tersebut muncul dalam kehidupan Anda."

Sering-seringlah kembali ke daftar nilai-nilai ini untuk membantu Anda membuat keputusan sulit, mengarahkan diri Anda kembali ke arah kepuasan.

Akhirnya, Anda akan menemukan lebih banyak tujuan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. (Real Simple)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved