Berita Jakarta

Jakarta Jadi Kota Global, Heru Budi Hartono Mulai Waswas: Dampaknya Bansos dan Stuntng Naik

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sedikit waswas menghadapi Jakarta yang akan menjadi koa global, karena ada sejumlah masalah di depan mata.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
WartaKota/Miftahul Munir
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan dampak Jakarta menjadi kota global adalah bansos dan kasus stunting meningkat, karena itu perlu diantisipasi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono tidak bisa menahan warga yang melakukan urbanisasi atau berpindah kependudukannya dari suatu daerah ke Jakarta.

Sebab, urbanisasi menjadi hak asasi setiap warga Indonesia untuk tinggal di daerah mana saja, termasuk Jakarta.

Baca juga: Transformasi Digital Perbankan Bantu untuk Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global

Hal ini lah yang dianggap Heru sebagai tantangan Pemprov DKI ketika nanti Jakarta menjadi kota global.

"Jika mereka (urbanisasi) tidak memiliki pekerjaan dan rumah yang layak, maka itu dampaknya nanti ke global city, dampaknya bantuan sosial (bansos) kita naik terus, tumbuh terus," tuturnya di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Selain dampak bansos yang naik, nantinya akan timbul masalah baru seperti stunting atau gizi buruk yang dialami oleh anak-anak.

Baca juga: Pengamat Ungkap Langkah yang Harus Dilakukan Jakarta Sambut Kota Global Pasca IKN Dipindah

Menurut Heru, hal ini karena di Jakarta ada sekitar 27.000 anak yang mengalami rawan gizi buruk.

"Kemaren saya baru dari Pekojan 1 di Jakbar, stuntingnya naik terus dari lima menjadi sembilan anak," ujarnya.

"Rawan gizi dari 20 ribu anak menjadi 27 ribu anak dan yang sudah diselesaikan sekitar 13 ribu," jelasnya.

Ilustrasi anak-anak mengalami stunting atau tubuh pendek.
Ilustrasi anak-anak mengalami stunting atau tubuh pendek. (The Telegraph)

Sebelumnya, Heru meminta kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayahnya untuk mempersiapkan diri ketika sudah tidak lagi jadi ibu kota.

Sebab Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tengah membahas perubahan nama DKI menjadi Daerah Khusus Jakarta, atau Daerah Khusus Ekonomi Jakarta.

"Nanti tergantung pembahasan di tingkat pusat DPR RI maupun Kemendagri," kata Heru.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved