Berita Jakarta
Cegah Kebencian dan Terorisme di Negeri Orang, Diaspora Penggerak Moderasi Agama Dideklarasikan
Para diaspora asal Indonesia mendeklarasikan Jaringan Diaspora Penggerak Moderasi Beragama (JDPMB) melalui virtual pada Selasa (17/10/2023) malam.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Para diaspora asal Indonesia mendeklarasikan Jaringan Diaspora Penggerak Moderasi Beragama (JDPMB) melalui virtual pada Selasa (17/10/2023) malam.
Deklarasi dilakukan untuk membendung benih-benih intoleransi global, dalam berkegiatan sehari-hari di negeri orang lain.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI Prof. Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, praktik keberagaman secara moderat merupakan isu yang sangat penting dan strategis.
Hal ini dalam rangka mencegah adanya kebencian atau cara pandang dengan sentimen negatif terhadap kelompok-kelompok pada keyakinan berbeda.
“Benih-benih intoleransi yang tumbuh dari kebencian tersebut berpotensi melahirkan perilaku-perilaku yang diskriminatif. Selanjutnya, sikap diskriminasi menjadi dasar bagi berkembangnya rasisme, seksisme, radikalisme, ekstremisme, dan pada tingkat tertentu terorisme,” kata Prof. Ahmad dalam sambutannya yang dikutip Rabu (18/10/2023).
Baca juga: Tekan Kasus Diabetes, Forum Warga Kota Jakarta Desak Pengenaan Cukai Minuman Berpemanis
Prof. Ahmad juga mengajak para mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk menjaga moderasi dalam beragama.
Tidak hanya untuk mencegah perkembangan terorisme di luar negeri tetapi juga nation branding bagi Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang terus menjunjung tinggi perdamaian.
Ajakan tersebut juga dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI, Prof. Muhammad Ali Ramdhani.
Dia mengajak teman-teman diaspora untuk membangun sikap-sikap yang menerima segala perbedaan karena hal itu merupakan sunnatullah.
“Tidak adanya toleransi dalam perbedaan akan menyebabkan segregasi (pemisahan) dalam bermasyarakat. Moderasi beragama bukanlah upaya pendangkalan agama, melainkan pendalaman agama,” ujar Prof. Ali.
Baca juga: Dipilih Megawati Jadi Cawapres Ganjar, Ini Profil Mahfud MD: Pernah Jadi Rektor & Menteri Gus Dur
“Semakin dalam pemahaman agama seseorang, semakin dalam pula toleransi terhadap perbedaan,” sambungnya.
Prof. Ali juga menyambut baik deklarasi JDPMB oleh para diaspora ini.
Deklarasi dipandu oleh mahasiswa dari King Saud University di Arab Saudi, Syaiful Hakki, sebagai koordinator JD-PMB dan diikuti para peserta diaspora dari berbagai negara.
Berikut teks deklarasi yang dibacakan Pertama, Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa. Kedua, Setia kepada Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Ketiga, Siap menguatkan toleransi untuk kerukunan umat beragama dengan menjaga citra indonesia di luar negeri.
Baca juga: OSO Pastikan Pemilihan Mahfud sebagai Bakal Cawapres Ganjar Tak Timbulkan Gejolak di Koalisi
| Pasar Pramuka Diduga Dikuasai Mafia Kios, Pedagang Keluhkan Sewa Mahal |
|
|---|
| Trotoar Disabilitas di Srengseng Jakbar Direvitalisasi, Penghijauan Hingga Cegah Diokupansi PKL |
|
|---|
| Pramono Segera Tuntaskan Permasalahan Lahan Sumber Waras dengan Pendampingan KPK |
|
|---|
| Kasus ISPA di Jakarta Alami Tren Kenaikan, Dinkes DKI Klaim Masih Terkendali |
|
|---|
| Pramono Tambah Rumah Sakit Tipe A, Kualitas Layanan Kesehatan di Jakarta Meningkat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.