Berita Tangsel

Ada Penderita Kusta Terabaikan, Emanuella Ridayati Gebrak Pemkot Tangsel untuk Bergerak

Berita menyedihkan datang dari Kota Tangsel. Di balik gemerlap pembangunan, ternyata ada warganya yang terpapar sakit kusta, tapi diabaikan.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Valentino Verry
kompas
Ilustrasi - Seorang penderita kusta megalami luka yang cukup berat. Di Kota Tangsel ada seorang penderita kusta, yang tak mendapat perhatian Pemkot Tangsel. Hal ini dapat sorotan politisi PSI. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGSEL - Politisi PSI yang menjadi Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Emanuella Ridayati, minta Pemkot Tangsel untuk segera bertindak, menyelamatkan warganya yang sakit kusta.

Seperti diketahui, ada warga Tangsel berusia lanjut yang sakit kusta, berinisial ES.

Baca juga: Diskriminasi dan Stigma Negatif Bisa Membuat Penyintas Kusta Alami Tekanan Psikologis

Hidupnya memprihatinkan, tak ada bantuan apa pun dari Pemkot Tangsel.

Untung ada relawan yang gigih mengurusnya, sehingga bisa menjalani hidup dengan kesedeharnaan.

Mendapat informasi seperti itu, Emaneulla Ridayati, meminta Pemkot Tangsel untuk segera membantu.

Rida mengatakan, dinas kesehatan harus rutin melakukan monitoring kesehatan warga Tangerang Selatan.

"Sebetulnya sudah ada program namanya Ngider Sehat, harusnya ada koordinasi di situ. Apalagi usia pasien ini kan sudah tua, butuh pelayanan lebih," ujarnya, Kamis (12/10/2023).

Kata Rida, puskesmas tempat pasien berobat seharusnya punya data, dan menjadikan pasien tersebut jadi atensi.

Baca juga: Gubernur Ganjar Pranowo Berharap Stigmatisasi dan Diskriminasi terhadap Penyintas Kusta Bisa Hilang

Tak hanya itu, ia juga mendorong agar dinas terkait bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan penyakit kusta, sehingga masyarakat bisa sadar dan tidak diskrimimasi.

Kemudian, Rida meminta agar petugas medis di Ngider Sehat bisa meningkatkan pengawasan di zona masing-masing.

"Layanan masyarakat harus ditingkatkan lagi, khususnya kepada masyarakat kecil. Jangan sampai ada kasus serupa lagi," katanya.

Rida sendiri mengaku prihatin dengan kisah yang dialami oleh ES (70) yang menderita kusta.

ES, selama ini dibantu oleh sukarelawan dalam menjalani hidup.

Politisi PSI Emanuella Ridayati minta Pemkot Tangsel cepat membantu warganya yang sakit kusta.
Politisi PSI Emanuella Ridayati minta Pemkot Tangsel cepat membantu warganya yang sakit kusta. (warta kota/rafsanjani)

Menurut Rida, semestinya negara lah yang hadir untuk memberikan pelayanan terbaik.

Sebelumnya, nasib pilu dirasakan oleh seorang lansia berinisial ES (70) di Kelurahan Jombang, Kota Tangerang Selatan.

Ia didiagnosa terkena penyakit kusta oleh dokter. Saat ini, penyakit kustanya masuk ke tingkat II.

Penyakit kusta itu pun menggoroti kesehatannya selain penyakit lain berupa diabetes.

Suyatmin, mantan rekan kerja dan juga sukarelawan, mengatakan, tadinya dia mengira ES terkena diabetes.

"Tahun 2021 saat berobat, diinfokan hanya penyakit diabetes. Beliau pun masih bisa kerja di salah satu cluster rumah di Pondok Betung," ucap Suyatmin (55) kepada Tribun Tangerang di kediaman ES, Kamis (12/10/2023).

Lambat laun, kesehatan ES menurun dan makin parah.

ES, warga Tangsel, sangat menyedihkan, menderita kusta, namun diabaikan pemerintah.
ES, warga Tangsel, sangat menyedihkan, menderita kusta, namun diabaikan pemerintah. (parapuan)

Ia pun sempat ditempatkan di salah satu ruangan di sekolah swasta, tempat ES dulunya bekerja.

Kemudian, Suyatmin beserta teman-temannya rela jadi sukarelawan.

Selanjutnya, dibantu komunitas Khatolik, ES dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Jakarta tahun 2022.

"Saat dibawa ke sana, diperoleh informasi resmi bahwa sakitnya kusta. Saat itu kami baru tahu bahwa selama ini beliau sakit kusta," ujarnya.

Saat didiagnosa terkena kusta, pergerakan relawan pun terbatasi.

Suyatmin menyebut, pihaknya masih awam soal sakit kusta, dan menganggapnya berbahaya karena bisa menular.

"Saat dirawat, beliau minta pulang, dan kembali ke sekolah. Saat itu kami diskusi dan bekerja sama dengan puskesmas mencarikan tempat tinggal," ucapnya.

Hanya saja, tak mudah mencari tempat tinggal dengan kondisi penyakit kusta.

Paradigma masyarakat ke penyakit tersebut membuat pihaknya kesulitan mencari tempat tinggal.

Meskipun telah minum obat kusta, namun untuk mendapat tempat tinggal layak, pihaknya mesti merahasiakan keadaan ES agar diterima tinggal di masyarakat.

"Kami juga pernah bawa ke rumah sakit khusus kusta. Waktu itu diterima, tapi tak bisa dirawat untuk waktu yang lama. Hanya beberapa hari dan diberi obat jalan," katanya.

Pihaknya juga tak bisa berharap dengan keluarga ES.

Suyatmin menyebut ES punya persoalan khusus dalam keluarga, sehingga tak bisa tinggal bersama keluarga.

Sebagai relawan, Suyatmin menyebut ia dan rekan-rekannya melangkah atas dasar kemanusiaan.

Namun, pihaknya berharap perhatian dari pemerintah setempat.

"Harapan kami tim kesehatan bisa datang ke tempat beliau dan memberikan bantuan kesehatan, mengecek juga sekala berkala," katanya.

Sementara itu, dari pantauan Tribun Tangerang di lapangan, tampak ES hanya bisa melangkah perlahan dari satu tempat ke tempat lainnya di kosannya yang berukuran kecil.

Wajahnya tampak sedih, bahkan air matanya menetes.

Dengan perlahan, ia berkata hanya bisa berdoa untuk bisa diberikan kesembuhan.

"Saya harus tetap kuat dan yakin bisa sembuh," ucap ES.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved