Perundungan

Babinsa Masuk Sekolah untuk Atasi Perundungan, Kadispenad: Siap Jika Dibutuhkan

Kasus perundungan atau bullying di sekolah kian marak, hal ini membuka wacana intervensi TNI ke sekolah lewat Babinsa.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Valentino Verry
tribunnews.com
Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari mengatakan pihaknya siap jika dibutuhkan untuk atasi perundungan lewat Babinsa. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - TNI AD menyatakan siap jika masyarakat atau jajaran relevan meminta untuk melakukan sosialiasi terkait perundungan atau ‘bullying’ di setiap sekolah.

Kepala Dinas Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Hamim Tohari mengatakan, pihaknya siap untuk hal tersebut karena pentingnya menanggapi isu perundungan yang kini marak terjadi di beberapa sekolah.

Baca juga: Mila Ayu Dewata Sari Sebut Perundungan Bukan Becandaan: Jadi Keprihatinan Kita Semua

Jika diminta untuk merancang program Baninsa Masuk Sekolah sebagai sosialiasi tersebut, pihaknya menegaskan selalu siap kapan pun dibutuhkan.

“Pada dasarnya TNI AD siap jika diminta untuk membantu mengatasi persoalan,” kata Hamim saat dihubungi Warta Kota, baru-baru ini.

Berdasarkan informasi saat ini, perundungan terhadap anak kembali marak terjadi dewasa ini.

Sebagian besar kasus bullying terjadi melibatkan anak usia sekolah mulai dari tingkat SD, SMP, bahkan hingga SMA.

Baca juga: Cegah Perundungan, Dede Yusuf Sebut Guru BK Diganti Babinsa, ABKIN: Dia tak Paham Pendidikan

Contohnya kasus MRN (8) di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang dipukuli temannya sewaktu bermain PS.

Kemudian pelajar SMP di Cilacap berinisial FF yang luka parah akibat perundungan fisik teman-temannya.

Kasus lain siswi pindahan yang jadi korban pemerkosaan penjaga keamanan sekolah MI di kawasan Bekasi, ternyata pernah jadi korban bullying di sekolah sebelumnya.

Bully atau perundungan memang kerap menjadi anomali di tengah pergaulan anak belakangan ini. Perkembangan media sosial, justru seakan menyuburkan aksi bully itu sendiri.
Bully atau perundungan memang kerap menjadi anomali di tengah pergaulan anak belakangan ini. Perkembangan media sosial, justru seakan menyuburkan aksi bully itu sendiri. (Kolase Foto Instagram)

Hamim menuturkan pihaknya secara penuh mengembalikan keputusan kepada masyarakat, jika pihaknya dipercaya untuk membantu sosialiasi atau upaya mengatasi persoalan tersebut supaya tidak terulang.

“Yang lebih tepat menjawab pertanyaan itu justru masyarakat melalui wakil-wakilnya,” pungkasnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved