Berita Jakarta

Dewan Desak DKI Jakarta Bikin Blueprint Majukan Budaya Buntut Konflik Internal Betawi

Pimpinan DPRD DKI Jakarta mendesak pemerintah daerah untuk membuat blue print atau kerangka kerja terperinci soal pemajuan kebudayaan Betawi.

Istimewa
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Misan Samsuri saat rapat beberapa waktu lalu. Pimpinan DPRD DKI Jakarta mendesak pemerintah daerah untuk membuat blue print atau kerangka kerja terperinci soal pemajuan kebudayaan Betawi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pimpinan DPRD DKI Jakarta mendesak pemerintah daerah untuk membuat blue print atau kerangka kerja terperinci soal pemajuan kebudayaan Betawi.

Hal ini diyakini akan menghentikan konflik di internal Betawi yang terjadi antar organisasi masyarakat (ormas) Betawi.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Misan Samsuri yang juga tokoh Betawi mengatakan, akan terjadi perubahan fundamental secara sosial, ekonomi dan politik di tanah Betawi usai Ibu Kota Negara tidak lagi di Jakarta, tapi pindah ke Kalimantan Timur. 

Kata dia, rencana kepindahan Ibu Kota ini harus menjadi trigger bagi seluruh tokoh Betawi dan yang merasa bertanggungjawab terhadap nilai adat budaya Betawi.

“Menghentikan segala konflik kepentingan dengan dalih apapun dan mulai duduk bersama mendiskusikan serta merumuskan masa depan budaya dan masyarakat Betawi 20 tahun yang akan datang,” kata Misan pada Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Sejarah Jakarta: Duren Sawit Dari Lokasi Perjuangan Betawi Lawan Kompeni Hingga Pemukiman

Menurutnya, Jakarta telah memiliki Perda Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi.

Dalam perda tersebut, ada kewenangan yang cukup luas bagi Bamus Betawi sebagai satu-satunya organisasi mitra Pemprov DKI untuk mengaplikasikan berbagai konsep pelestarian dan pemajuan budaya Betawi di Jakarta.

“Sayang seribu sayang, alih-alih bekerja dan berbuat bagi budaya dan masyarakat Betawi, tapi yang terjadi justru konflik tiada henti internal Bamus Betawi. Tak kunjung hadir blue print yang memuat tentang rencana kerja terperinci sebagai landasan kerja dapat menjadi penanda keresahan dan tanggungjawab kebetawian,” ungkap politisi Demokrat ini.

Politisi Partai Demokrat itu mengaku belum melihat dan merasakan pondasi-pondasi bangunan pelestarian dan pemajuan budaya Betawi yang digodok Bersama antara bamus Betawi dengan Pemprov DKI.

Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait agar segera merumuskan masa depan dan budaya masyarakat Betawi.

Baca juga: Buru Pelaku Tawuran di Manggarai, Kapolres Jaksel Minta Warga Terbuka: Demi Mencegah Kemudaratan

Salah satunya bagaimana rumusan ormas-ormas Betawi yang ada di bawah naungan Bamus Betawi.

Misan melihat banyaknya bendera ormas Betawi di Bamus Betawi, merupakan salah satu alasan mengapa konflik rentan terjadi di Bamus Betawi.

Karena itu, harus ada satu kesatuan aturan yang disepakati untuk mensyaratkan aturan-aturan bagaimana ormas-ormas Betawi tersebut dapat diakui dan memiliki hak serta kewajiban terhadap Bamus Betawi.

Tidak hanya itu, Misan juga mengusulkan pembuatan basis data atau database tentang masyarakat dan tokoh Betawi untuk menjaga nasab dan silaturahmi sesama orang Betawi.

Termasuk penyiapan generasi muda Betawi sebagai estafet kepemimpinan Jakarta dimasa yang akan datang.

Baca juga: Gibran Masih Kader PDIP, KPU dan Gerindra Tegaskan Tidak Ada Syarat Cawapres Harus Anggota Partai

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved